30

76 8 0
                                    

Terik matahari mulai Nampak dari ufuk timur.
Gadis cantik sejuta misteri bangun dari tidurnya.
Bukan diatas kasur miliknya tidur, namun di lantai dingin tempatnya menapakkan kaki.

Segera saja ia bergegas mandi..

“Haahh… Bagaimana aku bisa segila ini?” gumamnya bingung melihat luka sayatan di lengan hingga pergelangan tangannya.

Tanpa memperdulikan lukanya sedikitpun, dirinya mandi dengan air dingin.

Selesai nya, ia turun ke bawah…
Terlihat kedua eonni nya memasak di dapur, member TXT bersama BTS bermain PSP bersama.

Menoleh kepala ke kanan ke kiri mencari saudara nya yang lainnya.
‘Sepertinya belum bangun.’ Dengan inisiatifnya sendiri, ia berjalan memasuki kamar saudaranya dan membangunkan mereka.

Tidak seperti biasanya, Somin memakai sweter berlengan panjang dan besar seperti sekarang ini.

Saudara saudari nya saling menatap satu sama lain, tidak ada yang berani mengangkat bicara.

Pasalnya, raut datar tatapan dingin dengan aura kebencian yang meluap dari tubuh nya yang menandakan ‘DIAM’ itulah pengartian mereka.

BTS dan TXT yang tidak tahu pun….

“Prince… Bagaimana keadaanmu sekarang?” Tanya Jin cemas.

Mata Somin yang awalnya menatap depan kosong, beralih menatap Jin dan sekelilingnya…
Tatapan Khawatir, cemas, sedih, dan takut tertuju padanya.

“Kenapa memangnya?” polosnya.

‘Mulai lagi.’ Batin saudaranya takut.

Beda halnya dengan idol – idol yang di mengelilinginya…

‘Cute… !!!’
‘Manis nya..’
Ughh,, kenapa nggak dari dulu seperti itu saja !!’
Waaaa damage nya bukan main, cantik bener.’

Binar mata mereka mengalahkan redupnya sinar mata ke lima orang yang ada di satu ruang tersebut.

“Ehemm, ke-kemarin–kan ka–kamu ter–luka bukan?” gugup RM.

“Tidak kok."

“Benarkah?” tidak percaya, Yeonjun.

Somin mengangguk saja, lalu melanjutkan makannya dengan tenang.

Selesainya, Somin bangkit dari tempat duduknya melangkah pergi keluar dorm.

Semua penghuni dorm tetap pada posisinya, hanya menatap heran Somin.

Tanpa disadari setetes darah menetes di atas meja makan tempatnya makan, dengan segera Nam Kyu bangkit dari duduknya dan langsung berlari kencang menyusul adiknya.

Lagi lagi mereka terheran heran, sebenarnya ada apa ini?!

“Hahhh…” helaan nafas Hyun Jae terdengar, beberapa pasang mata menatapnya.



Di tempat lain… ****

“Sepertinya, dia mulai mengetahui sesuatu,” ucapnya sambil menatap layar yang menampilkan seorang gadis bersweter abu tua mendekat ke salah satu ranting pohon di depan tepatnya tinggal saat ini.

“Khi..khii..khiii… matanya cukup jeli juga gadis cantik,” gadis tersebut Nampak memperhatikan sesuatu yang saat ini tingkah lakunya terekam kamera CCTV.

Pria itu masih cekikikan ketika gadis yang menjadi mangsanya ini mengetahui alat pengintainya.
Ahh.. Pasti kau akan merusaknya agar aku tak tau aktivitas kalian bukan? Khi.. Khii.. Khii batinnya tertawa.

Mengambil minuman yang tersaji di mejanya lalu di minumnya dan ditaruh kembali ketempat semula, “Hee???!.. itu tidak berpengaruh padaku, karena aku sudah menitipkan sesuatu di dalam sana, lebih baik kau berhati – hatilah gadis cantik… huhh… Parasmu mengingatkanku dengannya, wanita yang kupuja puja seumur hidupku.” Tatapan matanya menatap sendu dan penuh kebencian secara bersamaan.

Selang beberapa menit gadis itu diam menatap salah satu ranting akhirnya…

Brreettzz

Layar monitor berubah menjadi semut semut kecil, buram.
Lalu mati dengan sendirinya.
Pria itu sudah menduganya,.



Kembali ke dorm


Gadis bersweter abu tua memandang pohon cemara di depan dorm, tempat tinggalnya.

‘Aneh’ batinnya berkata.

Memejamkan matanya sejenak, memfokuskan sesuatu.

‘Kamera? Pengintai?’ analisis Shinso.

“CCTV” gunam Somin pelan, lalu membuka matanya kembali.

Merogoh saku sweternya,… mengeluarkan sesuatu…
Pistol hitamnya yang Nampak aneh dari bentuk pistol umumnya..
Amunisinya bukanlah timah maupun besi, melainkan segumpal benda elastis yang terbuat dari getah pohon karet.

Selesainya di isi, Somin memposisikan pistol di genggamannya bersiap menarik pelatuknya dengan membidik sasaran yang akan di tembaknya.

Tussstt

Yang di duga CCTV tersebut kini tertutup plukat yang baru saja di tembakkan Somin.

Segera saja ia masukkan ke dalam sakunya.

Tak lama setelahnya, Nam Kyu, kakaknya datang menghampiri.

Hahh..
Hahhh..
Hahhhh

Nafasnya terengah.
Somin menatapnya datar seperti biasa.

Beberapa menit kemudian nafas Nam Kyu kembali normal dan beralih menatap adiknya, Somin.

“Kita masuk obati lukamu,” ujarnya lembut lalu menarik tangan adiknya pelan.

“Tunggu!” cegah Somin. Nam Kyu menatapnya cemas

“Lihat !” Somin menunjuk tempat CCTV temuannya itu yang di ikuti mata Nam Kyu.

Seakan tahu maksud tersebut, “Kita urus nanti, sekarang obati lenganmu dulu” ujarnya.

Lalu mereka berdua kembali masuk dalam dorm.







Votecom nya jangan lupa!!
Ketik bintang oke!!

HEROINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang