Siap atau tidak, konsekuensi awal menikah adalah berbakti pada suami, maka inilah yang akan terjadi.
—Zefa Adira—
___________________
Setelah menempuh ±18 jam perjalanan, sampailah mereka di hotel bintang lima yang ada di Arab Saudi. Namun baru saja memasuki kamar yang nampak mewah itu, ponsel Hafiz langsung bergetar, terdengar dering yang cukup keras membuat pria itu bergegas melihat siapa yang menelponnya.
"Assalamu'alaikum, ada apa Umi?" Zefa yang sedari tadi melihat hanya diam.
"Kamu jangan coba-coba buat umrah."
"Loh emangnya kenapa?!" Terdengar Hafiz bertanya bingung. Pria itu nampak gusar dengan tangan yang mengusak rambutnya frustrasi.
"Lakuin tugas kamu dulu, baru umrah!" Zefa hanya terus menatap raut suaminya yang nampak marah tetapi tertahan. Gadis itu tidak dapat mendengar apa yang Umi katakan pada Hafiz.
"Hafiz harus umrah dulu, baru bisa–"
"Jangan coba-coba beralasan. Umi sudah tua, Shaq."
"Umi kenapa bahas umur? Umur ngga ada yang tau, Umi."
"Justru karena ngga ada yang tau, Umi takut lebih dulu ngga ada sebelum lihat anak kamu, Shaq."
"Umi .... " ujar Hafiz melirih. Hal itu membuat Zefa yang dari tadi diam mendekat ke arah suaminya. Hafiz terlihat frustrasi dan lelah, pandangan matanya yang sayu, alis yang tertekuk juga hembusan napas pelan.
"Lihat kamu nikah sudah, sekarang giliran lihat cucu dari kamu, Shaq."
"Iya, Hafiz usahain." Setelah kata terakhir, Hafiz menjauhkan ponselnya dari telinga dan duduk di sisian ranjang, mengusap pelan wajahnya frustrasi dengan helaan napas pasrah. Zefa yang sedari tadi tidak tahu apa-apa memutuskan mendekat.
"Ada apa sama Umi, Kak?" tanyanya pelan, takut akan-akan Hafiz kembali membentaknya.
"Umi larang saya buat umrah," jawabnya jujur tanpa menutup-nutupi.
"Kenapa harus umrah?" Zefa bertanya lagi. Gadis itu sudah duduk di sebelah suaminya.
"Karena saya mau–" Seperti orang yang hampir kelepasan, Hafiz langsung menghentikan ucapannya.
Seolah tahu akan apa yang Hafiz pikirkan, Zefa dengan cepat manyahut, "Zefa udah siap kok Kak tanpa Kakak harus doa di masjidil haram."
><
Gadis dengan gamis panjang terlihat sedang berdiri di depan cermin yang ada di toilet hotel, menatap sebuah kado yang belum sempat ia buka. Itu kado yang Asyfa beri saat hari pernikahannya, tempo hari temannya itu mengirimkan pesan agar membawanya saat akan berbulan madu. Zefa menghela napas dan bergegas membukanya. Dahinya mengernyit heran bersamaan dengan tangannya yang mengambil sebuah–
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason [END]
Подростковая литератураHappy membaca-!! 😺 Hai wahai teman-teman yang budiman, kalian teh kalo baca sekalian vote atuh, ah. Biar keren gitu, loohhh. Ya? 😻 •••Cuss••• Bercerita tentang seorang gadis bernama Zefana Adira. Gadis nakal yang besar akan gengsi. Karena hal itu...