snake

1.5K 246 25
                                    

🥀__🥀



Karna pertanyaan Jeno yang terlalu mendadak, Chandra izin untuk pulang lebih awal. Fikiran nya terlalu kalut sehingga ia memutuskan untuk mengunjungi mall yang baru buka bulan lalu, ia pernah melihat teman-teman nya mengupload seberapa Instagramable tempat tersebut. ia tidak hunting tempat foto, tapi berharap apa yang ia lihat bisa menenangkan hati nya.

Chandra bukan mati rasa, hanya saja ia terlalu takut untuk membuka hati. lagi pula ia merasa Jeno terlalu tergesa, padahal ia bisa mendekati Chandra dengan perlahan dan berjuang bersama. Chandra yang belajar menerima kehadiran Jeno dan Jeno yang berusaha membiasakan Chandra bahwa ada Jeno yang kini bersama nya.

Kaki Chandra berhenti di depan toko furniture. Meskipun beda toko tapi Chandra kembali mengingat kenangan yang sebenarnya tidak ingin ia ingat.

"Ngapain di perhatiin" Chandra terkejut bukan main ketika seseorang berdiri di samping nya.

"Hai Chandra, ketemu lagi kita" Wanita itu, Natasya. Istri sah Jevan.

"Kamu sama siapa disini?? Kenapa berhenti di depan toko furniture??" Wanita ini terlalu banyak tanya untuk ukuran mereka yang tidak dekat.

"Oh Chandra mau beli furniture rumah?? Chandra udah mau nikah ya, jangan lupa undang dong. eh emang udah ada calon nya??" Chandra tersenyum simpul,

"Belum punya fikiran buat nikah sih, tabungan ku belum cukup"

"Maka nya Chandra, cari suami yang lebih atas dari kita. jadi kita ga perlu deh susah-susah nabung buat pernikahan dan kehidupan setelah menikah. tugas nya suami kan menafkahi istri" Chandra terkekeh mendengan ocehan wanita yang lebih muda 3 tahun dari nya ini.

"Maaf ya Natasya, tapi aku lebih suka pake barang branded hasil kerja keras aku sendiri" Natasya masih tersenyum.

"Chandra, yang cepat nikah nya ya. kalo kamu belum nikah jujur aja, aku kamu bakal jahat sama keluarga kecil ku" Natasya berucap seperti itu sambil mengelus perut buncit nya. belum sempat Chandra menjawab, sebuah tangan melingkar di bahu nya.

"Maaf ya sayang, aku lama" Itu Jeno. Chandra kira lelaki itu hanya stranger yang kebetulan keluar dari toko furniture itu.

"Oh, yang di dalam udah aku suruh buat antar di rumah kita kok jadi abis ini kita bisa langsung kesana. ohiya, ini siapa?" Jeno menatap Natasya dari atas sampai bawah.

"Ini Natasya, Natasya ini Jeno" Sebenarnya Chandra sedikit senang melihat raut wajah Natasya, Wanita itu memandangi Jeno dengan detail. Terima kasih kepada Jeno yang sudah menggunakan pakaian hingga sepatu branded hari ini.

"Halo Natasya, kenalin aku Jeno. tunangan nya Chandra" Wanita itu hanya mengangguk. tidak sanggup menjawab mungkin.

"Yaudah Chan, Yuk berangkat sekarang" Chandra membalas senyuman Jeno,

"Bentar" Chandra menggenggam tangan Jeno lalu menatap Natasya.

"Mumpung ketemu disini sih, bilangin sama suami kamu ya. Masalah rumah tolong secepat nya diurus. Uang aku ada 60% dirumah dan 80% ditanah. Aku udah nemu yang mau beli, nanti aku kasi kontak nya ya" Setelah mengucapkan itu Chandra menarik tangan Jeno.

"Jangan dulu nangis. Dia masih merhatiin kita" Chandra mendongak menatap Jeno. pandangan lelaki itu lurus ke depan.


haruskah ia membuka hati untuk lelaki ini??


🥀__🥀




Iya guys, kemarin gaada kubilangin kan kalau sebenernya Jevan dan keluarga nya itu bukan dari kalangan atas, tapi bukan juga dari kalangan bawah. Maka nya dulu Chandra mau nya bikin rumah dulu biar nanti pas nikah ga numpang tinggal sama mertua. emang sih gaji arsitek tuh mahal, tapi tolong diingat, mereka juga tinggal di kota mahal hehe.
mpusss ga tuh si Natasya, hedon tida tau diri😀

Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang