Bab 10

4.7K 484 49
                                    

Sasuke memandang malas apa yang ada di hadapannya. Bertarung dengan anak kecil?! Hey! Dia ini pria dewasa!

Tapi, ingatkan Sasuke dengan tempatnya sekarang. Genin. Hah! Memalukan sekali!

"Jangan menggunakan kekuatanmu, Sasuke. Cukup kalahkan lalu kau dinyatakan lulus. Jangan menggunakan Sharingan, atau jurus spesial lainnya. Atau kau akan membunuhnya."

Sasuke mendelik. Kalau saja bukan karena aturan-aturan itu, Sasuke akan segera melenyapkan anak kecil songong di depannya.

"Hey, paman! Cepatlah! Aku ini orang yang sibuk!"

Hah?! Apa-apaan?! Awas kau tikus got, sialan!

Anak itu mulai menyerang. Sepertinya dia tidak sabar mengalahkan pria tua di depannya itu.

Sasuke hanya beberapa kali menghindar, membuat genin kecil itu semakin songong. Hah!

Lalu,

Bats!

Anak itu terjatuh. Sasuke memutar mata bosan. Hanya sekali pukul lalu anak itu terlempar. Lemah sekali. Sasuke kemudian berdiri dengan tegak. Menatap si Jonin sebagai pengawas saat ini. Bahkan pria itu terlihat gugup, atau mungkinkah ketakutan? Hah! Sasuke ingin tertawa rasanya.

"K-kau... Kau lulus. Aku akan segera m-melaporkannya."

Sasuke berdehem tanda mengiyakan. Kemudian berlalu. Setelah ini ada banyak sekali tulisan yang akan ia buat sebagai laporan. Merepotkan sekali.

Jika bukan karena aturan-aturan itu, Sasuke tidak mau bersusah payah dengan melawan anak kecil seperti ini.
.
.
.

Ujian Chuunin sudah ditentukan. Seminggu lagi. Setidaknya itu dipercepat. Sangat cepat malah.

Ia akan digabungkan dengan dua genin yang sepertinya siap untuk menjadi Chuunin. Kakashi sempat mengatakan sesuatu. Setelah menjadi Chuunin, ia akan di uji lagi agar segera berpangkat Jounin. Mereka bilang, pangkat Jounin dapat melakukan misi kelas A juga S.

Ia yang sudah di cap sebagai Nukenin juga ninja kriminal kelas S, harus bisa mengubah pandangan semua orang. Setidaknya ia harus mengubah gelar ninja kriminal menjadi ninja yang taat pada desa.

Oh, tapi tentu saja. Sasuke melakukan ini agar tempatnya juga tujuan ia kembali ke Konoha tidak diketahui orang-orang.

Ia menekuk satu kakinya. Berada di rumah adalah pilihannya saat ini. Setelah berkutat dengan laporan harian yang harus ia tulis, akhirnya tangannya bisa beristirahat. Matanya melirik ke arah ranjang yang di dudukinya. Ah,  ranjang itu pernah jadi saksi bisu malam panas antara dia dan wanita itu. Sasuke jadi ingin bertemu partnernya yang cantik itu.

Sudah seminggu ia disibukkan dengan kegiatan mengarungi pendidikan ini, ia hanya bisa menatap istrinya itu sesekali dari jauh. Hanya bisa menatap. Kalian tahu betapa menyiksanya itu? Bagi Sasuke, melihat bahkan mendengar suara milik Hinata adalah pembangkit gelora gairahnya. Anggap saja dia memang mesum, walau sempat menyangkalnya.

Dulu, yang ia tahu gairah seorang pria Uchiha itu besar. Gairah membunuh, gairah balas dendam, juga gairah berperang. Yang ia tidak ketahui adalah, ombak gairah seksual seorang Uchiha. Mengapa hanya dengan menatap, miliknya sudah berdiri tegak? Sewaktu mereka makan di restoran yakiniku malam itu, yang mengakibatkan dirinya menerkam Hinata lagi, Hinata saat itu bahkan tidak melakukan apa-apa. Wanita itu berusaha menghindari tatapan matanya. Sasuke kan hanya ingin ditatapnya balik agar istrinya itu tahu, ia sedang menahan diri?!

Dan sesuai apa yang diinginkan nafsu duniawi miliknya, wanita itu jatuh juga ke dalam kukungan panasnya.

Bruk!

If I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang