MBMG 18

1K 50 0
                                    

Happy reading (Pake emot senyum manjhalitong)

-------------------

"Bagaimana? Apa mobil itu sudah kalian bereskan?"

"Sudah, bos tapi dalam mobil itu kami tidak menemukan apapun"

"Bagaimanpun caranya cari terus sampai dapat. Jangan sampai wanita sialan itu mengetahuinya terlebih dahulu dan aku tidak mau mendengar kata gagal lagi dari kalian. Mengerti?"

"Siap, bos. Kami mengerti"

"Good. Lalu bagaimana pengiriman kita ke Italy?"

"Aman, bos. Barang kita sudah mendarat di pelabuhan"

Pria itu mengangguk lalu menyuruh anak buahnya keluar dari ruangan tersebut. Si pria mengulurkan tangan, meraih gelas wine yang berada disampingnya. Ia menggoyangkan sedikit gelasnya lalu meneguknya dengan kasar, sesaat matanya terpejam menikmati rasa manis yang menjalar lidahnya.

Prang

Seketika si pria melempar gelas itu ke sembarang arah, kemudian ia meremas jemari dengan kuat.

"Sial. Dimana lagi wanita sialan itu menyembunyikan barangnya?

*

Clarissa melangkahkan kakinya dengan malas masuk ke kamar, tubuhnya terasa lemas setelah melihat mobilnya hangus terbakar begitu saja. Mobil itu adalah hadiah dari kakaknya saat ia lulus kuliah dulu, Clarissa sengaja membawa mobil itu pindah agar ia selalu bisa menjaga salah satu pemberian dari kakaknya dan sekarang ia merasa payah karena tak bisa melindunginya.

Clarissa merebahkan tubuhnya di kasur dengan kaki yang menjuntai meyentuh lantai, ia menarik nafasnya dengan kuat lalu menghembuskannya perlahan. Beberapa jam lalu ia menikmati hidupnya yang bahagia bersama Gerald namun sekarang? Tidak bisakah hidupnya terus bahagia? Clarissa menyelipkan jari diantara rambut merahnya kemudian menariknya dengan kuat melampiaskan perasaannya.

Bangun dari tidurnya, Clarissa bergerak menuju kamar mandi. Tak peduli hari sudah larut, ia hanya berharap setelah mandi tubuhnya akan jauh lebih baik. Duapuluh menit menghabiskan waktunya di kamar mandi Clarissa keluar sesuai dengan harapannya. Tubuhnya terasa lebih baik dan segar namun tidak dengan pikirannya yang masih mengingat jelas bayangan mobilnya yang terbakar.

Masih memakai bathrobe Clarissa keluar mengganti pakaiannya dengan piyama satin berwarna burgundy. Ia bergerak menuju nakas, mengambil beberapa obat dan vitamin yang biasa ia minum sebelum tidur, ia membuka botolnya ternyata isinya kosong.

"Habis? Kenapa gue sampai lupa beli lagi sih" Gerutu Clarissa.

Clarissa menyimpan kembali botolnya lalu merebahkan tubuhnya di kasur, ia sangat membutuhkan istirahat namun beberapa menit berlalu ia tak kunjung terlelap. Clarissa memutuskan untuk bangun lalu mengayunkan kaki keluar menuju ruang makan, langkahnya terhenti di depan kulkas. Ia mengambil beberapa kaleng bir dan membawanya ke kamar.

Di kamar ia langsung membuka satu persatu kaleng bir dan memindakan isinya ke dalam perut. Clarissa meraih kaleng bir, sebelum meneguk cairan itu matanya sempat melirik kandungan alcohol di dalamnya, ia rasa cukup kuat untuk membuatnya tertidur. Kemudian ia meneguknya dalam satu tegukan kasar hingga isinya tandas dan detik selanjutnya Clarissa merasakan matanya mulai berat, perlahan menutup, memasuki dunia mimpi.

*

Tok... tok... tok...

Clarissa menggeliat bangun mendengar pintu kamarnya diketuk dengan tidak sabaran. Ia duduk, mengumpulkan kesadaran bersamaan dengan matanya yang ia kucek lalu mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk dalam retina mata. Saat bangun ia langsung merasakan punggung dan lehernya terasa kram kemudian merentangkan tangan---sedikit melakukan peregangan guna meluruskan otot-otot yang terasa kaku.

My Beautiful Masked Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang