Tiga Tiga || Selesai II

230 22 0
                                    

Salah itu manusiawi. Namun memaafkan hingga mengikhlaskan adalah tahap membahagiakan diri.


Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak. ><


________________________


"ZEFA BENCI SAMA KAKAK!!" seru Zefa meninggi. Gadis itu nyaris keluar jika saja Hafiz tidak mencekalnya.

"LEPASINN!!"

"Kamu boleh marah sama saya sekarang. Pukul saya! Tampar saya kalo itu bikin kamu lega, Ze." Hafiz memegang erat pergelangan Zefa, mencegah gadis itu pergi. Namun Zefa dengan keras mencoba melepasnya, membuat Hafiz akhirnya menarik gadis itu cepat ke dalam pelukannya.

Awalnya menolak, memberontak, hingga saat Zefa merasakan suaminya yang mendekapnya erat membuat gadis itu pasrah menangis di dalam dekapan Hafiz.

"Hiks ... hiks ... Kak Sha ngga tau gimana ... hiks ... Z-zefa–" Gadis itu agaknya meluapkan segalanya, Zefa dapat merasakan Hafiz yang mendekapnya kian erat. Sedang Hafiz, tak apa jika kaosnya basah karena air mata, Hafiz hanya mau gadisnya tenang.

Lama, selama itu pula hanya terdengar isakan hingga sesegukan dari Zefa. Hafiz pun hanya diam sembari terus mengusap punggung kecil istrinya. Sesekali menggumam kata maaf dengan suara bergetar, menangis atau tidak Zefa sendiri tidak dapat tahu bagaimana raut suaminya.

"S-saya ...," ucap Hafiz menggantung. Pria itu tampak menatap istrinya sebentar, setelah akhirnya dengan pelan menghapus bekas air mata yang hampir mengering di pipi istrinya.

Begitu pula Zefa, gadis itu terlihat menatap netra suaminya, mata yang terfokus saat mengusap wajahnya.

"Kak," panggilnya pelan membuat Hafiz refleks menghentikan kegiatannya.

"Iya?"

"Maafin Zefa, tapi ... Zefa ngga bisa," lirih Zefa yang langsung menunduk. Gadis itu benar-benar menunduk, takut melihat reaksi suaminya.

"Ngga bisa apa?!"

"Ngga bisa lanjutin ini," lirihnya pilu. Hafiz tentu sangat terkejut mendengarnya.

"Maksud kamu kita udah? Udah sampe sini aja?!" tanyanya menuntut, meminta penjelasan. Namun Zefa hanya mengangguk dua kali tanpa bicara sepatah kata membuat Hafiz cepat-cepat menyuruh Zefa menatapnya.

"Ze, lihat saya." Zefa dengan ragu menatap Hafiz, takut akan-akan Hafiz tiba-tiba berteriak tidak terima.

"Kita ngga lagi pacaran, ini pernikahan, Ze. Kamu pasti tau–" Zefa dapat merasakan Hafiz yang menggenggam tangannya kian erat. Namun gadis itu cepat-cepat menyahut.

"Justru karena ini pernikahan, Zefa ngga bisa, Kak. Zefa ngga bisa terus hidup sama orang yang–" Gadis itu terus menggeleng, hingga kemudian berujar pelan, "Zefa benci."

"Ze?!" Dapat Zefa rasakan genggaman tangan Hafiz melonggar, pria itu tampak kecewa, menatap istrinya pilu dengan mata yang tanpa sadar sudah berkaca-kaca.

"Zefa ... benci sama orang yang udah bikin Kak Ezi ninggalin Zefa," lirih Zefa. Gadis itu menunduk tanpa mau menatap Hafiz.

Hafiz mengeratkan genggamannya, "terus mau kamu apa?! Balik sama Kak Ezi?! Iya?!"

"Z-zefa–"

"Kamu mau balik sama orang yang udah jadi milik orang lain?! Kak Ezi itu suaminya Kak Kayla, Ze!" seru Hafiz marah. Namun, bukannya takut Zefa malah menatap suaminya tajam.

"Kak Kayla emang istrinya Kak Ezi, tapi Kak Ezi ngga pernah sekalipun punya rasa lebih sama Kak Kayla!" semburnya. Mereka sama-sama menatap tajam, dengan deru napas yang beradu.

"Kamu ngga usah sok tau!"

"Zefa emang tau! Kak Ezi yang bilang," ungkap Zefa berani. Gadis itu tersenyum smirk, "kalo Kak Sha lupa, Kak Ezi cuma kasihan, ngga lebih." Setelahnya, Zefa memutuskan untuk benar-benar pergi meninggalkan Hafiz. Sedangkan pria itu hanya diam membiarkan istrinya menenangkan dirinya.

Hafiz menghembuskan napas panjang sembari merenggut kasar rambutnya, "AARGRHH!"

><

2 jam, 3 jam, hingga 5 jam telah berlalu, Zefa dengan pelan membuka knop pintu kamarnya, yang untungnya tidak terkunci. Saat baru saja masuk, gadis dengan khimar panjang itu langsung disuguhi dengan penampakan wajah Hafiz yang sedang terlelap damai menjalajah mimpinya.

Hafiz yang tertidur di sofa kamar membuatnya langsung bergegas mendekat dan duduk di sofa seberang. Memandang wajah damai sang suami lama. Memutar banyak hal yang telah terjadi selama beberapa pekan belakang.

"Zefa–"

From: google

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

From: google.

A Reason [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang