“Misi selesai. Tidak ada hambatan dan ujian berjalan lancar. Rekan tim ku yang satu itu sepertinya tak sengaja terluka parah akibat ikut bertarung denganku.” Ucap Sasuke dengan santai.
Sang Rokudaime hanya bisa menghela napas.
Apalah dia dihadapan seorang Uchiha Sasuke. Panggilan hormat pun tidak ada.
“Itu hanya bentuk kerja sama tim, kau-“
“Sudah ku bilang padanya aku tak membutuhkan bantuannya.”
Baiklah, Kakashi menyerah. Mantan muridnya yang satu ini memang selalu punya cara untuk menyela argumennya.
Uchiha Sasuke masih berdiri menjulang di hadapan Kakashi dan juga Shikamaru. Kakashi mengira pria itu akan pergi setelah menyerahkan laporannya. Sasuke masih diam saja. Hingga akhirnya suara Shikamaru mengintrupsi.
“Sasuke?”
Masih diam dalam beberapa detik. Hingga Sasuke melirikkan matanya ke arah Shikamaru. Yang ditatap sedikit tertegun karena Sasuke baru kali ini menatap langsung ke matanya. Percayalah, Shikamaru adalah orang sangat peka, hanya saja tidak pernah terlihat luarnya. Beberapa detik berselang, Sasuke tiba-tiba berbalik lalu pergi dari ruang Hokage.
Kakashi hanya bisa mengerutkan dahi.
..
.
Hari masih siang, tapi Sasuke ingin segera mencapai tujuannya. Karena itu, dengan rasa sedikit was-was, ia menyusup ke arah mansion Hyuuga. Ingin segera bertemu wanitanya. Ingin mengatakan sesuatu. Ingin segera meluruskan keadaan. Tapi, pemandangan apa itu?!
Sayup-sayup, ia mendengar obrolan dua orang itu.
Hinata sedang berdiri di depan gerbang mansion Hyuga bersama seorang pria. Dan Sasuke tentu saja tidak mungkin salah lihat kalau itu sebenarnya Naruto. Kenapa mereka bersama? Apa mereka selalu bersama saat ia tidak ada? Ataukah memang sudah seperti ini?
Hah! Bisa-bisanya si brengsek itu!
“Ehm… terima kasih, Naruto-kun. Aku sudah merepotkanmu.”
Naruto terlihat menggaruk belakang lehernya, kemudian menjawab dengan tawa yang lebar, “Ah! Tidak perlu, Hinata. Aku senang bisa membantumu.”
Hinata disitu terlihat mengangguk, lalu berpamitan.
Naruto melambaikan tangan lalu berlalu pergi saat Hinata sudah masuk ke gerbang mansion.
Baiklah, sekarang saatnya.
Dengan sedikit berhati-hati, Sasuke akhirnya bisa menyusup hingga ke kamar Hinata. Wanita itu sibuk dengan tas belanja yang ia bawa sejak ia lihat wanita itu bersama Naruto. Hah, sekarang jelaskan situasi apa ini!
..
.
Hari ini Hinata merasa sangat-sangat lapar, tapi yang diinginkannya hanya ramen porsi besar isi rumput laut milik paman Teuichi.tadi, di jalan ia bertemu dengan Naruto, pria itu dengan senang hati membantunya memesan lalu membawakan tas berisi semangkok besar ramen. Ia sudah membicarakan ini dengan si paman pemilik kedai, bahwa akan selalu memesan dalam porsi besar untuk dibawa pulang. Syukurlah, paman Teuichi sangat baik. Pria paruh baya itu memperbolehkannya membeli dengan cara itu.
Naruto sudah pergi, dan ini saatnya makan ramen! Hahaha, Hinata entah mengapa ingin menari rasanya. Ramen ini sangat enak, ia jadi merasa sayang saat akan menyuapkannya ke mulut.
Ketika sibuk mengunyah dan menikmati suap demi suap kuah ramen, ia hampir saja tersedak akibat suara seseorang mengintrupsi dari arah belakangnya.
“Hinata.”
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Die
FanficJika besok aku mati, apakah kau akan sedih? [Hyuuga Hinata] . . . Mengapa hanya diam? Apa aku memang tak berarti apa-apa? [Uchiha Sasuke] . . . Disclaimer : @Masashi Kishimoto Credits photo: atas nama pinterest dan yg gambar Warning : Banyak kesalah...