Sepuluh🌵

8 2 0
                                        

🌻🌻🌻

Bel istirahat telah berbunyi sekitar 2 menit yang lalu. Alinea pun sudah nangkring di kantin 5 menit sebelum bel istirahat berbunyi.

Sorot mata tajamnya menghunus segala penjuru kantin. Pintu kantin tak luput dari pandangannya. Mencari obyek yang sedari tadi ia nanti.

"Dia mana sih ckk. Keburu beruban gue disini." Gerutunya sambil menggebrak meja pelan.

"Ya lo sabarlah anjing."

Derap langkah kaki dari luar kantin mengalihkan pandangan Alinea yang sedari tadi menatap kosong kedepan. Dengan tangan yang setia menopang dagunya, pandangan Alinea mengintai pintu kantin dengan setianya.

Tap
Tap
Tap.

Suara derap langkah kaki itu semakin dekat. Alinea tercengang saat melihat objek yang berjalan di depannya. Bukan hanya Alinea namun seluruh siswa di kantin. Aura gelap mulai menyelimuti kantin kala kelima siswa baru itu memasukinya. Dipimpin oleh Sandy dan keempat lainnya di belakang. Sorot tajam bak elang dan damage yang membuat siapa saja yang melihatnya akan tertegun saat melihat auranya.

"Whatttt???. K-kookk??." Kalimat Alinea terjeda. Alinea menelan salivanya.

"Mereka anak baru ya?." Tanya Intan polos.

Alinea menggeleng, lalu mengangkat bahunya acuh. Berpura pura tidak tahu. Ini bukan rencananya. Atau bukan dari perintahnya. Bahkan ia tidak tahu maksud dari perpindahan teman temannya ke SMA Rajawali utama.

"Sandyy lo ganteng bangeettt."

"Itu anggota inti ARCHANGEL kan?."

"Gilaa demi apa sekolah kita ada anggota inti ARCHANGEL."

"Zaki ganteng banget kalo di kenyataan. Lebih ganteng dari pada di foto."

"Demi apa ituu- ituuu ARCHANGEL kan?."

"Damagenya masya allah. Bikin gue terpanaaa."

Suara riuh penghuni kantin mulai memekikkan telinga. Seakan terhipnotis dengan ketampanan serta damage yang keluar dari kelima orang yang berjalan ke arah Alinea itu.

Alinea memicingkan matanya. Mengode agar tidak merusak reputasi di sekolah barunya. Seakan tau dengan kode etik yang di berikan Alinea. Sandy bergerak mundur dan berbalik arah menuju kang Arman penjual mie ayam.

"Gilaa tampan benerrr." Intan terus mengintai pergerakan Sandy dengan mata berbinar.

"Sadar goblok. Udah yuk balik ke kelas. Ngantuk mo tidur." Alinea menarik tangan Intan dan bergegas keluar kantin.

Langkah kakinya memburu. Berjalan secepat kilat hingga orang yang ia seret terseok seok mensejajarkan langkah kakinya.

"Pelan pelan bangsat. Kaki gue pendek."

"Emang lo pendek hahaha."

Brakkk. Tanpa Alinea sadari ia telah menabrak seseorang yang sedang membawa tumpukan buku paket di tangannya. Alinea membantu memungut buku paket yang tercecer karena ulahnya. Sedangkan Intan?. Ia bahkan sudah berlari sebelum Alinea menyadarinya.

"Sorry." Alinea menyodorkan tumpukan buku paket yang ia kumpulkan pada seseorang yang ia tabrak dengan pandangan menunduk. Seseorang itu tengah merapikan kertas ulangan yang juga tercecer karena kecelakaan maut di ujung koridor sekolah tersebut.

"Lo punya mata gak sih?." 

"Su-suara ituu?." Lirihnya dalam hati. Alinea mendongak melihat betapa indahnya ciptaan tuhan. Detik berikutnya ia dibuat tercengang saat menyadari bahwa itu adalah Barisan.

BARISAN ALINEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang