Delapan🌵

10 2 0
                                    

🌻🌻🌻

Bugh.
Bugh.
Bugh.

Pukulan demi pukulan Alinea layangkan untuk 7 orang personil MEILAN yang sengaja mengeroyoknya saat ia ingin ke Alfamidi. Namun berapapun pukulan yang Alin layangkan tak cukup kuat untuk menumbangkan semua lawan. Badannya lemas, karena sedari siang belum terisi makanan.

Alinea mulai pasrah. Ia membiarkan pukulan demi pukulan mengenai tubuhnya. Namun ia malah mendapatkan hal tak senonoh yang membuatnya naik pitam dan kembali menghajar orang orang yang telah mengeroyoknya.

Bugh.

Sebuah pukulan berhasil mendarat di tulang pipinya. Rasa ngilu mulai menjalar ke seluruh mukanya.

"Bentar lagi lo bakalan mati Alin."

Alin tak menjawab. Ia merasa pandangannya semakin pudar.

Bugh.
Bugh.
Bugh.

Pukulan bertubi tubi terus di layangkan oleh lawan. Alin masih mencoba mempertahankan kesadarannya. Darah segar mulai keluar dari beberapa titik wajahnya. Tak tertinggal lebam yang tersebar di wajah cantiknya itu.

Bugh.

Alin tersungkur. Persetan dengan keadaan. Penglihatannya semakin memudar.

Bugh.

"Beraninya keroyokan. Ngeroyok cewek pula. Laki gak lo?."

Alin mencoba melihat dengan seksama seseorang yang telah menumbangkan salah satu personil MEILAN. Namun kegelapan mulai menghampirinya dan detik berikutnya Alin sudah tidak sadarkan diri dan terkapar di aspal.

🌻🌻🌻

Barisan berlari di sepanjang koridor rumah sakit, dengan seorang wanita di  gendongannya. Raut muka tenang datar kini mulai menunjukkan sedikit raut khawatir ketika wanita di gendongannya terlihat semakin pucat.

"Dokter , suster toloongggg." Teriakannya menggema ke seluruh penjuru rumah sakit.

Seorang dokter menghampirinya dengan 3 orang suster dan brankar yang di dorongnya. Barisan menidurkan wanita itu di atas brankar dan ikut membantu mendorongnya hingga pintu unit gawat darurat.

Barisan mondar mandir di depan pintu UGD dengan perasaan gusar. Sesekali ia menatap ke celah kaca di pintu itu. Ingatannya kembali terlempar ke waktu saat ia akan pulang dari Alfamidi.

[Flash back mode on]

Barisan berjalan gontai menuju mobilnya yang terparkir tak jauh darinya. Namun seseorang yang tengah di keroyok mengalihkan atensi Barisan yang akan membuka pintu mobil. Barisan memandang pergerakan seseorang yang berjuang melawan 7 orang yang mengeroyoknya.

"Pinter juga tu cewe." Monolognya dengan mengunyah coklat silverqueen matcha.

"Eh eh eh." Barisan berlari menyusuri sepinya jalanan malam itu.

Bugh. Satu pukulan berhasil menumbangkan salah satu lawannya.

"Beraninya keroyokan. Ngeroyok cewek pula. Laki gak lo?." Ucapnya sambil melirik ke arah Alinea yang sudah tak berdaya.

BARISAN ALINEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang