"Um... apa kau yakin?"
"Absolutely."
"Kau tidak akan menyesalinya?"
"Nope."
"Okay."
Aku memperhatikan Joohyun yang sedari terus tersenyum lebar sembari menggandeng tanganku di sekitar jalanan yang ramai, kedua kaki mulusnya terpampang bebas karena ia hanya mengenakan jeans pendek di padukan dengan blouse biru langit bergaris juga sebuah topi untuk melindungi kepalanya dari bawah sinar matahari yang terik.
Jalanan Puerto Vallarta cukup ramai di hari Senin ini, toko-toko memasang tanda bertuliskan "Buka" di depan pintu atau kaca mereka, beberapa pasang orang juga terlihat mengisi booth cafe atau restoran sedangkan yang lain berjalan santai seperti aku dan Joohyun.
Setelah sekian lama, kami berdua akhirnya bisa berjalan-jalan lagi. Walaupun hanya mengitari pasar yang tak jauh dari rumah ia terlihat senang bisa hang out bersamaku. Dan memakai pakaian yang juga santai; skinny jeans hitam dan kaos polo abu juga topi yang sama dengan Irene.
Dan kalian tahu kemana ia membawaku? Salon.
Ya, salon. Secara mengejutkan ia bilang kalau ia ingin memotong rambutnya. Aneh, Joohyun sangat menyukai rambut panjangnya itu sepenuh hati hingga ia tidak akan memangkasnya jika aku suruh. Plus, ia tidak pernah memangkas melainkan hanya merapikannya.
Well, menjadi pasangan yang baik aku meng-iyakan permintaannya dan membiarkannya menggandeng tanganku selagi menyusuri jalanan yang ramai. Joohyun berjalan didepanku dan aku terus memperhatikannya dari belakang, melihat sepasang kaki kecilnya berjalan penuh semangat diatas tanah kering dan sedikit berdebu ini.
Angin hangat yang datang dari arah pantai meniup helai rambutnya yang tergerai bebas, Joohyun juga terkadang menoleh kebelakang; mungkin memastikan kalau tangan yang ia gandeng adalah milikku. Menggemaskan.
"Kita disini," ujarnya dengan senyuman kecil begitu kami berhasil mencapai bangunan bercat putih dengan jendela kaca yang sangat besar. Aku tidak punya waktu untuk memperhatikan lebih jauh karena Joohyun menarikku lagi, genggamannya menuntun kami berdua masuk melewati pintu kaca dengan deringan pelan bell diatas pintu.
"Perdóneme," ucap Joohyun ramah pada seorang pria yang tengah terduduk di sofa dipojok ruangan dan tengah membaca majalah kecantikan. Pria itu mengadahkankan kepala berambut high fade bercat keabuan itu hingga bertemu dengan pandangan Joohyun, kuperhatikan ia juga mempunyai beberapa tato di lehernya, piercings di telinganya, juga alis kirinya yang teriris.
Hm, terlihat seperti seorang Bad Boy.
Tapi ia memakai apron khas seorang barber, jadi ia mungkin pegawai atau bahkan pemilik tempat ini. Iapun balas tersenyum kearah Joohyun tak kalah ramah seraya bangkit berdiri dari duduknya dan meletakkan majalahnya kesamping.
"Oh! Bienvenido !" Katanya dengan senyuman melebar. "¿En qué puedo ayudarte ?"
Joohyun masih menggenggam tanganku erat saat pria itu mengambil beberapa langkah mendekat, kedua lengan kekar juga bertatonya itu berkacak pinggang terkesan santai. Aku tidak akan bohong, ia menatap Joohyun; terutama aku dengan terlalu ramah.
"Um... me gustaria... cortarme el pelo." Joohyun menjawab dengan suara pelan dan hati-hati, ia bahkan sedikit melirikku dengan tatapan yang berkata "Apa aku mengatakannya dengan benar?" Aku hanya tertawa lalu menggangguk, memusatkan perhatianku pada pria didepan kami dengan senyuman ramah.
Dengan sedikit basa-basi dan ini itu, pria itu mempersilahkan Joohyun untuk duduk di salah satu kursi dan aku hanya diam memperhatikan; membalas senyuman manis pria itu dengan senyuman sopan dan memutuskan untuk duduk di sofa sembari memainkan ponselku.
![](https://img.wattpad.com/cover/181388060-288-k22526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Into You 2
Fanfiction⚠MATURE CONTENT [gxg, NC] "A little less conversation and a little more touch my body."