Disinilah mereka berada sekarang, Rena membawa ke 4 orang tersayangnya termasuk Reyhan ke taman bermain.
Butuh waktu lama untuk membujuk Reyhan agar mau keluar, untung saja saat Rena mengatakan ingin membuat kenangan bersama Reyhan langsung keluar.
Sebenarnya ini sangat canggung, tapi Rena tak perduli. Karena yang terpenting adalah dia bisa bersama ke 4 pria yang sangat dia sayang.
"Rena, jangan cepet-cepet jalannya. Kasihan Diky sama Indra lagi bunting, yang ada ntar mereka lahiran disini." tegur Faisal sembari menahan tangan Rena yang hendak jalan duluan.
Rena memandang Diky dan Indra yang sudah ngos-ngosan, jalan dengan keadaan perut besar dan keasaan hamil membuat energi mereka cepat terkuras "Aku duduk aja disana, kalian kalau mau main, main aja gapapa." ujar Diky pelan.
"Aku sama Diky aja, kalian pergi." gumam Indra lelah. Peluh menetes didahinya.
Diky mengangguk, dia memegang perut bawahnya dan menahan lelah, Rena jadinya merasa bersalah. "Maafin aku ya." bisiknya sembari mengelus pipi Diky dan Indra lembut.
Diky hanya tertawa pelan, dia menikmati sentuhan Rena ini "Gak papa, resiko lagi hamil ya gini." ujarnya jenaka.
Indra mengangguk setuju "Bener itu." imbuhnya.
Rena tersenyum pelan, dia mencium singkat bibir ranum Diky, dan juga bibir Indra.
Kemudian berbalik menatap Reyhan, Faisal "Aku harus memastikan tempat yang akan Diky dan Kak Indra duduki aman. Kalian tunggu disini sampai aku kembali." ujar Rena.
Dia merangkul bahu sempit Diky dan Indra, lalu membawa keduanya pergi.
"Cih.." Faisal berdecih tak suka, dia langsung melipat kedua tangannya di dada. "Wajahmu jangan ditekuk begitu, tenang saja. Setelah ini tak akan ada yang menganggumu dengan Rena." celetuk Reyhan.
Faisal dan Reyhan hari ini sama-sama mengenakan hodie oversize berbeda warna, topi hitam dan masker. Sedangkan Indra dan Diky mengenakan kemeja selutut dan cardigan tipis.
Faisal tersenyum angkuh "Benar, setelah ini Rena akan menjadi milikku seorang." ujar Faisal sombong.
Posisi Rena, Diky dan Indra saat ini ada di dekat Bianglala, Rena mendudukan keduanya dikursi kayu dibawah pohon yang rindang. Rena juga membelikan cemilan dan minuman untuk mereka.
Rena tersenyum, dia menangkup wajah Diky dan menatapnya lembut "Iky, Rena harap Iky bisa jadi orang tua yang baik buat Baby Indy." Indy adalah nama bayi Diky pemberian Rena.
Diky diam, matanya mulai memanas, firasat apa ini. "Rena, emangnya Rena gamau jadi orang tua Baby Indy juga?" tanya Diky bergetar.
Dia memegang kedua tangan Rena yang ada di pipinya. "Haha, mau sih sebenarnya. Tapi dia kan bakalan dikasih ke Ibu kandungnya." jawab Rena lembut.
Diky menunduk, entah kenapa dia merasakan firasat buruk akan terjadi "Rena-"
Chup~
Rena mencium lama dahi Diky, hal yang ingin dia lakukan sedari lama.
"Rena.." gumam Diky dengan jantung yang berdebar sangat kencang.
Rena melepas ciumannya, kemudian berlutut sembari memegang tangan Diky, dia memasangkan sesuatu di cincin Diky. "Kamu gak lagi lamar aku kan?" tanya Diky gugup.
Tawa renyah Rena berikan "Bukan, ini hanya sebagai simbol ikatan kita." jawab Rena sembari mencium punggung tangan Diky dengan lembut dan penuh perasaan.
Diky menggigit bibirnya kuat, guna menahan isakan bahagianya "Jangan nangis." bisik Rena lalu memeluk tubuh Diky erat.
Mengelus bahu pria tersebut dan menenangkannya. Bagian Diky sudah, tinggal 3 lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spoiled Male Omega [END]
Roman d'amourFaisal hanya menghindari takdirnya sebagai Male Omega, dengan berpura-pura menjadi Alpha dan menyembunyikan jati dirinya. Tapi siapa sangka, seorang gadis cantik nan mempesona mengetahui segalanya, gadis yang tak lain adalah Matenya sendiri. Seorang...