Bab 4, Pasangan Prambanan

101 19 10
                                    

RJ merasa tidak harus terburu-buru mengkonfirmasi jawaban Bond pada Rad. Malah dia merasa tidak perlu. Sepertinya Bond jujur. Tapi, lepas hang out, dia menghubungi tunangannya.

RJ : Hi, there.

Rad BDento : Halo, Cantik

Balasannya langsung dia terima dan membuatnya tersenyum. Bukan, bukan jawabannya. Dia sudah terlalu sering dipuji, tapi kecepatan membalasnya yang membuatnya tersenyum. Seakan ponselnya bersiaga menunggu pesan darinya.

RJ : Ada yang mau aku tanyain nih.

RadBDento : Tanya aja.

RadBDento : Tapi gimana kalau nanyanya nanti aja?

RJ : Kenapa?

RadBDento : Sudah lama kita nggak kencan. Dinner tonight?

RJ : My pleasure.

RadBDento : Can't hardly wait. :*

Lagi-lagi RJ tersenyum manis dan anggun membaca akhir pesan itu.

RJ, Bond, dan Rad menjadi bangsawan bukan karena darah. Bangsawan karena darah hanya milik kerajaan saja. Mereka bukan keturunan para raja yang menyerahkan kerajaannya pada negara untuk bersatu menjadi negara republik. Mereka menjadi bangsawan karena materi. Di wilayah yang bukan kerajaan, uang lebih berpengaruh dari darah leluhur. Dan mereka bertiga berlebih di urusan itu.

***

Tanpa berdandan pun RJ sudah sangat cantik. Tapi seorang MUA tetap melukis wajahnya malam itu. Hanya make up minimalis untuk menegaskan kecantikannya. Rambut panjangnya digerai alami tanpa hiasan apa pun untuk menutupi punggungnya yang terbuka oleh gaun malam berwarna nude pink yang lembut jatuh di badannya. Tak lama PA-nya datang mengabarkan kedatangan Rad. Sentuhan terakhir dari MUA adalah setangkai mawar putih di telinga RJ.

Rad berdiri di tengah ruang ketika suara langkah menuruni tangga terdengar. Segera dia mendongak lalu tersenyum melihat kecantikan paripurna di depannya. Di ujung tangga, RJ berhenti melangkah menerima penyambutan Rad. Kecupan lembut di punggung tangannya.

"Kamu terlalu cantik untuk disentuh tangan hina ini, R." Dia mengecup lembut sudut bibir RJ lalu menyerahkan buket bunga. Tersenyum, RJ menerima dan membauinya.

"Thanks, Rad."

"Shall we go now, Cantik?"

RJ membalas dengan anggukan dan Rad langsung memberikan lengannya sebagai pegangan RJ. Mereka berjalan sebagai pasangan yang sangat serasi.

Kedatangan mereka di restoran disambut jajaran manajemen. Rad mengosongkan restoran tempat mereka berkencan sehingga semua petugas yang ada hanya bertugas melayani mereka.

Setelah beberapa saat, Rad membuka pembicaraan.

"Tadi mau nanya apa sih? Penting gitu?"

RJ mengedikkan bahunya. "Nggak juga sih. Cuma konfrmasi aja sebenarnya."

"Soal apa?"

"Beneran Bond sudah datang ke tempat kamu?"

Rad terkekeh sampai kepalanya mendongak. Dia sebenarnya ingin terbahak, tapi... ya begitulah kaum menak. Semua ada aturannya.

"Dia bilang apa ke kamu?" tanya Rad.

"Orang ke-PD-an."

"Bukan PD. Itu orang putus asa." Itu kesimpulan Rad.

"Masa dia bilang kamu nggak mau lepas itu artinya kamu ngizinin dia deketin aku langsung."

"Makanya aku bilang dia putus asa. Orang mau tenggelam, biar jerami kering pun dia raih dan menggantungkan harapan di jerami kering itu. Bond begitu."

Manusia Bodoh [16+ End]Where stories live. Discover now