Dua Lima || A Birthday Party

202 19 0
                                    

Manusia bisa kapan saja egois. Mereka selalu lupa ada penderitaan di balik kebahagiaan yang mereka rasakan.

_____________________

Zefa memperhatikan Shiddiq yang nampak bahagia, dengan ditemani kedua orang tua di sisinya. Anak itu nampak nurut disuruh meniup lilin dibantu oleh Ezi. Zefa tanpa sadar tersenyum haru menatap bocah yang semakin besar itu.

"Seneng kalo liat mereka kaya gitu," ujar Hafiz yang tiba-tiba sudah berdiri di dekat Zefa. Zefa yang terkejut menoleh cepat ke arah Hafiz, menatap tak tentu arti pada suaminya. Mendadak banyak rasa yang muncul dalam dirinya. Banyak pemikiran-pemikiran yang ada dalam otak kecilnya. Hafiz, pria itu bahagia karena telah merasa berhasil menjadi adik yang baik. Namun siapa sangka, gadis di sebelahnya diam-diam terluka menyaksikan pemandangan yang indah itu.

Bohong jika Zefa baik-baik saja. Gadis itu merasa sesak di dada, seolah ada sesuatu yang menyumbat di dalam sana. Menarik napas saja tersendat, membuatnya hanya bisa diam tanpa kata.

"Saya berharap-" Sebelum menyelesaikan ucapannya, Zefa dengan cepat menyahut dengan lirikan tajam.

"Jangan terlalu berharap, nanti kecewa." Kata singkat itu berhasil membuat Hafiz menoleh, heran sekaligus kaget mendengar Zefa yang berbicara seperti itu.

"Berharap ngga salah, Ze. Merekanya sendiri yang lupa kalo ada Allah yang sudah punya rencana," ujarnya bijak. Terdengar klise di telinga Zefa. Gadis itu hanya membuang udara lewat mulutnya dengan tangan bersedekap dada.

Zefa tidak memperdulikan dan langsung pergi menghampiri Shiddiq yang sedang menyuapi Ezi dibantu Kayla. Gadis itu tersenyum menatap anak dan bapak itu. Melirik pada perempuan di sampingnya, Bunda. Bunda nampak senang, menerima dengan dada lebar walaupun Shiddiq bukan cucu kandungnya. Itu membuat Zefa lega melihatnya. Saat Shiddiq sudah selesai, Zefa mendekat, berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak itu.

"Selamat ulang tahun ya, sayang. Ini buat kamu," ujarnya memberikan sebuah kotak yang langsung diterima dengan riang oleh Shiddiq.

"Bilang apa?" tanya Ezi pada putranya.

"Makasi Antii" ujar Shiddiq yang masih sedikit cadel memanggil 'Aunty'.

"Sama-sama," ucap Zefa tersenyum. Gadis itu menjauhkan dirinya saat Hafiz mendekat, berdiri di samping Bunda Ezi. Di sana juga ada Umi dan Abi, Umi terlihat mendekat ke arah Zefa sembari menyunggingkan senyum termanisnya.

"Umi," sapanya tersenyum, menjulurkan tangannya menyalimi mertuanya.

"Umi seneng liat mereka, kamu ...," Perasaan Zefa sudah was-was mendengar kata yang akan keluar dari mulut Umi. "... ga pengen kaya gitu juga?"

Takk!

Zefa agaknya terkena serangan mental. Gadis itu sempat mendelik sesaat, setelah akhirnya tersenyum guna menetralkan situasi jantungnya.

"Eh-hehe ... hehehe ...," Tawa yang terdengar sangat garing di telinga siapapun yang mendengarnya. Zefa hanya tersenyum paksa karena tidak tahu akan menjawab apa.

"Ad ... Zefa masih terlalu kecil, umurnya belum cukup buat hamil juga. Bahaya," ungkap Bunda tiba-tiba, sempat hampir lupa memanggil Zefa dengan Adira. Zefa yang mendengar langsung menoleh dan tersenyum tipis mendekatkan dirinya pada Bunda.

"Kamu tahun ini lulus kan?" tanya Umi. Entah apa maunya, kenapa sekarang malah terkesan memaksa Zefa untuk memberinya cucu.

"Iya lulus, tapi masih belum cukup umur buat ngurus anak." Bunda kembali menyahut, seolah mengerti akan Zefa yang tidak suka pada topik pembicaraan mereka.

Hafiz terlihat mendekat dengan menggendong Shiddiq, menatap para perempuan di dekatnya dengan heran.

"Kalian kenapa?" tanyanya bingung.

"Ngga apa-apa, Kak. Lagi ngobrol," jawab Zefa cepat. Mencegah agar Umi dan bundanya itu tidak menjawab.

"Fiz, kamu ngga ada niatan kasih umi cucu?" pinta Umi pada Hafiz. Pria itu mengerjap, kemudian hanya tersenyum sekilas.

"Kok diem? Kalian ni udah lama nikah loh," ucap sang umi pada putranya. "Apa Jangan-jangan kalian sebenernya belum ngapa-ngapain?!"

_____________

Say hi to Shiddiq

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Say hi to Shiddiq. ><
Tapi ini ngeblur, kaya hidupku. Ngga jelas diliat mata, bikin sakit.

Hai lagii ahahaha. Jadii, aks-- ekhm ... aku bakal up lebih dari satu tapi ngga setiap hari. Mungkin aga lama, dikit. Begituu uhuuuu. Tapi sekali up banyak, tapi katanya dikit. Banyak tapi dikit, gitu loh.

POKONYA GITU DEH.

SATU LAGI! DONT FORGET TO VOTE, AKU MAKSA. 😠🖤

ALHAMDULILLAH ASSALAMUALIKUM. SAMPAI KETEMU BEBERAPA HARI LAGIIIII ><

A Reason [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang