Jam pertama di kelas sangat sangat membosankan karena diisi dengan mata pelajaran sejarah dengan guru yang semacam mendongeng kala menjelaskan materi. Alin sudah tertidur pulas di bangkunya. Bukan hanya Alin bahkan hampir seluruh kelas sudah ingin bermigrasi ke ruang mimpi sangking mengantuknya.
"Alinea Paragrafi." Teriak pak Mansur dari depan meja guru. Alin yang sedari tadi tidur sontak terbangun dan mengucek matanya yang sedikit buram.
"Coba jelaskan alasan mengapa jepang dan hindia memerintahkan warga indonesia untuk kerja rodi?."
Alin terdiam. Mencoba mencerna apa yang yang di tanyakan guru mata pelajaran sejarah kepadanya. Ide cemerlang muncul di otaknya.
"Emmmmm. karena kalau sistem kerja roda bukan di mata pelajaran bapak pak. Tapi di mata pelajaran bu Tini." Bu Tini adalah guru mata pelajaran Fisika yang mengajar di SMA Rajawali Utama. Jawaban Alin sontak mendapat gelak tawa dari teman sekelasnya. Pak Mansur hanya menggeleng gelengkan kepalanya tak habis fikir dengan salah satu muridnya ini. Untung saja guru sejarah ini cukup sabar. Jika tidak, mungkin Alin sudah di jadikan pakan ternaknya.
"Haduuu haduuu kamu tidur ya dari tadi?." Tanya Mansur pada Alin yang masih mengucek matanya.
"Eng-enggak kok pak cuma jalan jalan di alam mimpi aja tadi bentar." Jawaban Alin lagi lagi mendapat gelengan dari Mansur. Ia tak habis fikir dengan kelakuan Alin yang di luar batas wajar.
"Yaudah kamu cuci muka dulu sana gih, biar gak ngantuk. Ini juga berlaku untuk yang lainnya. Karena habis ini bapak mau mengadakan ulangan harian tentang bab ini." Perintah Mansur tak bisa di ganggu gugat.
Alin keluar dari kelas untuk mencuci muka di toilet. Namun langkahnya terhenti kala ia melihat kelas lain sedang bermain basket di lapangan. Ia melipat tangannya di tiang balkon di depannya. Pandangannya tertuju di satu orang yang sedang mendribble bola basket dan meluncurkannya mulus dengan gerakan lay up.
"Heh lo ngapain?." Tanya Intan yang tiba tiba datang entah dari mana dan membuat Alin terkejut akibat ulahnya yang tiba tiba menepuk sebelah pundaknya.
"Gak ada. Eh tan tu anak siapa sih?." Tanya Alin dengan menunjuk seseorang dengan dagunya.
"Yang mane?."
"Itu tu yang ngedribble bola."
"Ohh dia. Dia ketua osis Rajawali Utama. Namanya Barisan. Kenapa?." Tanya intan menyelidik.
"Ganteng ya. Mana cool lagi."
"Woyyy kak Barisan temen gue suka sama lo." Teriak intan dari arah balkon lantai 2 ke arah lapangan, dan sontak menjadi pusat perhatian kelas 12 Bahasa tiga yang kini sedang berolah raga tersebut.
Bener bener definisi temen laknat dan not have akhlak, pikir Alin. Tangannya merogoh ke sakunya dan mengambil 1 lembar uang 50 ribu dan menutupi mukanya yang sudah terlampau malu punya teman seperti Intan.
Alin berjalan mundur dengan muka tertutup uang menuju kelasnya yang berjarak kurang dari 5 meter dari tempat kejadian. Di lain tempat Barisan tetap fokus mendribble bola walaupun yang lainnya sudah bersorak ria akibat ulah Intan dari lantai 2.
🌻🌻🌻
"Lo tau anak baru itu gak sih?." Celoteh Fajar dengan membawa segelas jus jeruk sambil duduk di kursi kantin.
"Yang mane?. Anak baru banyak kali." Jawab Angga sambil melahap mie ayam yang sudah hampir dingin karena ia sibuk bermain game cacing di ponselnya.
"Lo inget cewe yang tadi pagi nutupin mukanya pake uang kagak sih ha?."
"Kagak liat gue kagak liat." Angga tetap fokus dengan mie ayamnya dan juga game cacing di ponselnya.
"Wahh lo sih. Lo beneran gak minat bos?." Tanya Fajar memastikan. Namun Barisan hanya mengangkat sebelah alisnya lalu melanjutkan acara makan nasi gorengnya dengan lahab.
Tak lama seorang perempuan dengan penampilan ala kadarnya menghampirinya. Gadis cantik dengan rambut berwarna dan juga baju yang tidak di masukkan serta jangan lupakan lengan yang di linting dan Headband yang melekat pada lehernya.
Alinea paragrafi. Siapa lagi kalau bukan dia. Alin menghampiri Barisan dengan sebuah coklat yang dia todongkan di muka Barisan. Dan sontak membuat Barisan kaget akibat ulah Alin.
"Boleh kenalan gak?. Gue alinea. Anak baru di Ratama. Gue anak kelas 11 bahasa 1." Cerocosnya panjang lebar sambil tangan yang masih menodong kearah Barisan.
"Atuhh boss di terima dong coklatnya."
"Neng cantip sama A'a aja sini."
"Yee si Barisan. Anak orang di biarin aja nodong pake coklat."
Teman teman Barisan ikut menyeruakkan hawa panas di suasana kantin. Tanpa mendengar celotehan Alin, Barisan beranjak dari duduknya dan meninggalkan TKP tanpa sepenggal kata apapun.
Alinea yang melihat itu sangat geram. Bahkan coklatnya masih belum Barisan terima. Namun di hatinya masih terdapat semangat yang sangat membara untuk menaklukkan cowok itu. Cowok mana sih yang gak tertarik sama Alinea. Palingan butuh seminggu lagi. Pikirnya.
Bel pulang sudah menggema sedari tadi, namun kelas 11 bahasa 1 belum juga bubar, bahkan seorang guru masih menjelaskan dengan seksama di depan papan tulis.
"Ibu warni yang terhormat. Yang baik hati dan sangat sayang pada kami. Saya mau melaporkan sesuatu pada ibu , bahwa jam di atas kepala ibu sudah lewat dari jam pulang." Alin dengan beraninya berdiri dengan percaya diri dan juga melantangkan suaranya walaupun guru yang kini tengah mengajar terkenal killer.
"Oke baiklah pelajaran hari ini cukup samapi disini. Dan jangan lupa kerjakan tugas halaman 63 sampai 65 besok pas jam istirahat pertama wajib di kumpulkan di meja ibu. Sekian anak anak hati hati di jalan." Ucap bu warni dan sontak membuat seluruh warga kelas berbinar dan menatap Alin penuh terimakasih.
🌻🌻🌻
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
BARISAN ALINEA
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA‼️ ‼️WAJIB TINGGALIN JEJAK SESUDAH BACA‼️ "ini masalah ati ya harus di perjuangin dong." Ujar Alin sambil mengunyah ciloknya. "Lo yakin masih mau ngejar Es kutub kayak Barisan?." Tanya Intan meyakinkan. Alinea mengangguk s...