🌻🌻🌻
"Hay cantik sendirian aja nih?." Alinea mendongak menatap orang yang tengah berhenti di depannya. Orang itu membuka helm full facenya dan melempar senyum yang bisa membuat siapa saja meleleh kala melihatnya.
Alinea girang. Berhambur memeluk Rendy dengan pelukan hangat. Begitupun Rendy yang membalas pelukan itu dengan erat.
"Temenin gue ya babang ojol." Ledek Alinea dengan raut muka sengaja di melas melaskan. Rendy mengusap muka Alinea pelan. Detik kemudian terdengar tawa renyah dari Rendy.
"Sesuai aplikasi ya neng hahaha."
"Asiyaapp bangg buruuaannn."
"Lets goo."
Motor Rendy telah bergabung dengan kendaraan yang lain. Persekian menit mereka telah sampai di sebuah hotel di kawasan jakarta selatan. Alinea membuka helmnya. Lalu mulai membenarkan tata letak rambutnya.
Alinea berjalan mendahului rendy yang mengekorinya dari belakang. Alinea tercengang kala melihat dekorasi ulang tahun yang begitu megah serta tamu undangan yang sangat banyak dan pesta yang begitu mewah. Ini adalah pesta ulang tahun impiannya. Dan impian yang belum terwujud hingga 16 tahun usianya.
Alinea berjalan anggun dengan sepatu berhak 5 senti yang ia gunakan. Wajahnya tersenyum tanpa henti hatinya girang membayangkan kalau sweet seventeennya nanti akan di buatkan pesta seperti ini.
"Alinn." Alinea mencari sumber suara. Terlihat Ressa sedang memanggilnya dengan melambaikan tangannya. Alin berjalan mendekat ke arah Ressa , Alen dan Arumi.
"Happy sweet seventeen len." Ucap Alinea sambil menyodorkan sebuah kado yang telah ia siapkan beberapa jam yang lalu.
Alinea terpaku menatap Alenia dari atas hingga bawah. Begitu cantik. Wanita yang bisa di katakan sempurna. Rasa irinya kembali bergejolak kala alenia berjabat tangan dengan seorang ibu ibu teman dari mamanya.
"Happy birthday cantik. Makin cantik aja deh." Ucap wanita itu sambil mencolek lengannya.
"Eh jengg. Kapan datengnya." Sapa Arumi sambil bercipika cipiki dengan wanita yang bernama Selina itu.
"Baru aja. Pestanya bagus banget jeng. Wajar sih buat anak satu satunya. Kalau saya pasti juga bikinin kayak gini."
Alinea terdiam mendengar penuturan Selina. Hatinya bergemuruh menahan sakit. 13 tahun ia menderita di keluarga Ressa. Hatinya bergejolak. Meminta jawaban akan pertanyaan yang ia buat sendiri. "Siapa yang anak pungut? Gue apa dia?." Bisiknya dalam hati sambil menatap Alenia yang tengah bercengkrama dengan teman temannya.
"Ehh jeng ini siapa kok mirip banget sama kamu." Tanya Selina kembali sambil memegang bahu Alinea. Alinea hanya mampu tersenyum ke arah Selina.
"Oh diaa. Dia anaknya adek aku. Emang cantik. Dan mirip sama aku. Kan adek aku mirip banget sama aku."
"Ohh ponakan. Keponakan tapi udah kayak anak kandung sangking miripnya."
"Ya enggak lah jeng. Aku udah punya Alen yang sempurna."
Hati Alinea seakan di tusuk belati. Begitu sakit mendengar ibu kandungnya mengatakan bahwa ia adalah keponakannya, dan mengakui saudara angkatnya sebagai anak kandungnya.
Pelupuk mata alinea kembali memanas. Rendy yang seakan tau kondisi tidak memungkingkan untuk mental Alinea, segera mengajaknya pergi dari hotel tersebut.
Sesampainya di parkiran. Pipi Alinea sudah basah karena air mata yang tak mau berhenti dari pelupuk matanya. Inilah Alinea yang sebenernya. Alenia yang rapuh, cengeng dan sangat merindukan kasih sayang.
"It's okay Alin. Gue ada di sini. Buat lo. Gue gak bakal ninggalin lo. Gue akan selalu jagain lo." Ucap Rendy menenangkan sembari mengusap air mata Alinea.
Rendy melepas jas yang ia kenakan. Lalu menyampirkan ke bahu Alinea yang terbuka. Alinea hanya diam tak menanggapi apa apa.
"Pake. Banyak orang haus sama leher dan bahu lo."
"Hmm." Alinea berdehem dan menganggukkan kepalanya sembari mengenakan jas yang Rendy sampirkan di bahunya.
Aroma mint menguar saat ia memakai jas itu. Parfum yang membuatnya semakin merindukan seseorang yang dulu pernah menghiasi hari harinya.
"Parfum lo masih sama." Lirih Alinea namun masih terdengar jelas. Rendy mengangguk dan melajukan motornya keluar dari area hotel.
Setelah hampir 30 menit di perjalanan, Motor Rendy berhenti di depan sebuah alfamidi. Rendy turun dari motornya dan melepas helm full face nya. Menampilkan wajah tampan dan tatapan teduh ke arah Alinea.
"Udah yuk turun. Mau apa? Ice cream?. Yogurt?. Cemilan?. Permen?." Goda Rendy sambil membungkuk mensejajarkan pandangannya dengan Alinea.
Alinea menggeleng. Menatap mata Rendy dengan seksama. Mencoba mentransfer rasa perih di hatinya lewat kontak mata.
"Mau ke markas."
"Yaudah gass."
🌻🌻🌻
Sinar mentari telah bersinar terang. Kicau burung terdengar merdu. Langit cerah untuk mengawali hari yang indah. Alinea sudah bersiap di depan meja rias. Dasipun sudah terikat di leher jenjangnya. Polesan make up natural menambah aura seseorang yang senang di panggil Queen alin ini.
"Cakep bener dah gue." Monolognya sambil berputar melihat penampilan dirinya di cermin.
"Gue yakin pak jokowi pasti bangga punya rakyat kayak gue." Lanjutnya sembari memoleskan lipgloss di bibirnya.
Alinea berjalan keluar kamarnya dengan menenteng sepatu Conversenya. Sering kali ia juga mengintip notifikasi yang berkicau sedari pagi di sosial medianya. Ucapan ulang tahun terlihat beruntun kala ia melihat notifikasi di benda gepeng yang ia pegang. Mulai dari instagram, telegram, whatsapp, facebook bahkan sampai sms dari operator.
Alinea berjalan riang di halaman rumahnya. Tak peduli dengan keluarganya apakah ingat atau tidak. Karena ia sudah yakin ia hanya di anak tirikan oleh kedua orang tua kandungnya. Selalu Alenia yang mendapat semua. Alin? Hanya mendapat ampasnya saja.
"Neng geulis abang anterin yok?." Sebuah motor berhenti tepat saat ia akan menyebrangi jalan menuju halte bus di dekat rumahnya.
"Beda arah tolol."
"Gapapa buat orang spesial mah hayuk aja lah."
Tanpa basa basi lagi Alin naik ke atas jok motor Rendy. Rendi menatap Alinea dari kaca spion. Menyadari ada yang mengganjal, Rendi membuka jaket hitam berlogo tengkorak bersayap di bagian punggungnya.
"Buat nutupin paha lo. Pagi pagi banyak yang laper." Titahnya.
Alinea menuruti kata Rendy. Rendy sudah seperti kakak kandungnya semenjak Farel tiada. Ia seperti menggantikan posisi Farel yang sudah pergi meninggalkan Alinea dan juga alam semesta untuk selamanya.
🌻🌻🌻
_________________________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
BARISAN ALINEA
Novela Juvenil‼️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA‼️ ‼️WAJIB TINGGALIN JEJAK SESUDAH BACA‼️ "ini masalah ati ya harus di perjuangin dong." Ujar Alin sambil mengunyah ciloknya. "Lo yakin masih mau ngejar Es kutub kayak Barisan?." Tanya Intan meyakinkan. Alinea mengangguk s...