keep enjoying guys
don't forget vote and comment 😉🥀__🥀
"Kangen" Jeno memeluk Chandra erat. Ia cukup terkejut ketika mendengar bahwa Chandra ada di kebun, dengan segera ia berlari dan menemui gadis itu.
"Aku juga" Chandra tersenyum, senyum yang mungkin semua orang sukai. karena gadis itu berkali-kali lipat lebih cantik jika tersenyum.
"Katanya Rena kemarin kamu ngurusin proyek yang diluar kota. kenapa ga bilang??" Chandra terkekeh karena ketika kalimatnya selesai Jeno langsung memajukan bibirnya, seperti bebek.
"Sekalian mau healing aku, bentar lagi rapat besar tau!! bisa-bisa ga tidur nanti"
"Nanti kalo kita udah nikah, kamu gak mau kerja juga gapapa" Chandra menatap Jeno. ia rasa ini waktu yang lumayan tepat.
"Ngomongin nikah. Hubungan kita gimana?" Jeno membalas tatapan Chandra. Lalu tersenyum.
"Selama ini gak ada hubungan ya?" Chandra mengangguk.
"Aku gamau pacaran Chand, kalo kamu udah siap. aku bakal kerumah orang tua kamu buat minta kamu baik-baik. kita langsung susun acara nikahan" Chandra cukup terkejut. ia tidak menyangka bahwa Jeno seserius itu.
"Kenapa harus langsung nikah?? kita kan bisa pacaran dulu??" Bukanny hendak menolak, tapi Chandra hanya penasaran. toh ia mendapati Jeno menggeleng.
"Umur kita udah segini masih mau pacaran?? emang sih pacaran itu gak kenal umur tapi kan kalo kita bisa serius kenapa harus main-main? kita udah cukup dewasa, masalah rumah tangga bisa belajar bareng, gak perlu saling nyalahin, gak perlu egois, ya karena yang ngejalanin kan kita berdua. balik lagi sih, kalo kamu belum siap. yaudah kita kaya gini aja dulu"
"Kamu pernah pacaran?? atau ditinggal nikah??" Jeno menggeleng polos.
"Aku belum pernah pacaran tau!!" Lelaki itu berbisik, seolah itu adalah aibnya. Chandra terbahak.
"Heh!! kok ketawa!!"
"Seriusan belum pernah??" Lagi-lagi Jeno menggeleng polos.
"Yaampun. gaya doang kayak buaya. ternyata gak pernah nyentuh cewek" Chandra masih terbahak, hingga matanya berair.
"Tau ah!!" Jeno mengubah pandangan nya kearah tambak, disana terdapat ikan nila yang gendut-gentut. ia malu ditertawakan Chandra seperti itu.
"Yahhhh ngambek" Chandra menoel-noel pipi Jeno, tapi lelaki itu tidak merespon. telinganya memerah. Chandra tersenyum lalu memeluk Jeno dari belakang.
"Boleh gak aku berasa beruntung karna jadi yang pertama buat kamu??"
"Kamu juga yang terakhir" Jeno menambahkan kalimat Chandra, meski masih dalam posisi ia yang merajuk. Chandra mengangguk.
"Maaf ya karna kamu bukan lelaki pertama di hidup aku" Ada jeda, Jeno membiarkan Chandra terdiam sebentar. Mungkin gadis itu tengah menyiapkan beberapa kata lagi untuknya.
"Kita gak pernah tau apa yang bakal terjadi di masa depan. Tapi aku bersyukur banget sama tuhan karena udah ngirimin aku lelaki baik kaya kamu. Sekali lagi, aku minta maaf karna kamu harus dapat perempuan gak baik kaya aku" Tepat ketika kalimat Chandra selesai, Jeno memutar tubuhnya. masih dalam posisi berpelukan.
"Aku gak pernah perduli masa lalu orang Chandra. Aku emang bukan yang pertama tapi tolong, aku harus jadi yang terakhir" Jeno menatap Chandra dalam.
"Kalo mau jadi yang terakhir, dateng dulu ke keluargaku"
"Siapa takut!!" Jeno mengigit hidung Chandra, kemudian keduanya kembali tergelak.
Jika Chandra bersyukur karena tuhan mengirimkan lelaki sebaik Jeno kedalam kehidupannya, maka Jeno bersyukur karena sudah diizinkan untuk memasuki hidup Chandra, Diizin kan untuk kisahnya dan Chandra tertulis. ia tidak tau harus bagaimana membuktikannya, tapi ia sangat mencintai Chandra. hingga rasanya ia tidak sanggup untuk berpisah, ia tidak yakin bahwa ia bisa menjalani kehidupannya sama seperti dulu ketika ia belum bertemu Chandra.
Untuk kali ini, Chandra akan sangat berterima kasih kepada takdir yang sudah mempertemukan ia dan Jeno dalam satu kisah.
🥀__🥀
UDAH MAU TAMAT!!!!