MBMG 15 (21+)

8.5K 84 6
                                    

Happy reading semua, seperti biasa bacanya pelan-pelan aja ges biar kerasa panjang... janlup vommentnya & tandai typo-typo yaa.

_____________

"Rissa. Clarissa"

Clarissa menoleh, mendapati Qi sudah ada disampingnya. Sudah dua hari berlalu saat pertemuannya dengan Dimitri namun ia belum mendapat jawaban atas keinginan si Hulk KW-12 itu.

"Hah? Kenapa, Qi? Kau bilang sesuatu padaku?"

"Sejak tadi aku bertanya, kau ingin susu hangat juga tidak? Aku akan membuatnya"

"Tidak, hmm aku mau teh saja"

Sepuluh menit lalu mereka baru saja menyelesaikan makan malam, Clarissa tidak mau mati kekenyangan setelah menambah dua piring masakkan Qi yang memang selalu lezat.

"Baiklah. Aku akan membuatkannya untukmu"

Clarissa mengangguk. "Terimakasih" lalu mengayunkan kaki menunju ruang tv saat Qi memintanya menuggu disana. Ia duduk di sofa menunggu beberapa saat hingga Qi bergabung bersamanya. Lalu mengalirlah obrolan kecil diantara keduanya sampai Clarissa menceritakan kebimbangannya, tentu saja ia menyamarkan namanya, berdalih jika cerita itu adalah cerita teman kantor dan Clarissa dimintai saran tapi bingung harus menanggapinya bagaimana. Clarissa juga yakin Qi tidak akan curiga bahwa cerita itu adalah dirinya. Yang Qi tahu ia sudah memiliki kekasih dan tidak mungkin menjadi kekasih palsu orang lain.

"Jadi menurutmu begitu?"

Qi mengangguk dengan semangat. "Aku bukan pengecut yang tiba-tiba mundur begitu saja. Jika aku jadi dia, aku pasti akan melakukannya. Ucapkan pada temanmu itu, jika dia menolak, semua pengorbanan yang telah dilakukan akan berakhir percuma."

"Ya, kau benar" tiba-tiba Clarissa beranjak dari sofa. "Aku ke kamar dulu, akan ku sampaikan pesanmu padanya" Kemudian Clarissa mengayunkan kaki menuju kamarnya. Sampai di kamar ia langsung duduk di tepi ranjang memikirkan ucapan Qi. Beberapa menit berlalu setelah berpikir jawaban apa yang akan ia berikan pada Dimitri besok, Clarissa mendapat satu ide dan rencana apik untuknya namun ia masih ragu hingga suara pesan masuk di ponselnya mengacau renungannya.

Clarissa meraih ponselnya yang tersimpan di nakas, ternyata Ayudia yang mengirimnya pesan bahwa ia tengah berlibur bersama El dan suaminya, Andreas. Ayudia terlihat cantik dengan dress pink dan bertambah cantik dengan aura ibu hamil yang terpancar dari wajahnya. El, terlihat sangat menggemaskan dengan giginya yang ompong satu. Andreas tetap dengan wajah datar dan dinginnya.

Jemari Clarissa bergerak lincah membalas pesan untuk Ayudia. Clarissa ikut tersenyum melihat foto yang dikirimkan Ayudia padanya. Ia jadi teringat bagaimana awal hubungan Ayudia dengan Andreas yang kurang baik dan Clarissa juga masih mengingat jelas saran gila yang pernah diberikan pada Ayudia hingga akhirnya hubungan simbiosis mutalisme diantara Ayudia dan Andreas terjalin.

Nasibnya hampir sama dengan Ayudia tapi sekarang Ayudia sudah bahagia dengan kehidupannya, sementara ia masih bergelung dengan masalahnya sendiri. Ahh, apa Clarissa juga harus melakukan hal yang sama untuk menyelesaikan rencananya?

Clarissa bangkit mengambil sebuah kotak pemberian terakhir dari kakaknya yang di simpan dengan rapat, perlahan ia membuka kotak itu. Sejenak terpekur, menatap kotak itu. Detik selanjutnya, Clarissa menganggukan kepalanya dengan kuat, sekarang ia yakin dengan ide dan rencannya. Ia terlihat seperti mendapat energi baru dan mengilangkan ragunya setelah membuka dan melihat isi di dalam kotak.

"Bagaimanpun caranya aku akan menyelesaikan semuanya" ucap Clarissa penuh sugesti pada dirinya.

"Kau sudah menentukan pilihan?"

My Beautiful Masked Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang