SembilanBelas🌵

9 0 0
                                    

🌻🌻🌻

"Gua apa?." Tanya Alinea yang tiba tiba muncul di balik pintu.

"Karna gue gak suka."

Alinea terdiam. Mendengar penuturan Barisan yang menyakitinya.

"Udah lah gue capek, gue pusing." Ucap Barisan sembari beranjak dari duduknya.

"Barisan tunggu!!!." Ucap Alinea yang terus mengejar Barisan yang menuruni anak tangga.

"Ngapain sih lo ngikutin gue mulu?."

"Emang gak boleh?."

"Ngapain sih lo deketin gue mulu? Gaada kerjaan lain ha??." Tanya Barisan lagi. Kini mukanya nampak lebih serius dan tatapannya lebih tajam dibanding biasanya.

"Ya karna aku suka sama kamu. Aku cinta sama kamu."

"Tapi gue enggak. Apa lagi buat cinta sama lo jangan harap."

"Bukan enggak tapi belum.aku bakalan buat kamu suka sama aku."

"Lo itu gak punya harga diri apa gimana sih ha?. Otak lo dimana?. Dimana mana cowok yang ngejar cewek bukan sebaliknya. Udah gak punya malu lo ?."

Alinea terdiam. Pelupuk matanya mulai memanas. Rasa perih menjalar di lubuk hatinya. Rasa sakit karena luka tak kasat mata yang di torehkan oleh seorang Barisan Galaksi Antariksa.

"Lo bener, gue harus berhenti-." Alinea menjeda ucapannya sejenak sembari menahan air matanya yang semakin ingin meluruh dari pelupuk matanya.

"Gue nyerah." Ucap Alinea sembari mengusap sebulir air mata yang lolos dari pelupuk matanya.

Kini, giliran Barisan yang terdiam mendengar penuturan Alinea.

"Gue gak bakalan ganggu hari hari lo lagi. Gue bakalan pergi dari kehidupan lo."

"Good bye manusia kutub." Ucapan terakhir Alinea lalu berlari menuruni anak tangga dengan tergesa.

Sedangkan Barisan masih terdiam di tempatnya berdiri. Ada perasaan aneh di dalam hatinya kala Alinea mengutarakan kepergiannya. Barisan berjalan malas menaiki anak tangga untuk kembali ke dalam kelasnya.

Tanpa Barisan dan Alinea sadari, ada seseorang yang menatap mereka dengan raut wajah tak bisa di artikan. Ia bersembunyi di balik pintu sebuah kelas, Sambil tersenyum miring.

🌻🌻🌻

Alinea berlari sambil mengusap air matanya. Taman belakang sekolah, menjadi tujuan utamanya.

"Arkkhhhhhhhh."

Brakkkk.

Alinea memukul pohon yang berada tak jauh darinya. Darah segar mulai mengalir dari jari jarinya. Air matanya pun sudah mengalir membasahi pipinya.

"Nih." Alinea mendongak saat melihat sebuah uluran sapu tangan.

Rega. Itu adalah Rega. Siswa baru di kelas Alinea.

"Gak perlu." Jawab Alinea sambil beranjak dari tempat tersebut.

"Lo masih marah sama gue?."

"Tanya sama diri lo sendiri."

Alinea menoleh ke arah Rega sejenak, kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Alinea berjalan gontai sepanjang koridor. Persetan dengan beberapa siswa yang menatapnya heran dengan mata sembabnya.

Tap
Tap
Tap

Suara derap kakinya menemaninya menyusuri koridor sekolah. Namun, sebuah selebaran mengalihkan atensinya. Ia hampir lupa,jikalau besok adalah hari terakhir pendaftaran olimpiade SAINS tingkat nasional.

BARISAN ALINEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang