MBMG 7

2.2K 75 5
                                    

Happy reading semua, aku up nih. Kelamaan kalau harus nunggu bulan depan. Seperti biasa bacanya pelan-pelan aja ges biar kerasa panjang... janlup vommentnya & tandai typo-typo yaa

_____________

"Bete. Bete. Bete"

"Kesel. Kesel. Kesel"

"Nyesel. Nyesel. Nyesel"

Clarissa berjalan menggerutu masuk ke apartemen sambil menghentakkan kaki dengan kuat, wajah ceria yang sejak tadi pagi terpasang menyambut hari pertama bekerja kini berubah lusuh nan masam, tak lupa dengan senyum yang menghias wajahnyapun kini sudah luntur tak seperti saat pergi bekerja yang melengkung lebih dari 45°. Clarissa melemparkan tubuh di sofa ruang tv, perlahan matanya menutup---mencoba meredam perasaan yang saat ini ia rasakan namun detik selanjutnya pikiran Clarissa melayang jauh pada kejadian kantor tadi. Menjadi sekretaris? Sungguh bukan itu tujuannya pindah ke kota ini.

Fyuuh. Hah. Hembusan nafas Clarissa terdengar kasar.

Clarissa perlahan membuka mata, sedikit mengedarkan pandangan melihat kondisi apartemen masih kosong. Tentu saja, Bella belum pulang, ia biasanya akan pulang setelah jam makan malam. sedangkan Qi akhir-akhir ini, ia tengah sibuk mencari pekerjaan.

Beranjak dari sofa, Clarissa berjalan menuju kamar. Merasa bau keringat dan rasa lengket yang menguar dari tubuh, Clarissa langsung membawa dirinya menuju kamar mandi. Duapuluh menit kemudian Clarissa selesai membersihkan diri dan sudah mengganti pakaian menjadi piyama. Kemudian, Clarissa mengayunkan kaki dengan memegang sebuah tab di tangan kiri, lalu duduk menyandarkan punggung di kepala ranjang, tangannya yang kosong terulur mengambil salah satu bingkai foto yang yang ia simpan disamping kanan ranjang, terletak diantara lampu tidur.

Senyum lebar menghias di wajah Clarissa saat memandang fotonya yang sedang diapit oleh Bella dan Jazmin, sahabat yang Clarissa miliki sejak ia mamasuki bangku Junior High School. Dalam foto itu, ketigaanya tengah tersenyum lebar memamerkan barisan gigi putihnya masing-masing--- Foto yang mereka ambil sekitar satu tahun lalu.

Clarissa berganti dengan foto yang ada disebelah, setelah meletakan foto itu kembali pada tempatnya. Foto yang saat ini ia pegang tak lain adalah foto keluarganya---Clarissa duduk sejajar dengan kakaknya dan kedua orangtua mereka berdiri dibelakang terenyum menatap kamera. Sedetik kemudian senyum lebar yang Clarissa pasang berubah menjadi senyum pilu di ujung bibir.

Semenjak Clarissa lulus kuliah beberapa tahun lalu, kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah ke Indonesia. Sementara ia dan asisten rumah tangganya tetap tinggal karena saat itu Clarissa langsung diterima bekerja di sebuah perusahaan ternama di Italy dan kakaknya yang tahu Clarissa tak bisa tinggal tanpa keluarga, datang menemani namun setelah kejadian malam itu Clarissa memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah apartemen dan menjual rumah itu.

Aku sangat merindukan kalian.

Kini, Clarissa bangkit setengah badan mengambil lukisan yang tertempel diatas ranjang. Setelah dibuka, disana tertempel rapih berbagai foto pria. Ada tiga foto yang wajahnya memiliki tanda silang dengan coretan tinta hitam dan sisanya masih terlihat jelas.

Sret.

Sreet.

Clarissa mencoret dua kali foto Jaffar, pria yang beberapa hari lalu berhasil ia hilangkan nyawanya.

Jaffar Maliq, sampaikan salamku untuk teman-temanmu di alam baka.

Tangan Carissa beralih memegang tab, setelah menyimpan kembali lukisan itu. perlahan jemarinya berselancar mengutak-atik hingga menemukan sebuah folder. Tanpa membuang waktu Clarissa langsung mengklik dan beberapa detik kemudian muncullah draf orang-orang tentang kejadian malam itu. Berisi foto dan beberapa informasi penting terutama identitas individu yang tertulis ketika menyentuh layar.

My Beautiful Masked Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang