Bab 19

3.3K 295 52
                                    

Mata Sasuke mengerjap pelan. Tapi entah mengapa ia seakan tidak ingin bangun tidur. Ingin rasanya tetap berada di tempat yang nyaman ini.

Kulitnya seakan diselimuti oleh kehangatan, ah ini memang hangat. Dan... selembut satin.

Sekali lagi, Sasuke mengerjapkan matanya.

Seketika terbelalak saat mendapati seseorang tengah memeluk tubuhnya. Ia mengenali ini, harum lembut dari vanilla dan lavender. Hinata. Wanita yang tengah hamil itu kini sedang memeluknya erat. Dengkuran halus terdengar mengalun pelan di telinga miliknya. Tangannya perlahan terulur, menyentuh pelan pipi lembut milik istrinya. Wajah polos dengan bibir yang tampak berwarna merah muda membuatnya ingin sekali mencium Hinata.

Hinata, benar-benar Kembali seperti perkataannya kemarin. Syukurlah, ia benar-benar baik-baik saja.

Ini masih pagi buta. Sasuke masih ingin menikmati sentuhan hangat istrinya, untuk itu ia tetap menyamankan diri sembari memeluk balik Hinata. sama-sama ingin memberikan kehangatan. Pagi yang akan menjelang pasti akan sangat berat. Sasuke ingin meluangkan waktunya sedikit lagi untuk Bersama Hinata sebelum ia Kembali disibukkan dengan panggilan dari Kakashi, atau mungkin juga dari ayah Hinata yang ingin membunuhnya.

.

.

.

Benar saja, pagi setelah sarapan nikmat dengan ditemani Hinata, Sai datang tanpa diundang ke mansion Uchiha guna memanggil Uchiha Sasuke untuk menghadiri rapat. Sai bilang akan membahas banyak hal termasuk pernikahan Sasuke dengan Hinata. maka dari itu, Hinata juga harus ikut ke pertemuan itu.

Sampai di ruang rapat yang sudah disediakan, bahkan dengan kursi yang telah dipilihkan untuk masing-masing peserta rapat, Sasuke telah menempatkan bokongnya Bersama dengan Hinata yang duduk disampingnya.

Meja rapat yang dibuat melingkar membuat Sasuke dapat melihat siapa saja yang hadir. Kakashi, yah tentu saja. Memangnya siapa yang akan memberi keputusan selain Hokage? Lalu, para tua bangka yang serakah. Maksud hati Sasuke adalah para tetua yang bertugas menjadi penasehat. Disamping Kakashi, Shikamaru berdiri tegak dengan membawa sebuah buku, mungkin catatan penting. Lalu... mata Sasuke sedikit mendelik saat ia melihat Naruto dan Sakura juga berada disana. Untuk apa mereka disini? Mengganggu saja. Oh, dan lihat siapa yang sejak tadi menatapnya tajam. Tidak hanya satu orang, namun tiga. Ketiga orang tersebut memiliki mata yang sama dengan istrinya. Dasar sombong. Sasuke tidak peduli pertemuan ini untuk apa lagi, tapi yang ia tahu sekarang adalah ia akan tetap Bersama Hinata dan anaknya apapun yang terjadi.

"Baik, karena semua telah hadir, mari kita mulai pertemuan hari ini. Shikamaru, silahkan."

"Hai."

Shikamaru maju sedikit dari tempatnya berdiri tadi, lalu mulai membuka buku yang telah ia bawa sejak tadi. "Hekhem. Saya akan mulai. Agenda pertemuan ini tidak serta-merta diperuntukkan untuk desa, namun juga untuk klan Hyuuga dan Uchiha Sasuke."

"Pertama, kita akan membahas mengenai kepemilikan tanah Uchiha. Lalu kedua, membahas mengenai pernikahan yang batal antara Uchiha Sasuke dengan Haruno Sakura, lalu yang terakhir... mengenai keputusan dan pembuatan kesepakatan baru terhadap penrnikahan antara Uchiha Sasuke dengan Hyuuga Hinata."

Uchiha! Uchiha Hinata. seharusnya para brengsek itu sudah tahu kalau Hinata telah menjadi milik Uchiha Sasuke!

Sasuke hanya memutar mata bosan, lalu dengan perlahan ia menoleh kepada Hinata yang sejak tadi terdiam sembari mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan Shikamaru.

"Terima kasih, Shikamaru. Jadi, mari kita bahas hal yang pertama. Kepemilikan tanah Uchiha."

"Aku yang akan membeli tanah itu." Belum sempat melanjutkan pembicaraan, Hyuuga Hiashi menyerobot dalam keheningan.

If I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang