🌻🌻🌻
Tepat pukul 03.02 Alinea baru sampai di garasi rumahnya. Ia mengendap ngendap layaknya seorang maling yang akan membobol rumah incarannya. Alinea bernafas lega tatkala susana masih sepi.
Ceklek
Alinea memutar knop pintu kamarnya dengan sangat pelan. Ia menautkan alisnya bingung saat melihat kamarnya gelap. Ia tak pernah mematikan lampu walaupun di siang hari. Karena ia sangat takut dengan gelap.
Alin merambat mencari saklar lampu kamarnya.
Klik.
Lampu kamar Alinea kembali menyala. Alin terperangah saat melihat kamarnya di penuhi dekorasi ulang tahun. Dan menemukan Alenia yang tengah terlelap di meja belajarnya.
Alinea tersenyum, sembari menyelimuti Alen. Namun Alen malah terbangun saat selimut itu menyentuh permukaan kulitnya.
"Kamu udah pulang." Tanyanya sambil mengucek matanya.
Alen mengambil kue tart yang ada di laci kosong di meja belajar Alin. Menancap sebuah lilin dengan angka 17 lalu menyalakannya.
"Happy birthday to you." Ucapnya sembari tersenyum.
Alinea terdiam. Memandang Alinea dengan haru. Namun gengsi yang menyelimuti Alin lebih besar di bandingkan Haru dan rasa sayang Alinea pada saudara angkatnya ini.
"Ini bukan hari ulang tahun gue. Udah lewat."
"Sorry aku tadi nungguin kamu tapi kamunya ga pulang pulang."
"Lo keluar dari kamar gue sekarang gue mau tidur."
Alenia mengangguk lalu meninggalkan kamar Alin dengan rasa kecewa. Detik berikutnya, Alin menatap kue tart pemberian Alen yang menampilkan kalimat "Happy birthday Alin." Dengan lilin yang masih menyala.
Alin menatapnya dengan senyuman. Lalu membuat permintaan dan meniup lilin itu.
"Thanks len. Sebenernya gue mau kita akur. Tapi lo udah ngambil semuanya dari gue." Lirihnya.
🌻🌻🌻
Alin berjalan gontai di sepanjang koridor sekolah. Matanya sayu. Kantung matanya terlihat menghitam. Itu semua di sebabkan ia tidak tidur sepanjang malam.
Alinea adalah tipe siswa troublemaker namun masih setara dengan kecerdasannya. Di lain tempat Barisan dan kawan kawan sudah nangkring di kantin walaupun bel istirahat masih akan berbunyi 15 menit lagi.
"Lo kenapa lagi Xel?." Tanya Angga yang bingung melihat Axel termenung dari pagi.
"Gue kayaknya dapet karma deh. Biasanya gue yang ninggalin orang nah sekarang gue yang di tinggalin. Mana gue chat gak di bales bales."
"Etdaahhh di ghosting itu mah."
"Mendung tanpo udan. Cedak tok ra jadian. Kabeh kui sing diarani perghostingan jiahahahahaha." Ledek Fajar yang membuat Axel semakin menekuk wajahnya.
"PDKT-AN JAMAN SEKARANG!!!! DEKET. DAPET NOMOR WA. CHATINGAN BENTAR. NGILANGG!!! DAN ACARA SELANJUTNYA!!! JUST PANTAU STORY BUT NOT KOMUKASI!!!!!." Kini ganti Angga yang menyeletuk dan di hadiahi geplakan oleh Axel.
"Astaghfirullahh gue kurang apa cobaa."
"Eh lo kristen ngapain istighfar begoo."
"Allahu akbar iya jugaa." Jawab Axel sambil menepuk dahinya dengan tangan.
"Hayukk bisa yukk gue bantu syahadat." Celetuk Angga sambil menahan tawa.
"Matamuuu."
"Nihhh duaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
BARISAN ALINEA
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA‼️ ‼️WAJIB TINGGALIN JEJAK SESUDAH BACA‼️ "ini masalah ati ya harus di perjuangin dong." Ujar Alin sambil mengunyah ciloknya. "Lo yakin masih mau ngejar Es kutub kayak Barisan?." Tanya Intan meyakinkan. Alinea mengangguk s...
