Love

1.6K 211 15
                                    

keep enjoying guys
Don't forget vote and comment 😉



🥀__🥀






Setelah makan malam tadi, Chandra di larikan kerumah sakit. Padahal siangnya ia belum merasakan sakit sedikit pun, barulah setelah air ketubannya mengalir dengan deras ia merasakan sakit yang luar biasa. Sesuai saran dokter sebelumnya, dikarenakan perut Chandra yang tipis sedangkan bayi di dalam kandungannya lumayan berat, ia akan dioperasi malam ini juga.


"Ih, malem ini yang melahirkan semuanya ketuban hijau ya" samar-samar Jeno mendengarkan percakapan perawat yang lewat didepannya.

"Chandra udah lama masuk ruang operasinya??" Ayah dan bunda datang, nafas mereka tersengal sepertinya mereka berlari dari basement menuju sini.

"Udah 30 menitan ayah, aku gatau kalo operasi melahirkan berapa lama" Jeno jujur. ia kalut tadi, sehingga ketika dokter menjelaskan prosedur operasi tidak terlalu ia dengarkan.


"Yaudah, gakpapa. Kamu jangan lupa doa ya, ayah sama bunda bakal ikut nunggu" Jeno mengangguk, sekaligus bersyukur. Karena tepat setelah Ayah mengucapkan kalimatnya, Mark datang bersama istrinya. Ia merasa tidak sendirian.


"Santai bro, ini bukan operasi serius kok" Mark terkekeh karena demi apapun, ekspresi wajah Jeno sangat minta ditertawakan. Kalau saja kondisinya sedang tidak khawatir parah, ia pasti sudah meladeni abang iparnya yang kelewat kurang ajar ini.

Detik-detik selanjutnya diisi keheningan, satu-satunya sumber suara adalah suara celotehan anak Mark dan sang istri yang menyahuti. Ketika salah satu perawat yang bertugas diruang operasi Chandra berjalan menuju ruang tunggu, semuanya refleks berdiri.




"Suami ibu Chandra, silahkan ikut saya. sebelumnya tolong kenakan ini dahulu ya bapak" Jeno mengangguk, ia juga tidak tahu entah in the baju atau seragam yang ia tau hanya jika mengenakan ini maka itu artinya ia akan memasuki ruang operasi. Mengikuti perawat itu Jeno berjalan perlahan.


"Ini bayinya bapak, lahir pada pukul 21.45. Dengan berat 3.2kg, jari tangan lengkap ada 10 ya bapak, jari kakinya juga lengkap. Jenis kelaminnya perempuan...."

Jeno sibuk dengan tangis harunya, sehingga ia tidak lagi mendengarkan penjelasan perawat tentang kondisi bayinya yang sudah dapat dipastikan baik-baik saja.













🥀__🥀











" Selamat pagi ibu Chandra dan bapak. Bayinya sudah mandi dan berjemur nih ibu, tinggal dikasi asi aja ya, dedeknya lapar" Chandra antusias meraih bayi mungkil itu kedalam gendongannya. Perawat memberikan beberapa instruksi untuk menyusui, dan setelahnya ia meninggalkan ruangan mereka.


"Dedek laper banget ya hm??" Chandra mengelus pipi merah sang bayi.


"bbyyy gemes banget" Chandra menatap mata Jeno, matanya berair. Jeno mengangguk.


"Udah ada nama??"



"Aninda Chantika"


"Ihhh dekk nama kamu bagus bangettttt, suka gaaa??"


"Pasti suka, kan ayahnya yang ganteng ini yang ngasi nama. Kalo ayahnya jelek trus ngasi dia nama baru deh dia pasti gasuka"



"Dih pede banget. Sok ganteng"


"Yakan aku emang ganteng. Emang kalo aku jelek kamu mau sama aku??"



"Enggak lah gila ajaa, gue punya suami jelong" Jeno tertawa mendengar ucapan Chandra. Chandra pun begitu.


ahhh, keluarga kecil yang bahagia.











🥀__🥀




time skip nya banyak ya :)
sisa satu part nihhh, malem ini kalo sempet yaaaaaa

Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang