Bab 11

4.2K 420 52
                                    

"S-sakura-chan.... Pelan-pelan dong! Aku kan tidak bisa membawa ini sendiri!"

Sakura memutar mata bosan. Naruto bodoh itu ia suruh membawa tiga box berisi data-data rumah sakit.

"Kenapa kau tidak menggunakan jutsu membuat Bunshin saja?! Kau memang benar-benar bodoh Naruto!"

Ah, langkah Naruto langsung berhenti. Benar juga, ia lupa punya jutsu itu.

"Kau benar! Baiklah, aku akan membuat Bunshin!"

Naruto segera menaruh sebentar berkas-berkas itu di lantai. Lalu mulai menggerakkan tangannya untuk membuat segel bunshin.

"Kage bunshin no jutsu!"

Dua bentuk bunshin milik Naruto selesai. Kedua bayangan itu segera mengambil bergantian isi dari box itu.

Segera para Naruto itu mengejar Sakura yang masuk ke dalam ruangan.

Sakura sendiri memilih membaca sedikit beberapa berkas yang akan dia berikan pada Tsunade-sama tentang laporan pasien hari ini. Sejak kemarin sebenarnya ia sudah mengeceknya, tapi tak salah juga jika dilihat kembali.

"Sakura-chan... Dimana aku taruh benda ini?"

Sakura menoleh, lalu menunjuk ke arah sebuah meja berisi tumpukan data.

"Taruh saja disana. Nanti aku akan lihat lagi. Kau bisa pergi sekarang. Terimakasih bantuannya."

"Yosh! Baiklah, aku pergi dulu."

Naruto dengan senyum lebar kemudian berjalan ke arah pintu, sebelum dia keluar, laki-laki itu kembali menoleh.

"Emh... Sakura-chan..." Panggilnya.

Sakura menghentikan sejenak aktivitasnya. Dia berbalik sembari menatap Naruto.

"Kau tahu? Kau cantik sekali hari ini. Ah! Aku pergi dulu ya!"

Setelah memberikan pujian itu, Naruto segera keluar dari ruangan tersebut.

Sakura tersenyum kecil. Tingkah laki-laki itu kian hari entah kenapa membuatnya kadang merasakan debar yang berbeda di dadanya. Pagi ini ia entah punya pikiran dari mana, ingin merias sedikit wajahnya. Memakai pakaian yang kemarin malam baru dibelinya. Karena.... Saat membeli pakaian ini, ia teringat laki-laki pirang itu.

Naruto dari dulu memang selalu memperhatikannya. Ia senang.
.
.
.
Sesuai janjinya kemarin malam, Hinata pagi-pagi sekali sudah berada di apartemen milik si pria Uchiha. Keluar dari mansion Hyuuga dengan alasan bahwa ia akan ke rumah teman.

Sebenarnya ia sudah sampai di depan pintu. Hanya saja... Ia belum mengetuknya. Malu rasanya. Padahal ia sudah pernah tidur disini..bahkan menghabiskan malam yang panjang. Oh, pipinya jadi terasa panas.

Akhirnya, setelah berkecamuk dengan pikirannya sendiri, ia memaksakan tangannya mengetuk pintu.

Pada ketukan ketiga, pintu telah dibuka. Pria berantakan itu muncul disana. Mata pria itu masih mengantuk, Hinata yakin si Uchiha ini bergadang semalam.

Rambut yang kusut, lalu tidak memakai baju, hanya celana pendek hitam yang bertengger di pinggul pria itu. Tubuh pemilik dada bidang itu membuka pintu lebih lebar.

Mata Hinata dapat melihat kalau sepertinya pria itu masih memproses apa yang ada dihadapannya.

"O-ohayou... Sa-sasuke-kun..."
Hinata tersenyum manis.

Ini masih pagi, masih pukul 6 lewat. Sasuke jika merasa tidak ada misi, maka ia akan bangun tidur setidaknya jam 7 pagi. Tentu saja ia masih mengantuk pada jam ini.

If I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang