.
.
.“Selamat malam, Hime.”
Degh!
S-suara itu!
.
.
.
Hinata terduduk. Segera menoleh ke arah jendela kamarnya. Bayangan hitam!Seseorang yang selama beberapa hari ini ia pikirkan. Tentang kesepakatan. Tentang lamaran. Tentang penikahan. Pria tampan, bermata tajam namun entah kenapa sangat lembut ketika ditatapnya. Rambut hitam legam, ketika terbias cahaya terlihat biru gelap. Pria itu…
Sosok bayangan hitam tadi, sekarang malah masuk ke dalam kamarnya. Berdiri diam.
Uchiha Sasuke tidak terlihat lebih rapi sejak terakhir kali Hinata melihatnya. Semua… tetap sama. Hinata takjub.
“K-kau…”
Hinata perlahan turun dari tempat tidur. Entah kenapa, ia merasa… tidak takut, akan sosok Uchiha Sasuke lagi.
Ia mendekatinya. Mendongak menatap mata tajam itu lebih jelas.
“K-kau, benar-benar k-kembali?”
“Tentu saja. Aku bilang aku akan menikahimu.”
“T-tapi… ini…”
“Kenapa?”
Hinata gelapgapan. Seorang pria masuk ke mansion Hyuuga. Masuk ke kamarnya bahkan. Ia takut, mereka akan ketahuan oleh penghuni mansion. Apalagi, inikan sudah malam!
“M-malam ini…”
“Hn. Malam ini.”
“A-apa…”
“Seperti yang aku bilang hari itu, kita akan menikah di kuil Nakano. Malam ini. Aku sudah tidak bisa mengulur waktu.”
Tangan Sasuke terjulur ke depan. Menangkap pinggang gadis itu kemudian keluar dari kamarnya, dari mansion Hyuuga. Uchiha Sasuke sungguh tidak sabaran!
.
.
.
“K-kuil ini…”“Kuil milik klan Uchiha.”
Hinata menatap reruntuhan di hadapannya. Kuil Nakano. Ia tahu, hanya saja… lupa, kalau ini sudah menjadi reruntuhan. Sejak kejadian menyakitkan, melibatkan seluruh klan Uchiha dulu, kuil beserta mansion milik Uchiha tidak diperbaiki lagi.
Tangan Hinata ditarik. Ke arah sebuah batu. Berisi tulisan kuno yang Hinata tidak mengerti.
Sasuke telah bergerak dengan cepat. Sebelumnya, ia telah diberi kimono hitam bercorak gambar kipas berwana putih merah di bagian pungung. Lalu di bagian pinggang, telah dipasangi obi berwarna putih. Sederhana, untuk upacara penikahan, namun praktis karena pernikahan mendadak.
Uchiha Sasuke juga sudah berganti, dengan kimono senada dengannya, atau tepatnya sama-sama gelap, juga kamon yang dilengkapi corak kipas dibagian punggungnya. Membuatnya tampak semakin gagah.
Hinata merapihkan sedikit rambutnya yang dibiarkan tergerai. Setelah mengikuti Sasuke ke kuil ini, ia memang tidak sempat merapikan rambutnya.
“Ini.”
“H-hah?”
“Pakailah.”
Uchiha Sasuke menyerahkan kanzashi bercorak bunga lavender padanya. Kelip-kelip kristal nampak di beberapa bagian bunga.
Ia segera menggulung sedikit rambutnya. Kemudian menjepitnya dengan sedikit erat menggunakan kanzashi itu.
Mereka kemudian berdiri di depan batu bertuliskan tulisan kuno tadi. Hinata melihat batu lain, berisi dua buah cangkir, ia pikir itu pasti cangkir berisi anggur suci. Kemudian di sampingnya terdapat sepasang cincin, berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Die
FanfictionJika besok aku mati, apakah kau akan sedih? [Hyuuga Hinata] . . . Mengapa hanya diam? Apa aku memang tak berarti apa-apa? [Uchiha Sasuke] . . . Disclaimer : @Masashi Kishimoto Credits photo: atas nama pinterest dan yg gambar Warning : Banyak kesalah...