11. Here Comes Trouble

8.4K 634 51
                                    

"Seminggu?!"

Joohyun memekik tak percaya di kamar tidur kami berdua, kedua matanya yang sudah besar melebar semakin besar dan memancarkan keterkejutan.

Aku mengangguk lemah sambil tersenyum pasrah, menggaruk tengkukku yang tidak gatal dan menatapnya sendu. "M- Mian, project ini sangat besar dan aku harus ikut andil."

Bagus, panggilan barusan itu dari Anna; bosku yang memberikan kabar penting soal rencana proyek yang akan kami kerjakan.

Rencana itu akan segera direalisasikan dengan syarat; aku harus melakukan perjalanan bisnis le ibu kota dan bertemu dengan client  secara pribadi; seminggu penuh.

God, minggu itu akan menjadi minggu berat yang dipenuhi meeting dan presentasi.

"Oh... tak apa, Seulgi." Joohyun berucap disertai senyuman kecil, kedua tangan kurusnya masih setia memegangi helaian selimut yang membungkus tubuhnya saat ia berjalan menghampiriku lalu mendaratkan satu kecupan singkat di bibir.

"Karena kau berangkat besok pagi, sepertinya aku harus mempersiapkan semuanya untukmu dari sekarang, jagiya." ujarnya setelah itu, Joohyun melangkah ke kamar mandi lalu meninggalkanku sendirian; membiarkan selimut yang membungkus tubuh telanjangnya terjatuh kelantai begitu saja.

"Haah~" aku menghembuskan nafas lelah lalu mengusap rambutku frustrasi, ponsel di genggamanku sudah mati dan akupun meletakannya asal diatas ranjang yang sudah kacau.

Sial. Kenapa timing -nya selalu buruk?

-

Joohyun tengah menyiapkan makan siang di dapur, dengan apron putih yang membungkus tubuhnya ia terlihat begitu serius dalam mencampurkan bumbu-bumbu kedalam panci yang berisi air mendidih.

Aku hanya memperhatikannya dari belakang; tersenyum samar selagi memperhatikan tubuh mungil (namun tetap seksi) -nya itu bergerak kesana kemari mengambil peralatan dapur.

Sungguh, aku merasa sangat marah dan kecewa. Liburanku bersama Joohyun setelah melakukan percobaan kehamilan harus ditunda karena pekerjaanku. Bahkan, aku malah harus meninggalkan Joohyun selama seminggu penuh.

Damn it.

"Hei," Joohyun sekilas terhenyak pada sapaanku namun seketika tenang begitu merasakan kedua lenganku memeluk pinggangnya lembut dari belakang.

"Seulgi, hei." jawabnya singkat sembari sibuk mengaduk-aduk isi panci yang kuahnya sekarang terlihat kemerahan.

"Hmm~ baunya enak," pujiku dengan senyum yang langsung ia respon dengan senyuman malu. "Rasanya aku semakin lapar~"

Joohyun tertawa pelan dan aku bersumpah, suaranya begitu lembut. "Tunggu sebentar lagi, makanannya akan segera siap."

"Okay," patuhku lalu mengecup pipinya singkat. Joohyun tersenyum lagi lalu lanjut memasak apapun itu, ia mengambil sendok dan mengambil sedikit kuahnya lalu meniupnya beberapa kali; mencicipinya kemudian dengan kecapan lidahnya.

"Eh, kurasa ini kurang garam." gerutunya pada diri sendiri lalu mengambil seperempat sendok makan garam sebelum ia tuang kedalam panci.

"Um... sayang," ucapku ragu tanpa melepaskan pelukan yang aku berikan. Joohyun bergumam sembari terus mengaduk isi panci lalu mencicipinya lagi.

[M] Into You 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang