31

67 6 0
                                    


Triiingg
Triiiinggg

Trriingg..
Trrriinggg

Bunyi telephon terdengar..
Somin yang duduk di sofa dekat dengan telephon berdering tersebut diam acuh.
Suara langkah kaki mendekatnya, lalu mengangkat genggam telephon..

“Hallo…” ucapnya,

“Oh! Hallo tuan, saya ingin memberitahu bahwa idol TXT akan mulai kembali performnya setelah sekian cuti dari publik, banyak fans menanyakan kabar mereka, jadi kami memutuskan akan menjadwal berbagai tawaran acara TXT lagi,”

Somin masih diam tanpa bergeming,,,

“Baiklah itu bukan masalah, catat kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan mulai dari awal keberangkatan, paska dan sepulang acara.”

“Lalu setelah selesai saya kirim ke E-mail anda, bukan?”

“Tidak! Rekan saya yang akan mengambilnya ke tempat anda.”

“Baiklah nanti akan saya hubungi kembali.”

“Ya.” sambungan terputus, pria tersebut menatap gadis di sampingnya.

Somin yang merasa di perhatikan menolehkan kepala ke sampingnya tepat berhadapan dengan kakaknya, Hyun Jae yang baru saja mengangkat telephon tersebut.

Cukup lama terdiam,…

Hyun Jae menatap jengah adiknya, “Prince, tahukan?”
Respon yang di dapat hanya anggukan kepala.

“Kita bicarakan sekarang atau nanti sambil menunggu daftar aktivitas mereka?”

“Sekarang” jawabnya datar.

“Akan ku panggil mereka semua” Lalu Hyun Jae beranjak dari tempatnya.

Tak berselang lama member BTS, TXT, beserta saudara Somin berjalan dan duduk di tempat, ruang tamu.

Semua berkumpul, menunggu perintah sang ketua.

“Nam Kyu pergilah bersama Nari ke alamat yang diberi Hyun Jae.” Kedua orang yang di tugaskan pergi tersebut menerima alamat yang baru saja di catat Hyun Jae.

Membaca tulisan yang di terimanya lalu berdiri meninggal yang lainnya.

Berdehem sebentar, “Kita berkumpul membahas perform yang akan TXT hadiri,”

Menyimak serius menunggu kata yang diucapkan selanjutnya.

“Pesanku, berhati – hatilah dalam setiap bertindak, kita tidak akan tahu musibah apa yang akan kita hadapi selanjutnya, setiap pergerakan tubuh kita serta ucapan kita sedang diawasi oleh seseorang di sekitar kita dan kita tidak tahu siapa orang tersebut.” Ucapnya datar.

“Kalian berlatih memanah dan pertahanan diri bukan?” tanyanya.

Para member mengangguk serius.

“Lindungi diri kalian ketika salah satu dari kami lengah, aku akan memberi kalian masing – masing pistol mini…

“Tapi kami tidak ingin membunuh orang?!” Sarkas salah satu member TXT, Soobin memotong ucapan Somin.

Di rasa ucapan Soobin benar oleh member lainnya mengangguk setuju.

Somin menatap tajam Soobin seraya memegang pisau kecil kesayangnnya, Soobin yang melihat itu berkeringat dingin, takut.

“Tolong dengarkan hingga selesai baru kalian bertanya.” Ucap Misun datar.

“Aku ingin merobek mulutmu.” Senyum iblis terbit di wajah cantik Somin sambil memutar mutar pisaunya.

“Sudahlah, lanjutkan saja prince” Kyong Jee mengalihkan situasi yang mulai suram.

“Jika kalian tidak membunuh, apa kalian mau terbunuh?” Tanya Somin dan mendapat respon gelengan kepala.

“Tentu tidak. Gunakan pistol itu sesuai keadaan, seperti kataku tadi mau tidak mau kalian harus menarik pelatuk tersebut, tenang saja tidak bersuara seperti milik camp pelatihan kalian, amunisi akan ku isi sesuai ukuran pistol. Sudah itu saja.” Semua mengangguk paham.

Somin Nampak berpikir, “Di sekitar kita ada penghianat, jadi selalu waspadalah.”

Setelah mengatakan hal itu Somin beranjak pergi menyiapkan senjata mini rakitannya sendiri.

Saling lempar pandang lalu menatap Somin bingung...


+++++++++++


Di dalam mobil suasana hening tercipta.

Nam Kyu fokus menyetir mobil yang melaju di atas kecepatan rata rata pengendara umumnya.

Sedangkan Nari sibuk memainkan poselnya.

10 menit berlalu, mobil ferarry merah sampai di parkiran mobil milik perusahaan entertainment Big Hit.

Satu pegendara mobil keluar dari sisi kiri dan satu penumpang keluar dari sisi kanan mobil.

Berjalan beriringan menuju kantor Big Hit.

Ada salah satu petugas security menghampiri mereka, “Maaf, tuan dan nona ada keperluan apa datang ke sini?” tanyanya sopan.

“Kami berdua di utus pemimpin kami untuk menemui Manager Grup idol TXT.” Jawab Shin Nari datar.

“Apakah sudah membuat janji sebelumnya?” Tanya security itu menuntut kejelasan orang asing di depannya.

Keduanya mengangguk.

“Baiklah saya periksa keamanan kalian sebentar, tidak masalah bukan? Ini sudah prosedur dari perusahan.” Ijin security itu.

“Ya.” Jawab serempak keduanya lalu merentangkan tangannya dan security tersebut mulai memindai badan mereka menggunakan alat berbentuk seperti lempengan pemukul bola kasti. (yang kayak di tipi tipi itu lo aku gatau namanya).

Setelah di pastikan aman, baru mereka berdua diizinkan masuk oleh security tersebut.

Banyak orang berlalu lalang di dalam gedung, tanpa basa basi keduanya berjalan ke salah satu lift kosong dan pergi ke lantai 3 dan mencari ruangan milik manager TXT.

Tok tok tok

Nam Kyu mengetok pintu sebagai sikap sopannya.

“Masuk!” sahut dalam ruangan itu terdengar.

Pintu terbuka, nampaklah pria yang berdiri dari duduknya menghampiri tamunya.

“Silahkan duduk,” ujarnya serta tak lupa assistant nya.

“Ini catatan yang di minta, jika perlu sesuatu hubungi saja saya dan tolong lindungi mereka.”

“Sudah menjadi tugas kami, Sir.” Tegas Nam Kyu dan Nari.

“Baiklah,, kalian mau minum dulu atau langsung kembali?”

“Kami sudah di tunggu mereka, jadi kami akan langsung kembali.” Nari, datar.

“Hmm, kalau begitu mari saya antar sampai ke depan.”

Lalu mereka berempat pergi dari ruangan milik manager TXT, banyak pasang mata menatapnya bingung.

Ada juga tatapan memuja dari karyawan wanita yang melihat ketampanan Nam Kyu, jangan lupakan mata telanjang karyawan laki – lakinya yang terang – terangan menatap Nari seakan ingin menerjangnya dengan ratusan bunga untuknya.

Nari yang di tatap seperti itu bergidik ngeri, ah membayangkannya saja membuat seluruh tubuhnya merinding ‘Bunuh saja aku!’ batinnya meringis ngilu?.

“Terima kasih dan maaf merepotkan kalian.” Celetuk Manager.

“Ya tak apa, sudah menjadi tugas kami.” Jawab Nari.

Selesainya mengantar 2 bersaudara itu, segera berpisah dan pergi ke tempat parkir mobil mereka lalu melesat pulang ke dorm.





Vote dan comment masih di butuhkan!!

HEROINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang