Bab 13

3K 349 12
                                    

Jam dinding telah menunjukkan pukul delapan pagi, tapi Hinata masih belum ingin beranjak dari tempat tidurnya. Kejadian kemarin… benar-benar membuatnya tak bisa berpikir dengan benar. Apa yang harus ia lakukan. Si empunya masalah malah tidak menemuinya lagi sejak malam pagi buta itu.

Ini sudah lewat beberapa hari. Sai pernah diam-diam menemuinya. Bilang padanya kalau Sasuke telah berangkat untuk ujian Chuunin.

Uchiha Sasuke akan pulang tiga hari dari sekarang jika tidak ada hambatan.

Ia akan menunggu. Iya, menunggu. Selain hal itu, apa yang bisa ia lakukan? Kalau tidak menemui akar masalah, maka kegundahan ini tak akan berkesudahan. Jika mengingat kalau dirinya dan Sasuke itu terikat, selalu saja membuatnya gelisah.

Tidak, tidak. Ia harus menghadapi ini. setidaknya ia harus mendengar penjelasan langsung dari si brengsek Uchiha Sasuke.

Pria tampan yang melamarnya secara mendadak lalu langsung menikahinya itu benar-benar tidak tertebak.

Baiklah, mari lewati hari demi hari sembari menunggu apa penjelasan mengenai semua hal rumit ini.
.
.
.
“Terima kasih, Naruto. Kau membantu banyak hari ini.” Sakura berbicara sembari meletakkan sekotak peralatan medis.

Hari ini Naruto datang untuk membantunya membersihkan beberapa ruangan di rumah sakit. Cukup membantu.

Yosh! Tak perlu, Sakura-chan. Ini kan karena kau yang akan mentraktirku ramen Ichiraku!”

Sakura memutar bola mata. Kalau ingin meminta bantuan Naruto, cukup iming-imingi traktir ramen, pria itu akan langsung membantumu. Sakura sudah hapal. Kecintaan Naruto terhadap ramen benar-benar sudah berada di level lain.

“Iya-iya. Aku tahu. Setelah ini mari kita makan ramen.”

Naruto tersenyum lebar, “Ayo!”
.
.
.
Beberapa saat setelah menyelesaikan semua pekerjaan mereka di rumah sakit, Sakura segera mengajak Naruto makan ramen yang diinginkannya.

Saat sampai disitu, mereka sedikit terkejut akan kehadiran seseorang.

Hinata.

Perempuan itu sudah duduk disana. Sepertinya sedang menunggu pesanan. Sakura dan Naruto segera duduk di sampingnya.

“Yo! Hinata-chan!” sapa Naruto. Membuat Hinata segera mengangkat wajahnya.

Mata Hinata sedikit membulat melihat kehadiran orang lain selain Naruto disitu.

“Hai, Hinata-chan!”

Sakura mengambil tempat duduk.

“A-ah, hai. Naruto-kun, S-sakura-chan…”

“Ramen porsi besar 1, dan biasa 1!”

Teriakan ribut milik Naruto membuat Hinata segera sadar. Kenapa sejak tadi ia menatap wajah Haruno Sakura?

Hai!!!” teriakan lantang milik paman Teuchi dan ptrinya Ayame membuat Naruto tersenyum lebar. Wah, hari ini ia makan besar!

Beberapa menit menunggu, sambil berbincang-bincang sebentar, ramen pesanan mereka datang.

Naruto sedikit mengerutkan dahi saat melihat kalau disitu disajikan dua mangkuk ramen porsi besar. Segera ia berteriak lagi.

Ne, Jii-san! Kenapa ada dua mangkuk besar disini? Aku kan hanya memesan satu?!”

“Itu milik Hinata-chan, Naruto-kun!”

Hinata yang merasa dibicarakan segera mengambil ramen-nya. Sedikit malu ketahuan memesan porsi besar.

If I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang