✨Now✨

1.5K 231 11
                                    

Keep enjoying guys
Don't forget vote and comment 😉



🥀__🥀


Sejak kejadian Chandra menangis karna merasa dirinya telah gagal, akhirnya mereka berdua membicarakan semuanya dengan baik-baik. Satu hal yang membuat Chandra lega. Waktu itu jeno bilang,

"Kita bisa ngabisin waktu berdua. Dan itu gak buruk sama sekali" Dan lelaki itu sangat pandai membuat Chandra melupakan setresnya, Jeno benar-benar membuatnya merasa dicintai, san diterima walaupun kondisinya sangat tidak baik. Perlahan Chandra pun melupakan ambisinya untuk mempunyai anak. Walau masih sangat ingin, tapi ia tidak begitu memikirkannya. Ia tidak mau membuat Jeno sedih karna fikirannya yang masih setres.

"Mau makan siang bareng?" Chandra yang lagi focus ke hpnya menoleh, tara ternyata sudah keluar dari ruang konsultasi. Jadi, Tara sedang mempersiapkan pernikahannya. Dan hari ini ia disuruh untuk konsul ke dokter, sebenarnya ia tidak enak hati kepada Chandra, tapi ia juga tidak bisa menolak karna Chandra lah yang menawarkan diri untuk menemaninya.

"Lo langsung di jemput gak? Ini Jeno katanya lagi dirumah sakit juga. Jenguk temennya. Kayaknya gue makan siang bareng dia deh ra, gapapa?"

"Ohh gak apa dong, kebetulan juga si mas udah di lobby. Jadi gue duluan ya dra, makasih bangeet" Keduanya melambaikan tangan, sesudahnya melangkah berlawanan arah. Tara menuju lobby sedangkan Chandra menuju Kantin rumah sakit.







🥀__🥀


"Perut aku sakit banget deh dari tadi, kayaknya salah makan deh" Chandra mendorong pelan piringnya. Nafsu makannya hilang karna perutnya sangat sakit.

"Mumpung masih di rumah sakit, kita ke UGD aja ya?" Chandra mengangguk, karna menolak pun percuma, perutnya sangat sakit sampai-sampai kedua kakinya melemas.

"Bisa jalan kan?" Chandra mengangguk, sambil terkekeh. Jeno yang panik sangat lucu. Kedua nya berjalan pelan menuju UGD, sesampainya disana Jeno langsung menjelaskan keadaan Chandra kepada salah satu perawat. Peraeat tersebut pun sigap memanggil seorang dokter untuk segera memeriksa Chandra.

Chandra menggenggam erat tangan Jeno. Ia sangat takut.

"Bukan penyakit parah kan??" Jeno tersenyum menenangkan.

"Kalaupun parah, aku bakal ngasi kamu dokter terhebat buat nyembuhin kamu. Jadi kamu jangan khawatir yaa" Chandra hendak membalas perkataan Jeno dengan keluhan lainnya namun diurungkan karna dokter datang.

"Ibunya dijaga ya pola makannya, kayaknya tadi pagi ibu makan sesuatu yang memancing alergi. Hmmm, setelah disini bapak sama ibu bisa ke bagian obygin karna mungkin disana kalian bakal dikasi penjelasan yang lebih detail. Saya sudah telfon dokternya tadi, dan kalian bisa langsung datang saja".

Keduanya terdiam, menyimak. Keringat dingin menjalar di sela tangan keduanya. Namun, untuk memastikan, keduanya memang harus menemui dokter obygin yang dimaksud oleh dokter UGD tadi.

Sesampainya disana, Chandra diminta untuk berbaring. Sepertinya ia akan di USG.


"Ibu, ini janinnya sudah seukuran kacang tanah, dengan panjang sekitar 1,6 cm, perkiraan saya janinnya berusia 8 minggu. Bapak dan ibunya bisa liat di monitor, ini tampilan wajah mulai terbentuk, dengan hidung dan kelopak mata yang mulai nampak. Daun telinga mulai terbentuk, baik bagian dalam maupun luar telinga. Jenis kelamin sudah terbentuk, tapi alat kelamin masih berkembang. Tungkai mulai memanjang dan tulang rawan mulai terbentuk.
Plasenta mulai berkembang dan mulai menempel pada dinding rahim. Janinnya kuat, tapi ibunya harus jaga kesehatan ya, kurangi setres, sempetin olahraga, konsumsi nutrisi yang banyak. Sekali lagi selamat, ibu, bapak" Dokter terus berbicara tanpa sadar bahwa pasangan yang sedang ia periksa ini diam mematung. Namun Jeno masih bisa merespon. Ia mengatakan bahwa nanti ia akan berkonsultasi lagi, namun untuk saat ini ia dan sang istri belum mempunyai pertanyaan apa pun. Dokter pun faham dan meninggalkan keduanya.



"Puji tuhan" Hanya itu yang sanggup Jeno katakan. Tangisnya pecah, begitupun Chandra.

"Aku hamil Jen, disini ada bayi" wanita itu mengelus perutnya yang belum ada perubahan.



Tuhan tidak memberikan mereka apa-apa disaat mereka sangat berharap, dan tuhan memberikan apa yang mereka inginkan disaat mereks sudah sangat berpasrah diri.





🥀__🥀




Maaf ya kalo jelek. Aku gatau ngetik apa ini
And also, correct me if I am wrong
Tolong comment dong haha, kayaknya semangat nulis ku hilang.
But i love you guys.

Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang