WALLPAPER COPLE

14 6 0
                                    


Pagi harinya Alden datang menjemput Dyana, kali ini dia tidak datang menggunakan kendaraan pribadi nya melainkan datang bersama Abang ojek. Di depan gerbang rumah Dyana, Alden menunggu sambil melihat senang ke arah gelang yang ada di pergelangan tangannya.
“Pagi sayang..” sapa Alden saat melihat Dyana keluar dari rumahnya.
“Astaga…!!! Ngapain sih bikin orang kaget” kesal Dyana.
Alden tidak menggubrisnya, dengan cepat Alden memegang tangan Dyana.
“Pegangan biar selamat” ucap Alden dengan senyum khasnya.
“Apaan sih panas…” kesal Dyana sambil menarik tangannya, dan berjalan mendahului Alden.
Alden yang melihat sikap sikap Dyana hanya tersenyum lalu berjalan menyamakan langkahnya.
Di perjalanan menuju halte bus, Alden tidak sengaja melihat ke arah pergelangan tangan Dyana.
“Gelang nya kok gak di pake?” protes Alden.
Dyana lalu mengambil tas nya dan memperlihatkan gantungan yang ada di resleting tas nya.
“Kalo gue pake ntar ke sita guru.”
Alden tersenyum lalu mengikuti Dyana untuk meletakkan gelang itu pada resleting tasnya.
“Nah disekolah kita begini aja, tapi ntar pas waktu kita dirumah gelang ini pindah ke tangan ya..” putus Alden sambil memperlihatkan resleting tasnya.
“Serah loe deh” ketus Dyana lalu berjalan meninggalkan Alden.
**
Sampai di sekolah Alden mengantar Dyana hingga ke bangkunya dan pastinya selamat tanpa luka segorespun.
Alden mengikuti Dyana dan berdiri di samping bangku Dyana, sementara Dyana hanya cuek lalu meletakkan tasnya di atas meja.
“Eh eh eh.. btw gantungan tas cople yak..??” tanya Desta yang tiba tiba datang lalu menghampiri Alden.
Melihat Dyana dan juga Alden yang hanya diam Desta kembali berkicau.
“Wasssyiikkkkk Traktir BOSS…!!” ucapnya Girang.
“Pergi Lo.. berisik banget sih” ujar Ratih yang baru saja datang lalu mendaratkan bokong nya tepat di kursi samping Dyana.
“Apaan sih Lo! Terserah gue lah, ya kan nanti traktir” ujar Desta meminta persetujuan Alden.
Alden yang mendengar Desta hanya merangkul bahu Desta.
“Aku ke kelas dulu ya… mau ngurusin anak kingkong” ujar Alden sambil menatap ke arah Desta yang kini berada di dalam rangkulannya.
“Iya.” Jawab Dyana Dengan muka datarnya.
Dengan cepat Alden menarik Desta untuk keluar dan memberikannya traktiran yang setimpal.
**
Jam istirahat saat ini Alden sudah berada di kelas Dyana, duduk tepat di depan Dyana sambil membawakan susu stroberi dan menatap wajah cantik Dyana yang saat ini sedang menyalin tugas.
“Minum dulu.” Tawar Alden sambil menancapkan sedotan.
“Makasih.” Ujar Dyana.
Alden yang melihat Dyana tak kunjung meminum susunya pun,turun tangan hendak menjulurkan susu tersebut ke mulut Dyana.
“Gue bisa sendiri.” Ketus Dyana
“Em em em,”gumam Alden sambil menggelengkan kepalanya.
“Diminum aja. Gue gak mau satu detik pun hilang trus kamu gak bisa nyalin tugas itu gara gara minum susu ini.”
“Lebay.” Ucap Dyana
“Gak papa minum ya sayang..” bujuk Alden. Dyana sontak melihat sekitar kelas, sepi dan hanya ada dua orang yang sedang duduk mengerjakan tugas di depannya.
Perlahan Dyana mulai menerima, dan dengan cepat menyedot susu yang ada di tangan Alden dengan cepat.
Alden tersenyum lalu meletakkan susu yang diminum Dyana ke mulutna dengan santai.
Dyana yang melihat Alden sontak merampas minuman itu.
“Kenapa?” tanya Alden bingung
“Loe ngapain minum bekas gue?”
“Kan punya pacar sendiri.” Jawab Alden enteng
“Kalo misalnya gue punya penyakit menular, trus loe ketularan gimana?”
“Iya gak papa, berarti kamu khawatir sama aku.” Ujar Alden enteng.
Dyana hanya memutar bola mata malas.
Alden langsung berjalan dan memilih duduk tepat di samping Dyana, lalu berbisik.
“Kenapa? Tau ya kalo itu ciuman secara gak langsung.”
Dyana yang mendengar itu sontak terkejut dan langsung menutup bukunya.
“Bercanda sayang.” Bisik Alden.
“Oh iya, btw wallpaper hp kamu apa??” tanya Alden penasaran, dengan lancang mengambil hp Dyana yang tergeletak di meja dan mencoba membuka kunci.
Dyana yang melihat itu langsung merampas kasar hpnya.
“Loe gak bisa jaga privasi orang?” Tanya Dyana dengan nada yang sangat datar dan mimik muka yang tidak bisa di artikan.
“Tapi aku kan cuman mau tau wallpaper hp kamu.”
“Emang boleh ngambil hp orang sembarangan??”Tanya Dyana lagi.
“Aku kan pacar kamu Dyana.”
“Trus kalo pacar kenapa?? Loe cuman orang gak berhak tau semua urusan pribadi gue” emosi Dyana sudah memuncak,namun masih bisa ia redam dengan tatapan dinginnya.
Alden yang mendengar itu sontak kaget dan menunduk.
“Aku cuman mau tau aja kok, aku mau pakai wallpaper cople sama kamu.” Ucap Alden lembut sambil menunduk.
“Gue disini, bukan dibawah.” Tegas Dyana.
“Asal loe tau aja gue gk suka loe kepoin, gue gak suka diatur dan gue gak suka privasi gue di ganggu.”
“Aku bukan orang Dyana, aku pacar kamu.!” Ujar Alden cukup keras.
Dyana yang mendengar itu sontak memberikan tatapan tidak suka.
“Ok kalo gitu mulai hari ini loe orang di hidup gue.” Tegas Dyana lantang.
Ratih yang baru datang mendengar percakapan Dyana dan Alden sontak mendekat.
“Dyn,”panggil Ratih
“Ini urusan gue Rat, mau apa lagi? Loe Uda jadi orang kan di hidup gue.” Ujar Dyana sambil menatap Alden yang semakin menunduk.
“Dyana aku gak bermaksud.” Ucap Alden lembut lalu mencoba memegang tangan Dyana.
Dyana tak menggubris membiarkan saja Alden memegang tangannya.
“Loe mau kenalan sama gue?" Tanya Dyana seolah olah Alden adalah orang baru.
“Dyana please..” bujuk Alden.
“Gue mau lanjut,loe kalo Uda gak ada urusan pergi aja” ujar Dyana.


It's Ok Not To Be OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang