satu🌵

47 2 1
                                    

"keluar lo anjir." Gadis berkuncir kuda dengan jaket kulit berwarna hitam ini mengobrak abrik markas meilan. Tanpa ada rasa takut ia menghancurkan segala perabotan di markas itu. Hanya sedikit sih namun mampu membuat markas lawan terlihat seperti kapal pecah.

"Dasar pengecut!!!." Lanjutnya lagi lalu berlalu pergi.

🌻🌻🌻

Deruan motor bewarna merah itu berhenti dan terparkir di sebuah bangunan dengan dominasi cat berwarna abu pastel. Rambutnya yang tak terikat berterbangan kala ia melepas helm fullface yang ia

kamu yang urakan. Gak bisa di atur. Sedangkan kamu apa? Gak ada yang bisa di banggain." Tambah Ressa lagi.


"Mama udah bilang sama kamu Alin, tinggalkan Geng gak jelas kamu itu. Itu hanya akan memberi efek buruk pada kamu." Kini Arumi ikut berbicara. Alin semakin bergetar hebat. Ia tidak suka di pojokkan seperti ini. Ia melirik Alenia yang sedang duduk termenung di sebelahnya.

Alin memungut sepatunya yang sempat ia jatuhkan. Ia berlari dengan menahan air matanya agar tidak menetes di depan mereka. Alin memakai sepatu yang sedari ia tenteng. Air matanya sudah tidak bisa lagi ia tahan. Ia menghapus kasar aur matanya dengan punggung tangan.

Ia berjalan menuju parkiran. Ia menarik sebuah kain yang menutupi motornya. Kawasaki ninja berwarna merah yang terpampang di hadapannya. Ia meraih helm fullface yang bertengger di tangki motor tersebut.

Deruan motor menggema di seluruh sudut garasi. Kurang dari 5 menit motor Alin sudah berbaur dengan pengguna jalan lainnya. SMA Rajawali Utama, adalah tujuan utamanya. Sekitar 25 menit di jalanan akhirnya ia sudah tiba di parkiran Rajawali Utama. Parkiran itu nampak masih sepi. Memang Alin berangkat lebih pagi untuk menyontek tugas pada intan yang belum ia kerjakan.

"Woy Alien." Sapa seorang perempuan dengan menenteng jaket di lengannya sambil berjalan kearah Alin. Alin hanya merotasikan matanya jengah kala mendengar panggilan aneh yang dilayangkan sahabatnya itu padanya.

"Alien Alien. Nama gue Alin tan. Gue gorok juga leher lo ntar." Gerutu Alin pada sahabatnya itu. Brilliant Intania. Perempuan bermata hazel dengan rambut sebahu yang sudah menjadi sahabat Alin sejak zaman SMP.

"Ehehehe. Gue nyamannya manggil lo Alien gimana?."

"Mau gue gorok ha leher lo?." Ucap Alin dengan tatapan tajamnya dan berhasil membuat Intan bergidik ngeri.

"Ampun mbak psikopat. Nih tugas yang lo minta." Lanjut Intan dengan menempelkan buku tugasnya di muka Alin.

"Ish ntar kalo muka gue yang cantik dan gemesin ini ancur gimana intaaan."

"Berisik. Lo mau gue bantai?." Jawab Intan sambil berlalu pergi tanpa menghiraukan Alin yang sudah menghentak hentakkan kakinya di belakang motornya.

🌻🌻🌻

______________________________________

BARISAN ALINEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang