Joohyun tidur seharian dan aku berakhir bersih-bersih rumah sendirian. Tadinya, aku berniat memindahkan Joohyun ke kamar tamu agar aku bisa membersihkan ranjang yang... sudah tercemar itu.
Namun rasanya aku tidak tega begitu melihatnya tertidur begitu lelap; tubuh kecil dan telanjangnya meringkuk didalam selimut tipis dengan begitu polos hingga aku tersenyum-senyum sendiri melihatnya. Ia sangat menggemaskan.
Jadi aku meninggalkannya untuk tertidur sembari membersihkan rumah sekenanya karena serius, tempat ini sudah bersih dan rapi hingga aku bingung harus apa. Jadi aku hanya memasukkan pakaian kotorku dan Joohyun lalu pergi mandi.
Air segar yang mengucur dari shower langsung membasahi tubuhku yang benar-benar lengket oleh keringat; membasuh rasa penat dan pegal bekas kegiatan barusan disekujur tubuhku.
Hhh... rasanya begitu menenangkan. Aku mengeluarkan desahan pelan selagi menikmati guyuran air dingin menyapu kulitku yang masih sedikit memerah, aku bahkan sedikit meringis perih begitu luka kecil di punggungku terkena air.
Ah, Joohyun seperti biasa selalu mencakarku seperti seekor kucing setiap kali kami bercinta. Tapi tadi, aku tidak membiarkannya mencakarku lebih dalam karena aku mencengkram kedua pergelangannya dengan begitu kuat.
Apa tadi... aku terlalu kasar padanya?
Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di benakku, menghantui pikiranku yang tiba-tiba teringat oleh potongan-potongan kejadian yang tidak lama baru saja terjadi. Joohyun menjerit begitu keras; suaranya melengking nyaring sampai tetangga kami mendengar dan itu cukup memalukan, sebenarnya.
Menggelengkan kepalaku, aku dengan cepat membersihkan tubuhku lalu keluar dari kamar mandi didalam kamar dengan balutan bathrobe ; melihat Joohyun yang masih tertidur lelap diatas ranjang tanpa sprei dan dibungkus oleh selimutl.
Berusaha untuk tidak terlalu gaduh, aku mengendap-endap menuju lemari dan mengambil satu set pakaian dalam juga baju dan celana casual, memakainya lalu menghampiri Joohyun dikasur kami setelah menggantung bathrobe-ku di hanger pakaian disamping lemari.
Aku tersenyum lembut sekaligus getir begitu melihat wajah polosnya terlelap damai. Tidak seperti barusan; wajahnya sangat memerah dan penuh keringat, mulutnya tak henti mendesah dan matanya juga terus terpejam erat.
Sekarang ia terlihat begitu tenang, walaupun sisa peluh masih menempel di wajah dan rambutnya yang sudah tak terbentuk karena sangat kusut ia masih saja terlihat begitu cantik.
Aku ikut bergabung dengannya diatas ranjang, merengkuh tubuh kecil dalam balutan selimut itu kedalam pelukanku selembut mungkin dan mencoba untuk tidak membuatnya terbangun dari tidur lelapnya. Joohyun hanya bereaksi dengan memberikan rengekan lemah dan akupun tertawa kecil.
Kuperhatikan wajahnya lekat, memandang kelopak indahnya yang tertutup tenang dengan helai lentik bulu matanya. Hidung mancungnya, juga sepasang bibir lembutnya yang sekarang ini terlihat sedikit bengkak karena terus aku ciumi tanpa ampun.
Surai kelam yang sedikit menghalangi wajah Joohyun aku singkirkan pelan, menyelipkannya kebelakang telinga kemudian lanjut mengusap pipi halusnya dengan ibu jariku. Aku terkadang berpikir, apa memang aku sepantas ini untuk mendapatkan Joohyun sebagai istriku?
Dia begitu cantik. Sangat cantik dan aku tidak akan pernah lelah mengatakannya. Sejak kali pertama kedua mataku jatuh pada sosoknya aku tidak merasa ragu jika Joohyun adalah wanita paling cantik yang pernah aku lihat.
Dan wanita itu berakhir dengan wanita lainnya, menentang takdir yang seharusnya dengan cara melarikan diri bersamaku. Just ... pria malang mana yang sudah aku sakiti dengan cara mengambil jodohnya ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Into You 2
Fanfiction⚠MATURE CONTENT [gxg, NC] "A little less conversation and a little more touch my body."