Cuaca hari ini cerah sekali. Sebenarnya Sakura ingin berjalan-jalan bersama Ino, tapi pekerjaan di rumah sakit ini membuatnya harus menahan diri.
Hari sudah menjelang sore. Ketika pekerjaannya yang menumpuk itu akhirnya selesai juga. Lalu besok adalah hari liburnya. Enaknya... Besok ia akan berjalan-jalan dengan Ino.
Tangannya yang sibuk merapikan kertas-kertas dokumen pasien, tiba-tiba berhenti. Mendengar suara pintu ruangannya yang dibuka perlahan.
Ia segera berbalik. Saat yang dilihatnya ternyata Godaime-sama. Memberikan hormat lalu berdiri tegak kembali.
"Ada apa, sensei? Ada yang bisa aku bantu?"
Si nenek yang masih saja cantik di usianya yang melebihi setengah abad itu tersenyum.
Hatinya seakan ikut bahagia membawa kabar yang akan ia beritahu pada murid kesayangannya ini.
"Kau pasti terkejut. Aku membawa berita membahagiakan."
Sakura mengerutkan dahi. Berita membahagiakan?
"Berita apa itu sensei?"
Tsunade tersenyum lebar. Ia bergerak memeluk erat tubuh Sakura. Semakin membuat Sakura kebingungan karena tingkah sensei-nya itu.
"Kau akan dijodohkan!"
Sakura terkejut. Dijodohkan?
"A-apa ma-maksud-..."
Tsunade melepaskan pelukannya. Lalu berkacak pinggang andalannya.
"Murid kesayanganku ini, akan dijodohkan dengan teman masa kecilnya. Cinta pertamanya. Kau tahu?"
Sakura membelalak. Ha? Ci-cinta pertama? J-jangan-jangan...
"Uchiha Sasuke akan dijodohkan denganmu! Bukankah itu berita membahagiakan?!"
Sakura semakin terbatu di tempat.
S-Sasuke-kun? Di-dijodohkan.... Dengan...ku?
Benarkah itu?
Astaga!
Senyum lebar seketika terbit di bibirnya. Segera ia memeluk sensei-nya itu. Sungguh! Hatinya bahagia sekali!
.
.
.
Hinata sore ini hanya sibuk menyiram kebun yang sudah ia buat. Bibit-bibit miliknya masih berkembang, sepertinya.Walaupun begitu. Pikirannya sedang tak berada disini. Ia sedang memikirkan hal lain. Kemarin malam seseorang membuatnya bingung. Bahkan sampai hari ini. Sebenarnya apa yang terjadi?
Uchiha Sasuke belum menemuinya lagi setelah di pagi buta, pria itu mengantarnya kembali ke mansion Hyuuga.
Malam itu, suaminya terlihat gusar? Yah, mungkin seperti itu.
Apa ada sesuatu? Misalkan Sasuke akan pergi jauh? Entahlah.
Hinata gelisah juga bukan karena apa yang akan dilakukan Sasuke. Tapi, Sasuke itu suaminya. Bukankah seharusnya ia bisa berbagi dengan Hinata?
Hinata sebenarnya tahu, kalau Sasuke juga mungkin bukan orang seperti itu. Uchiha Sasuke lebih memilih memendam sendiri. Lalu menyelesaikannya juga sendiri.
"Hinata-sama..."
Seseorang memanggilnya namanya, membuat Hinata segera berbalik. Menemukan si sepupu Neji sedang berdiri di belakangnya.
"A-ah... Neji-niisan. A-ada apa?"
Neji terdiam sebentar. Kemudian menjawab.
"Bukan aku, tapi anda... Apa yang sedang anda pikirkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Die
Fiksi PenggemarJika besok aku mati, apakah kau akan sedih? [Hyuuga Hinata] . . . Mengapa hanya diam? Apa aku memang tak berarti apa-apa? [Uchiha Sasuke] . . . Disclaimer : @Masashi Kishimoto Credits photo: atas nama pinterest dan yg gambar Warning : Banyak kesalah...