Bab 23, Does Love Make Me A Fool?

205 29 25
                                    

Bab terakhir. Yeayyy....
Semangadddd, Bond.... 💪💪💪
Semangatin emaknya Bond juga ya. Tinggalin komen & jejak tjintah kalian di sepanjang bab.
Love you, My Lovely Readers. 😘😘😘

***

MENDEKATI jam 5, pekerja masih memasang bagian atap. Perjanjian dengan RJ adalah bangunan bisa ditempati walau belum layak. Meski begitu, Bond tetap mengusahakan membangun sebaik mungkin. Ketika bagian atap dikerjakan, ada pekerja yang mengecat dinding dan ada yang memasang lantai. Kompleks ini siap dan cukup layak dipakai.

Bond berkeliling ke semua bangunan. Jantungnya berderap makin kencang. Sisa tak sampai satu jam ketika dia melihat RJ berdiri gelisah.

"Lain kali jangan minta syarat yang bikin deg-deg-an gini dong. Jantung gue mau copot nih," ujarnya begitu sampai di depan RJ.

"Gue jadi pengin dudukin matahari biar nggak muncul."

"Nanti aja lu dudukin gue. Panasnya beda tipis. Celdamless tapi. Auch." Sebuah kerikil mengenai lengannya. "Oh, lu mau gue dudukin? Nggak masalah. Auch." Cubitan sakit tapi niq'mad kembali dia rasa.

Lalu mereka berdiri bersisian menunggu pekerjaan selesai. Tangan Bond memegang erat ponsel. Bersiap menunggu laporan. Beberapa menit menuju jam 6, denting pertama masuk. Sebuah foto bangunan muncul dengan caption, "aula done". Lalu menyusul foto-foto lain dengan caption lokasi bangunan. Beberapa detik menjelang pukul 6, semua chief sudah berkumpul di depan Bond.

Tepat pukul 6, sebuah mobil golf menghampiri, Bond mempersilakan RJ memeriksa semuanya dengan mobil itu dan dia sendiri yang akan menjadi supir.

"Gue mau cek pohon dulu." Mendengar itu, Bond melambai. Sebuah mobil 4FWD datang, mereka berganti kendaraan. Bond tetap menjadi supir. Yang lain ikut menyusul.

Sampai di base camp, Bond keluar dari mobil, lalu tangannya terentang, menunjukkan lokasi luas tempat timnya menanam sejuta pohon.

"Lu mau hitung? Nggak cukup seminggu kalau lu mau cek sendiri." Bond mengedikkan bahunya. "Percaya aja deh. Toh tanpa request itu tetap aja gue akan hijaukan daerah sini."

RJ ikut mengedikkan bahunya. Perhatiannya teralihkan ke sebuah area. Dia tidak tahu tanaman apa yang ditanam di area itu, tapi dari bentuknya, itu seperti kebun. RJ berjalan ke sana. Bond setia mengikut di belakang.

"Ini apa?" RJ menunjuk nampan-nampan plastik berlapis kapas dan ditaburi kacang hijau.

"Kalau dihitung semua, plus biji-biji ini, baru pas sejuta."

"Hah?" RJ terbelalak. "Jadi segala pohon toge lu tanam?" RJ mendelik sempurna.

"Syarat yang lu sebut pohon. Nggak sebut pohon apa. Monokotil, dikotil, perdu, merambat, dan sebagiainya, semua pohon. Termasuk pohon toge. Nanti kalau panen kita bikin bakwan. Di kebun," Bond menunjuk kebun di sampingnya. "Ada wortel dan kol. Kalau lu maksa mau pakai bumbu kacang ya bisa aja sih. Pohon cabe, tomat, kacang, dan bumbu-bumbu lain ada semua. Tapi saran gue lu tetap harus cobain vegetable waffle with cheese sauce. Ala Bond."

"Jadi kejunya dari sini juga?"

"Kalau mau siapin sapi its okay, karena keju itu protein hewani. Tapi kan syaratnya cuma menaman tanaman, bukan memelihara ternak. Jadi untuk keju beli di toko aja ya. Nanti gue bikinin lagi sausnya."

"Tapi setau gue bikin toge nggak begitu. Itu mah praktikum biologi." Dahi RJ berkeryit berusaha mengingat salah satu materi di mata pelajaran Biologi ketika sekolah.

Manusia Bodoh [16+ End]Where stories live. Discover now