🌻🌻🌻
Anggota ARCHANGEL sedang berdiskusi mengenai balap liar yang akan di adakan malam ini. Alinea menatap layar ponselnya dan membaca pamflet online yang ada di ponselnya.
"Lin lo turun kan malam ini?." Tanya Arfan
"Berat badan gue yang turun."
"Seriusan dongoo."
"Mau turun pake apaan? Skuter ? Sketboard haa?." Jawab Alinea tak santai. Hatinya sedang kacau tanpa sebab. Dan hanya Rendy yang bisa menenangkan hati perempuan itu.
"Ngegelinding."
"Gue ga punya motor. Kesini aja jalan kaki." Lirihnya.
"Kata siapa lo ga punya motor?." Tanya Sigit. Kemudian menarik lengan Alinea ke garasi ARCHANGEL.
Alinea mengekori Sigit bak anak ayam mengekori induknya. Tangannya mencengkeram erat baju bagian belakang Sigit. Suasana gelap mencekam semakin membuat Alinea memikirkan hal yang membuat dirinya merinding.
Sigit berhenti. Tepat di depan sebuah motor yang tertutup kain berwarna putih.
"Buka." Titah Sigit.
Alinea menarik kain tersebut dengan satu tarikan. Satu motor sport kawasaki berdominasi warna merah dengan plat B 2411 NEA membuatnya menautkan Alisnya menatap Sigit.
"Ini hadiah dari gue." Ucap Sigit sembari tersenyum. Sedangkan Alinea masih terdiam dengan muka cengo-nya.
5 detik selanjutnya Alinea mulai sadar dan memeluk Sigit erat.
"Thanks."
"Gue tau motor ini berharga banget buat lo Lin. Happy birthday to you queen."
Alinea tersenyum. Menatap Sigit penuh arti. dan mendapat balasan acakan puncak kepalanya oleh sigit.
Di tempat lain. Tepatnya di cafe Brawijaya. Barisan dan teman temannya sedang asyik menyantap croffle yang ia pesan untuk teman diskusi kelompoknya.
Angga menatap heran manusia di sampingnya. Axelio Refano Arsena. Lelaki yang terkenal play boy tapi bucinnya sama satu orang. Laras Adinda. Siswa kelas 10 MIPA 4 Rajawali utama.
"Xel lo kenapa dah kusut gitu."
"Gue di ghosting sama si laras. gue ngerasa gue cuma jadi badut ke dia." Lirihnya sambil memelas melaskan raut wajahnya.
"Ada apa gerangan siihhh kawaaann??? Bawa santai aja bodyy." Ucap Angga menirukan nada di tiktok.
"Semua cewe lo angkut, kok ngakunya badut?.Alaaa siaaa boyy boyyy." Lanjut Fajar dengan tawa renyah.
Axel menatap garang Fajar dan melempar kotak pensil milik Angga dan sukses mendarat di mukanya.
Barisan hanya geleng geleng kepala saat jiwa tiktok teman temannya bergejolak.
Tringgggg.
Ringtone hp Barisan membuat pandangan Barisan teralihkan. Ia menekan sebuah room chat dari seseorang bernama kontak Laskar.
Laskar.
Kita jalanin misi malam ini.
Barisan menutup ponselnya. Dan mulai mengemasi barang barangnya yang di atas meja.
"Gue balik dulu, ada urusan mendadak." Pamit Barisan yang tergesa.
Barisan mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata rata. Penampilan barisan juga telah berubah menjadi penampilan layaknya seseorang yang misterius. Jaket kulit hitam dengan buff dan topi hitam yang ia kenakan.
Barisan berhenti di sebuah jalan Merdeka nomor 17. Matanya meliar mencari keberadaan seseorang.
Tap
Tap
TapSuara langkah kaki yang beradu dengan aspal terdengar dari kejauhan. Semakin lama semakin keras dan terdengar mendekat.
Barisan membenarkan letak topinya. Menutup kaca mobilnya dan keluar dari mobil BMW berwarna hitam itu.
Sorot mata tajam bak elang, meliar ke seluruh penjuru jalanan. Pandangan itu terhenti di satu titik dimana seorang perempuan sedang memakai helm full face di kepalanya.
"Tiga dua satu." Ucap pemberi aba aba dengan menurunkan sebuah kain pertanda balap liar itu telah di mulai.
Barisan menatap kepergian seorang perempuan tadi hingga di tikungan jalan. Menit selanjutnya ia mengejarnya dengan mobilnya sendiri.
"Gue gak tau siapa lo. Tapi maafin gue." Ucapnya sembari menambah kecepatan mobil yang ia bawa.
Bruaakkkkkkkk.
Bukan, bukan Barisan yang menabrak. Tetapi sebuah motor yang menabrak truck yang tiba tiba berhenti mendadak di depannya.
Barisan melihatnya jelas. Kecelakaan itu tepat di depan matanya.
Barisan memundurkan mobilnya kala menyadari ada percikan api yang keluar dari motor tersebut.
"Elaanggggg." Teriak seseorang yang suaranya sangat familiar baginya.
Perempuan tadi. Perempuan yang akan Barisan tabrak, berlari dan bersusah payah menyelamatkan korban kecelakaan tersebut.
Barisan menatap pergerakan seseorang yang tengah menyeret korban kecelakaan itu dengan di bantu sang supir truck.
persekian detik motor tersebut sudah di lalap si jago merah. Beruntungnya truk yang di tabrak sudah di pindahkan dan di pinggirkan oleh sang supir. Sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah lagi.
🌻🌻🌻
"Elangggg, Elang bangunn." Ucap Alinea sambil membantu mendorong brankar lelaki yang ia panggil dengan sebutan Elang itu.
"Mohon maaf pasien akan di tangani, dan keluarga harap di tunggu di luar." Ucap Suster sambil menutup pintu ruang UGD.
Mata Alinea memicing kala menyadari ada seorang misterius yang sedang mengintainya.
"Lo kabarin XENDEROZ kalo Elang masuk rumah sakit."
"Lo mau kemana Lin?."
"Bentaran." Ucapnya yang sudah mulai menjauh.
Alinea mengejar pria bertopi itu. Namun sayang, ia menghilang di ujung koridor. Ada dua jalan yang memecah koridor tersebut yang menjadikan Alinea lebih sulit menemukan kemana larinya pria bertopi itu.
"Kok kaya Barisan ya." Monolognya sambil menarik kain scraf yang ia jadikan masker.
Alin berjalan gontai sepanjang koridor rumah sakit. Ia berjalan menunduk sambil melihat benda gepeng yang ia pegang. Jari jemarinya berselancar di akun instagramnya. Sesekali ia mengetuk 2 kali postingan postingan yang menurutnya menarik.
Alinea terus berjalan dengan pandangan menunduk menatap layar ponsel. Hingga tak menyadari ia hampir menabrak tembok jikalau saja tidak ada yang menarik lengannya.
"kalo jalan pake mata."
"K-kak Barbar?." Tanyanya cengo. Namun pria itu sudah berlalu dari hadapan Alinea.
Alin menatap kepergian Barisan dengan tatapan cengo. Menatapnya hingga menghilang dari pandangannya.
"Kok dia disini ya?. Apa jangan jangan..." Ucap Alinea sengaja di gantung. Kemudian berlari menuju ruangan Elang.
🌻🌻🌻
_________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
BARISAN ALINEA
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA‼️ ‼️WAJIB TINGGALIN JEJAK SESUDAH BACA‼️ "ini masalah ati ya harus di perjuangin dong." Ujar Alin sambil mengunyah ciloknya. "Lo yakin masih mau ngejar Es kutub kayak Barisan?." Tanya Intan meyakinkan. Alinea mengangguk s...