Duadua || Aneh.

215 25 2
                                    

Avv~

Banyak alasan di balik berubahnya seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Banyak alasan di balik berubahnya seseorang. Kita hanyalah manusia biasa yang hatinya dikendalikan Tuhan.

___________

"Apa?" tanya Zefa heran dengan Hafiz yang menatapnya sedari tadi. Dengan tatapan aneh yang Zefa sendiri tidak mengerti.

"Kamu ... belakangan suka aneh," jawab Hafiz. Pria itu melirik sekilas istrinya kemudian kembali fokus pada layar televisi.

Kini Zefa sadar, pria itu memang diciptakan untuk mengganggu para manusia yang sedang berbahagia. Karena di saat Zefa sedang berbicara dengan kakaknya, sesosok Hafiz selalu muncul dan mengobrak-abrik semuanya. Membuat Zefa terpaksa harus menghentikan obrolannya dengan sang kakak. Seperti tadi, kemarin, dan kemarinnya lagi. Setelah Zefa amati, segala kebahagiaannya hancur Hafiz rusak. Namun, Zefa cepat-cepat menggeleng pelan, menyangkal segala pikiran buruknya.

"Aneh gimana? Zefa biasa aja, kok." Zefa nampak datar dengan tatapan ke arah layar besar itu.

"Kamu aneh, lebih ... pendiem dari biasanya." Hafiz menatap Zefa, membasahi bibirnya, "lagi ada masalah?" tanyanya hati-hati.

"Perasaan Kakak aja. Zefa biasa kok," ungkap Zefa menyangkal.

"Kamu bener aneh belakang Zefa. Saya tahu itu." Hafiz nampak memaksa istrinya untuk bercerita. Nadanya bahkan terdengar menuntut di telinga Zefa.

"Zefa bener ngga apa-apa, Kak. Kakak aja yang ngerasa begitu. Lagian, Zefa bener ngga ada masalah. Harus berapa kali Zefa bilang?!" pekik Zefa. Zefa kelepasan. Nada bicaranya pada Hafiz meninggi membuat Hafiz sedikit terkejut dengan istrinya. Sedang Zefa, gadis itu nampak kesal. Dilihat dari tatapan matanya yang menajam menatap Hafiz.

"K-kamu bener beda Ze. Kenapa ngga mau cerita sama saya? Saya suami kamu," tuntut Hafiz, pria itu sudah terlihat sangat memaksa. Zefa lelah, gadis itu menghela pasrah, berdiri dan langsung pergi dari sana. Meninggalkan Hafiz yang semakin heran dengan istrinya.

~

"Zefa." Zefa menoleh mendengar suara yang dikenalnya. Itu Hafiz, pria itu berjalan mendekat ke arahnya yang sedang berdiri memandangi bunga-bunga yang ada di halaman belakang rumah.

"Hm," sahutnya tanpa mau menoleh ke arah Hafiz.

"Apa yang kamu sembunyiin dari saya?" tanya Hafiz yang sudah ada di samping Zefa.

"Apa? Ngga ada Kak," jawab Zefa melirik sekilas suaminya.

"Saya suami kamu, jangan coba bohong sama saya. Saya tahu kamu ...," Ucapan Hafiz terhenti kala Zefa dengan cepat menyahut.

"Kak Sha paksa Zefa buat cerita?! Bukannya sesuatu yang dipaksakan itu ngga baik? Kakak sendiri kan yang bilang?" tuntut Zefa, gadis itu makin kesal, menunjukkan kemarahan tanpa sebab membuat Hafiz bingung.

"Saya ada salah apa sama kamu? Kenapa tiba-tiba marah sama saya?" tanyanya yang sudah berdiri di samping Zefa.

"Ngga ada."

"Bilang salah saya apa biar saya tahu, Ze." Hafiz mendekat, "malam tadi ... kamu sengaja pergi dari rumah?" tanyanya yang baru sadar akan hal itu. Zefa menggeleng, menyangkal tuduhan Hafiz tanpa mau bicara.

"Terus?"

Hening. Tidak ada jawaban dari Zefa. Gadis itu diam lama hingga akhirnya terkekeh.

"Terus-terus ya nabrak dong, Kak." Kekehan kecil Zefa yang tiba-tiba membuat Hafiz makin bingung. Bingung akan apa yang ada dipikiran istrinya. Hafiz memutar tubuhnya menghadap Zefa, memegang pipi Zefa menyuruh gadis itu menatapnya.

Hafiz sedikit menunduk, menatap Zefa lebih dekat. "Kamu makin aneh, Ze."

Sedangkan Zefa malah tertawa seolah itu adalah hal lucu, memegang tangan Hafiz yang ada di pipinya.

"Ngga pa-pa aneh, yang penting ngga gila ahahaha!" Zefa tertawa keras lalu melepas tangan Hafiz dan langsung berlari meninggalkan suaminya dengan berbagai asumsi.

><

"Mi, pinjem bentar ya?" pinta Zefa mencoba meminjam ponselnya yang sudah lama tak ia buka bahkan sentuh.

"Tanya suami kamu tuh. Boleh ngga istrinya pegang handphone lagi," ujar sang mami yang diam-diam menggoda anaknya. Zefa yang mendengar itu diam-diam mendumel sebal.

Sedang Hafiz yang mendengar itu kaget, sempat mengerjap seperti orang dongo, hingga akhirnya mengangguk dua kali. "I-iya."

Zefa langsung berbinar bahagia, tersenyum lebar dan langsung menodongkan telapak kanannya. "Mana?" pintanya tersenyum manis.

"Kenapa dibolehin, Fiz? Tadinya mah gausah." Riki menyahut dari arah tangga, berjalan mendekat dan langsung ikut bergabung dengan keluarganya. Hafiz hanya diam tersenyum kikuk dengan jari yang menggaruk tengkuknya.

_________

Hai lagi lagi lagiii ><
First always, don't forget to vote and comment luvvyyy><
Dahdahdah luvyuuu and always thanks :"

A Reason [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang