different

1.5K 253 53
                                    

keep enjoying guys
don't forget vote and comment 😉

🥀__🥀

Jeno tidak pernah tahu rasanya menemani seseorang berkumpul di keramaian(?) tapi terimakasih kepada Chandra yang dari kemarin membujuknya supaya mau ikut arisan. Chandra bilang ia terlalu malas sendirian, walau pun disana ada para sahabatnya tapi tetap saja, beberapa oknum julid tidak bisa dihindari.

"Kalian kalo arisan memang suka sewa tempat kaya gini?" Chandra yang sedang focus ke make up nya menoleh sebentar.

"Biasanya yang masih tinggal sama orangtua, ngekost atau appartemen bakal sewa cafe atau rooftop kaya gini" Jeno mengangguk, masih menunggu Chandra yang masih sibuk dengan lipstiknya.

"Udah by, yuk" Chandra turun duluan, Jeno terkekeh. semenjak hari dimana ia mengatakan bahwa ingin menikahi Chandra—setelahnya Chandra selalu memanggilnya 'by'. lucu tapi ia sangat suka.

Rooftop yang disewa lumayan luas, karena ternyata yang hadir cukup ramai. dibanding arisan ini lebih seperti mini party, karna lengkap dengan dekorasi. menutut info yang Jeno terima, ini arisan anggotanya seluruh alumni SMA angkatan mereka, jadi Cewek-Cowok semuanya ada. Dan menurut Jeno, ia memiliki peluang bertemu Jevan atau istrinya.

"By, kenalin. ini Lendra suaminya Rena, ini kak Kenzo, suaminya ayang" Jeno berjabat dan tersenyum, kemudian mengenalkan diri.

"Kamu disini bentar ya?? Aku mau nyamperin tuan rumah" Jeno mengangguk lalu menarik salah satu kursi dekat Lendra.

"Pacaran??"

"Mau nikah" Mata Lendra dan Ken membulat,

"Kok gue gatau????" Jeno terkekeh,

"Baru diomongin berdua, nanti pasti tau kok"

"Lo serius kan sama Chandra?" Kali ini kenzo yang bertanya. Jeno tidak langsung menjawab, ia memandang Chandra yang sedang asik tertawa dengan anak ayang di pangkuannya.

"Emang ada alasan gue buat gak serius sama dia kak?" Kenzo terkekeh,

"Gue harap lo gak sebrengsek orang sebelumnya"

"Lo yang punya restoran di tengah hutan itu ya??!!" Ingin rasanya Jeno memukul kepala Lendra, enak saja mengatai perkebunannya hutan.

"Itu perkebunan ya!! retoran gue ngasi vibe yang beda karna makannya ditepian kolam ikan, atau kalo mau ya di saung yang ada di tengah kolam" Ken terkekeh mendengar nada jengkel dari Jeno. Meninggkalkan mereka bertiga, Chandra kini merasa sedang diintrogasi. apalagi tatapan temannya yang tidak tau kandasnya hubungannya dan Jevan cukup membuatnya tertekan.

"Lo mau nikah?" Tara memandangnya dengan tatapan sok sedih.

"Masa sisa gue sama cel sih yang belum nikah"

"Lo sibuk dikantor mulu sih"

"Tolong ya rena!! sadar diri, gue ngambil alih kerjaan lo karna lo cutinya awal banget!!"


"Udah ih, katanya mau bahas gue!!" celetukkan Chandra membuat atensi ketiganya kembali.

"Gue mau nikah, mungkin dua bulan lagi? tapi kita belum lamaran kok, jadi kalo lo pada mau sibuk bantuin dirumah nanti boleh banget"

"Lo bahagia sama Jeno?" Chandra memandang rena sambil mengangkat alisnya sebelah.

"Ren, ga perlu khawatir okay. Jeno itu beda. Dia lebih ke realistis. Kalo yang sebelumnya ngandelin gue banget, yang ini sangat bisa gue andelin"

"Gue lega, lo harus bahagia sama Jeno ya!! lupain aja yang lalu. Lo punya masa depan yang bagus sama dia" Chandra mengangguk, lalu memajukan tubuhnya mendekat ke Rena, lalu berbisik.

'kalo gue nikah nanti, Jeno nyuruh gue berenti kerja'

"ENGGAK YA ENGGAK!!!! MANA SINI ORANGNYA GUE SAMPERIN" Chandra tertawa heboh, Rena tidak akan pernah mengizinkannya keluar kantor.

"Malu-maluin" sindir Ayang. Rena hanya mendengus pasrah, bahkan Tara yang satu kantor pun tidak mendukungnya. Gadis itu sibuk dengan pudding cokelat di piringnya.



















"lo pacar kak Chandra ya??" Jeno refleks menoleh, matanya bergulir malas. menyesal ketika melihat siapa yang berdiri disampingnya.

"Fyi, Suami aku mantan terindah kak Chandra. Dan kayanya Kak Chandra belum move on" Jeno terkekeh, rupanya orang ini berusaha mengomporinya.

"Mungkin kak Chandra cuma ngarepin uang kamu, soalnya uangnya udah habis dipake buat persiapan pernikahan kak Chandra sama suami aku dulu. dia pasti sakit hati banget, dan jadiin kamu pelampiasan"

"Dia bahkan meras kak Jevan buat ngasi seluruh uang penjualan rumah mereka. Sebelum terlambat, aku saranin kamu pergi jauh dari dia"

Jeno sebenarnya malas meladeni orang seperti natha ini, tapi ia jugaa gemas. Dikira Jeno orangnya gampang termakan omongan orang lain?

"Lo ada masalah apa sama calon istri gue?" Jeno sengaja menekan akhir kalimatnya.

"Bukannya harusnya lo bersyukur ya?? karna Chandra, Lo, anak lo, dan bahkan orang tua lo yang gatau diri itu bisa makan?? bisa hidup mewah?"

"Chandra, tanpa uang gue juga dia bisa foya-foya, dia kerja!! Bahkan orang tuanya bisa beli satu pulau. buat apa dia manfaatin gue yang hartanya gaada apa-apaan?? Nathasya, selagi gue masih memantau, gue harap lo gak berbuat jauh. lo fikirin diri lo. setiap gerak lo sekarang bawa nama keluarga Jevan. lo udah ngancurin separuh hidup Jevan, jangan lo hancurin juga sisanya"

Baru saja Jeno ingin melanjutkan kalimatnya, Chandra datang dan menarik lengannya pelan.

"Udah by, gausah di peduliin orang setress. pulang aja kita" mata Chandra tidak lepas dari Natha, seolah gadis itu ingin membunuh Natha saat itu juga. Setelah itu ia keluar bersama Jeno. meninggalkan Natha yang kesal karna hasutannya tidak berhasil.

"Kecewa aku sama kamu Nat" Tamat sudah riwayat Natha.

Ternyata Jevan memperhatikannya sedari tadi, mungkin itu yang memicu emosi Chandra. Jevan hanya melihat tapi tidak berusaha untuk menyudahi keduanya.






🥀__🥀



Udah 17 part ya ternyataaa buahahahahahahaha

First at all......
Aku ga janji ini bakal sesuai ekspetasi kalian ya, tapi aku usahakan bakal bikin Jeno-Chandra happy terusssss. Dan aku juga minta maaf kalo konflik nya gak jelas🥺🥺

Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang