10. Now What?

8.9K 732 134
                                    

Percobaan pertama dan aku tidak terlalu berharap banyak.

Joohyun juga sudah mempersiapkan diri untuk menelan kekecewaan jikalau memang benar proses ini tidak langsung berhasil dan selagi menunggu hasilnya; aku berniat mengajaknya liburan.

"Jinjja?!" Ia memekik tak percaya, matanya membulat sempurna dan mulutnya juga terbuka sedikit lebar; reaksi yang sudah kuduga saat aku bilang aku mengambil cuti panjang untuk liburan bersama.

"Mm!" aku mengangguk antusias sembari tersenyum lebar, menggenggam tangannya dan memberinya ceringan kecil begitu kulihat wajahnya bersinar senang.

Wanita dewasa yang menggemaskan memang.

"Kemana?" tanyanya penasaran setelah berhenti melotot kaget. Aku mengerlingkan mata jahil lalu mengendikkan bahuku; membuatnya mengerutkan dahi curiga.

"Rahasia," kataku dengan senyuman polos. Joohyun merengut tak senang lalu menghela nafasnya; kembali diserang rasa penasaran layaknya saat aku diam-diam membawanya ke Santorini.

Aku terkekeh lalu mengecup pelipisnya singkat sebelum berbaring diatas ranjang; mendesah lelah karena hari yang panjang di kantor. Percayalah, aku menyelesaikan semua bagian pekerjaanku agar bisa berlibur dengan tenang.

Sisanya; Samuel dan yang lain akan berhadapan terus dengan Anna yang masih saja bertingkah bitchy.

"Yah~" Joohyun merengek pelan seraya menengok kearahku yang tengah terbaring, sedangkan ia masih duduk tersila ditepi ranjang. "Cepat beritahu aku, kemana kau akan membawaku kali ini!"

"Aku bilang rahasia, sayang." kekehku. "Just... pastikan kau membawa pakaian yang nyaman untuk dipakai."

"Ugh," erangnya jengkel disertai delikan mata, Joohyun ikut berbaring dan aku langsung menariknya kedalam dekapanku tanpa ragu.

Ia menghela nafas lalu balas memelukku, menempelkan dahinya keleherku yang panas sambil memainkan kancing piyamaku dengan jari-jarinya.

"Seul..." panggilnya pelan; sedikit ragu dari nada ia bicara.

"Ya?"

Joohyun bergumam sebentar sambil terus memainkan kancing piyamaku, membuatku menunggu dengan dagu menyandar di pucuk kepalanya yang harum.

"Isn't it... a bit too much?" lirihnya gugup dan kali ini membuatku mengernyitkan dahi heran.

"Apanya, sayang?"

"Well, I don't know. I mean... " gugupnya lagi. "Kita sudah melakukan percobaan untuk membuatku hamil; which is not cheap at all."

"Uh-Huh?"

"Dan sekarang kau mengajakku liburan?" tanyanya, kali ini terdengar sedikit frustrasi. "Apa kau serius, Seulgi? Tidakkah kau berpikir kau terlalu menghabiskan banyak uang?"

Helaan nafas panjang keluar dari mulutku pada 'omelan'-nya, aku mengeratkan pelukanku lalu mengusap punggung kecilnya dibalik kain silk yang ia pakai perlahan.

"Jangan memikirkan hal itu, oke?" bujukku. "Jangan khawatir, kita tidak akan jatuh miskin dan berakhir di jalanan."

Joohyun sedikit memukul dadaku pada ucapan angkuh yang bercanda itu; ia mendesis kesal lalu mengadah melihat wajahku yang tertawa-tawa.

"Yah! Aku serius~!"

"Aku juga, chagi~" aku terkikik. "Jangan cemaskan hal itu and just have fun. Okay, Mommy?"

"M- mwoya," ujarnya tergagap dengan wajah sedikit merona. "Aku bukan seorang ibu."

Aku tersenyum, menatapnya lembut lalu mendaratkan satu ciuman manis di pangkal hidungnya sebelum berbisik-

[M] Into You 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang