"Adriyani.." panggilan lembut Engga yang saat ini sudah berada di bangku Dyana.
Dyana hanya diam tak menanggapi.
"Maafin aku.. maafin aku Uda ninggalin kamu, dan pergi tanpa kabar" ucap engga sambil mencoba memegang tangan Dyana.
Dyana yang merasakan hati nya berdesir membiarkan perlakuan Engga.
"Aku bahkan gak nyangka aku bisa bareng sama kamu lagi. Bahkan satu kelas. Itu adalah keinginan ku sejak SMP"
Dyana tak bergeming, masih dengan pikirannya sendiri."Adriyani.." panggil Engga lembut sambil mengusap lembut rambut Dyana yang tergerai indah.
Desta yang melihat respon Dyana hanya diam, cukup membuat dirinya khawatir dengan nasib sahabatnya, Alden.
Dengan cepat Desta menghubungi Alden untuk segera datang ke kelasnya dan melihat adegan Engga yang sudah menyentuh pacar sahabatnya.Alden yang saat ini sedang berada di kantin, dengan langkah besar langsung menemui pacarnya yang saat ini sudah di ganggu oleh jantan lain. Tidak bisa dibiarkan!!
Alden yang melihat perlakuan Engga yang begitu manis, sontak membuat emosinya meletup.
"Turunin tangan loe dari rambut pacar gue!!"teriak Alden dari pintu dan langsung membanting tangan Engga kasar.
Engga tersenyum.
"Ini pacar kamu?? Kok kamu selingkuh?" Tanya Engga pada Dyana yang saat ini masih mematung.Dyana bukan tidak perduli dengan pertengkaran di depannya, tapi saat ini pikirannya kacau.
"Loe jadi pacar dia berapa lama?" Tanya Engga songong.
Alden sontak mengambil tangan Dyana dan menggenggamnya.
"Gue emang orang baru di hati Dyana. Tapi seenggaknya gue gak ninggalin dia gitu aja tanpa ada penjelasan." Ujar Alden menekankan.Sontak Engga langsung memberikan Bogeman mentah pada pipi Alden.
"LOE KALO GAK TAU APA-APA, MENDING DIEM!!! GUE PUNYA ALASAN DAN INI MASALAH GUE SAMA ADRIYANI. DAN LOE GUE INGETIN,LOE CUMAN ORANG BARU YANG MENJAGA ADRIYANI DISAAT GUE GAK ADA."Sontak Dyana langsung bangkit dan memilih untuk membantu Alden yang saat ini sudah jatuh terduduk. Dengan darah yang sudah keluar dari sela bibirnya.
Dyana membantu Alden untuk berdiri, dan langsung berjalan dengan tatapan dinginnya ke arah Engga.Plllaakkkk
Suara tamparan keras dihadiahi Dyana pada Engga.
"Gue lebih suka loe pergi dari hidup gue." Setelah mengucapkan itu Dyana langsung membawa Alden menuju UKS, namun saat sudah di depan kelas, dengan cepat tangannya ditarik oleh Engga.
Alden yang melihat interaksi itu terdiam. Tidak mau mengejar, bahkan sekarang dirinya berjalan menuju ke ruang kelasnya.
**
Alden melangkah gontai menuju bangkunya.
"Al, Mabar kuy... Gue mau push rank." Ujar Gion.
Tak ada respon dari Alden membuat Gion langsung mengalihkan perhatiannya pada Alden.
"Wissss robek tuh bibir. Kenapa lagi? Loe di pukul Dyana? Gila sih tenaganya tuh cewek ckckck" ujar Gion sambil menggelengkan kepalanya, lalu kembali fokus pada hpnya.
"Bukan Dyana, tapi dari si Engga."
"Balas tabok lah. Kenapa loe gak balas?" Ucap Gion masih fokus pada gamenya.
"Ehgg... Kok bisa?!" Sambungnya mulai connect.
"Ya gitu." Alden menghembus nafas pelan, sembari melonggarkan ikatan dasinya.
"Lagian loe sih pacaran sama orang yang belum kelar sama masa lalunya. Sakit man sakit."
"Trus Sekarang pacar loe mana? Jangan bilang dia pergi sama Si Enggak"
"Hemm"
Gion menghembus nafasnya malas.
"Elo sih asal pacaran aja. Gak liat liat dulu masa lalunya kek apa.""Masa lalu buat gue ya udah lalu aja. Gak ada masa lalu yang kembali ke masa depan."
"Iye ngerti tapi kan posisinya nih cewek loe dulunya punya pacar. Loe gk niat nanya sih dari awal pdkt."
Alden pusing ia mengacak ngacak rambutnya.
"Ahhh tau lah pusing."
"Putus aja Uda." Celetuk Desta yang sekarang sudah masuk ke kelas Alden sambil memasukkan satu tangannya ke kantong celana.
"Enak aje lu." Serkah Alden
"Lagian pacar Lo no respon sih, gue kan jadi mencium aroma cinta lama belum kelar.""Gue bakal nunggu keputusan Dyana. Gue yakin kok dia gak bakal balik lagi sama si Enggak." Alden mulai menurunkan egonya dan mulai berpikir positif.
"Gue gak jamin sih, setelah apa yang gue liat di kelas tadi." Ujar Desta.
"Ussstttt loe mah, jangan patahin hati kenapa sih." Tegur Gion.
**Roof top sekolah.
"Lepasin gue." Dingin Dyana yang dengan sekuat tenaga melepaskan cengkraman tangan Engga.
"Bilang sama aku kalo itu cuman pacar bohongan!!" Engga mulai tersulut emosi.
"Dia beneran." Dingin Dyana.Mendengar itu Alden langsung mengikis jarak dengan Dyana, sehingga membuat Dyana membentur tembok. Dengan cepat Alden mengunci pergerakan Dyana.
Mata Engga yang teduh, mengingatkan beberapa kenangan manis yang sempat mereka lewati. Tatapan yang sudah dua tahun sangat ia rindukan.
"Bilang sama aku, kalo dia bukan siapa siapa kamu Adriyana?"
"Alden pacar aku."
"AKU PACAR KAMU, BUKAN COWOK CULUN ITU!!" Engga emosi dan langsung memukul tembok tepat di samping wajah Dyana.
Dyana terlonjak kaget, jika sudah seperti ini ia harus bagaimana. Engga bukan tipe pemarah seperti ini, namun biasanya jika sudah marah Dyana hanya bisa membujuknya dengan pelukan hangat. Namun dengan posisi dia seperti ini, membuatnya bingung.
"Maaf." Ucap Dyana pelan, lalu hendak melepaskan diri dari himpitan tubuh Engga, tanpa di sangka pergerakan Engga sangat cepat. Sehingga saat ini Dyana sudah berada dalam pelukan Engga. Back hug yang membuat darah Dyana mengalir dengan cepat."Kamu ngerasain jantung aku?" Ucap Engga masih dalam posisi back hug. Dyana pun merasakan debaran jantung Engga pada punggungnya.
"Putusin dia, dan jadilah milik gue seutuhnya."ENGGA NEKAT YA GUYS,, KALO MISAL KALIAN PUNYA COWOK KAYAK ENGGA GIMANA??
KALIAN TEAM DYANA ALDEN ATAU DYANA ENGGA ATAU ENGGA ALDEN WKWKWKW
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Ok Not To Be Ok
Teen FictionDyana adalah siswi pindahan yang memiliki sikap dingin dan tergolong datar. Berbanding terbalik dengan sikap Alden yang ramah dan hangat.