SXCPD IV : Pent Up

9.9K 556 45
                                    

a/n : a little stress relief for our hardworking bear.

warning : explicit content, bahasa vulgar, jorok, mending gak baca sumpah. also mungkin banyak typo karena ini gak diedit dan gak di spell check dulu hehe mian

















"Oke, jadi... mereka memintamu untuk shoot ulang."

"Apa? Kenapa?"

"Mereka bilang pakaian dan style yang kau pakai di shoot sebelumnya tidak cocok dengan konsep yang direncanakan sejak awal. Mereka dapat pakaian yang baru datang dan segera berubah pikiran."

"Setelah shoot dilaksanakan?"

"Um, ya... itu yang mereka bilang padaku. M- mereka juga bilang kalau tidak apa-apa jika kau menolak."

"Ck, sangat tidak profesional."

Irene mendengar desahan nafas panjang yang terdengar letih setelah kalimat terakhir yang Seulgi ucapkan. Dia sama sekali tidak bermaksud untuk menguping pembicaraan Seulgi dan sang manager, tidak saat Seulgi sendiri menjawab panggilan itu diatas ranjang tepat di sebelahnya.

Beruang malang itu baru saja pulang dari jadwal individunya yang memakan waktu semalaman. Dan belum saja sampai satu jam dia berbaring di kasur; ponselnya berdering dan Irene harus mendengar percakapan keduanya yang membuat kepala pusing.

"Aku tidak tahu, aku harus pergi ke agensi esok hari tapi aku akan coba luangkan waktu. Oke, terima kasih. Selamat malam."

Panggilannya terputus, lalu helaan nafas lainnya pun datang. Irene dengan jelas mendengar nada robotik nan datar keluar dari setiap kata yang Seulgi ujarkan barusan; terdengar malas, jengkel, dan pastinya lelah.

Walaupun begitu Seulgi masih terdengar sopan dan itu mengaggumkan.

Agak membanting ponselnya ke sebrang kasur, Seulgi mendecakkan lidah lalu bangkit berdiri dengan kedua kakinya; melangkah lunglai ke arah kamar mandi sembari melepas kancing kemejanya satu persatu. Sayup-sayup Irene dengar beruangnya itu menggerutu kesal, suatu kejadian yang jarang terjadi sebenarnya.

Kang Seulgi memang dikenal sebagai seorang yang profesional dan super ramah dikalangan para artis dan staff, namun itu bukan berarti ia punya kesabaran yang tak terbatas. Irene melihatnya bekerja amat keras; Seulgi bangun sebelum mentari muncul dan dia akan pulang begitu larut.

Dan ini sudah berlangsung selama lebih dari seminggu.

Malam ini Seulgi pulang dengan suasana hati yang buruk, dia bahkan tidak memberi Irene setidaknya kecupan singkat di pipi begitu melangkah masuk ke apartmen. Ia hanya terduduk diam; menatap layar ponselnya dengan kerutan dan bicara seperlunya sebelum akhirnya menerima panggilan telepon yang membuat mood buruknya pecah.

Seulgi sedang stress dan Irene tahu betul akan hal itu.

Dan dia tahu apa yang harus dilakukannya.

Yang dia tidak tahu adalah bagaimana cara melakukannya. Irene menggigit bibir bawahnya sedikit kala melirik kearah kamar mandi yang shower-nya terdengar tengah mengucur deras, matanya kemudian mengarah menuju pintu lemarinya yang besar; menimang-nimang keputusannya.

Irene bisa saja menyusul Seulgi ke kamar mandi, melucuti legging dan kaos oblongnya dalam perjalanan sebelum bergabung bersamanya dibawah guyuran air. Hmm, dia bisa membantunya membersihkan tubuhnya; menggosok punggung dan bagian tubuh lainnya sebelum mereka bersetubuh.

Tapi itu akan membuatnya basah; dan Irene baru saja mandi beberapa jam yang lalu.

Menggembungkan satu pipi, Irene pun bangkit berdiri dan berjalan menghampiri lemari pakaiannya (dan Seulgi karena mereka tinggal bersama), untuk mengambil salah satu koleksi pakaiannya yang terbaik dalam rangka menyenangkan si beruang yang sedang stress.









[M] Into You 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang