Keep enjoying guys.
don't forget vote and comment yaa😉🥀__🥀
Dona masuk kekamar Chandra, bermaksud untuk memberikan segelas cokelat hangat kepada bungsunya itu. Begitu masuk ia menemukan Chandra duduk di ujung tempat tidur dengan pandangan kosong.
"Anak bunda kenapa??"
"Ih bunda ngagetin" Chandra memberengut, karna ia tidak sadar entah kapan bundanya masuk.
"Bunda bawain cokelat hangat, bagus loh ini diminum sebelum bobok" Chandra mengangguk.
"Kamu tadi pagi masak buat Jeno??" Chandra mengangguk.
"Dra, bunda gak ngelarang kamu deket sama siapa aja. tapi kamu tau kan kalau Jeno itu tertarik sama kamu??" Chandra mengangguk.
"Chandra udh bilang kok bun, buat bangun semuanya pelan-pelan"
"Gak cuma harus pelan-pelan nak, kamu juga harus memastikan kalau Jeno bukan pelarian buat kamu. Anak orang baik, jadi jangan disakiti ya??" Setelah mengucapkan itu Dona keluar dari kamar Chandra, memberikan ruang untuk anaknya berfikir, bahwa sebenarnya Chandra itu beneran mau bangun semuanya pelan-pelan atau hanya mencari perlindungan dari ejekan istri Jevan.
🥀__🥀
Pagi itu kantor dibuat sedikit berisik karna gossip yang dibawa oleh orang-orang yang melihat Chandra turun dari mobil Jeno lalu mengecup pipi pria itu. mereka bertanya-tanya, apakah setelah berjuang selama 6 bulan akhirnya hati Chandra sembuh??
'Brakkkk'
Rena mendobrak pintu ruangan Chandra dengan tergesa, tidak perduli dengan fakta bahwa ia sedang hamil muda.
"Lo udh nerima Jeno?? beneran serius??"
"Apaasihh" Chandra risih, karna Rena belum menutup pintu. Alhasil karyawan diluar berusaha menguping.
"Rena, tutup pintu dulu." Rena cengengesan lalu menutup pintu ruangan Chandra, tak lupa memberikan tatapan tajam ke karyawan yang masih menatap mereka.
"Jadi beneran?? kata anak-anak lo dianter Jeno terus nyium pipinya?? beneran??" Chandra mengangguk, membuat Rena terpekik.
"Dra, beneran udah buka hati??" tiba-tiba Chandra melemas.
"Gue gak tau Ren, gue bingung. Gue liat dia serius, gue ngerasa sayang aja kalo gue biarin dia pergi" Chandra terdiam sebentar. mengingat betapa baiknya Jeno kepada dirinya, bahkan lelaki itu juga membantunya menghadapi istri Jevan yang demi apa pun sangat menyebalkan.
"Dra, lo bukan anak kecil lagi deh. lo udah tau setiap keputusan yg lo ambil ada positif negatif nya. Kalo kata gue sih jalanin aja, sejauh ini kalian cocok kok. Jeno nya baik, gak brengsek juga kayanya. Gue gak mau lo stuck ke orang yang sebentar lagi punya anak" Chandra diam mendengarkan.
Jika boleh jujur, ia juga belum bisa melupakan Jevan. bagaimana ia bisa melupakan pria itu, mereka bersama sudah dari sama-sama duduk di bangku sekolah. Ia juga ragu dengan perasaannya. ia takut ketika Jeno sudah lelah dengan proses yang ia tawarkan sedangkan ia belum memiliki perasaan apa pun, satu sisi ia juga tidak ingin melepaskan Jeno.
"Gue serius mau mulai semuanya sama Jeno, tapi gue takut ren" Rena mendekati Chandra dan memegang kedua bahu gadis itu.
"Jangan dipaksain kalo lo gak sanggup, gue gak suka sahabat gue terus-terusan sedih. tapi gue juga gamau sahabat gue jadi cewek brengsek"
Perkataan Rena terus berputar dikepala Chandra, hingga akhir nya telfonnya berdering dan menuliskan nama seseorang disana. Lama Chandra memandangi panggilan tersebut sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengangkatnya,
"Halo, ada apa Jevan?"
🥀__🥀
hehe