Bab 7, Usaha yang Lain.

78 19 1
                                    

RADOVAN menjemput RJ untuk makan siang. Seperti yang RJ duga, pesannya sangat cepat dibalas dan Rad langsung mengajaknya pergi. Seperti biasa, Rad menjemput RJ dengan membawa buket bunga dan sejuta kata berbunga.

Hari masih siang, Rad membawa RJ ke taman bunga dan buah.

"Gimana cerita di sana? Kamu benar nggak nari?"

RJ menggeleng. "Penari yang aku bawa sempurna semua."

"Jadi kamu ngapain aja dong di sana?"

"Ya ngurusin tim tari lah." Sosok Bond mendadak muncul. Selama di sana, mereka sering bertemu, berbincang santai dan berdiskusi seru. Tapi mulutnya terkunci untuk mengatakan ini. Sangat berbeda seperti ketika Bond pertama hadir di hidupnya..

"Nggak ada cerita menarik lain di sana? Masa cuma ngurus kerjaan aja? Kan kamu di sana ketemu teman-teman juga. Squad apa?"

"Geulis Squad. Ya itu mah seperti biasa awewe kalau ngariung kayak apa. Kalau aku cerita tentang itu yang ada kamu nguap lalu tidur. Yaqin deh. Memang kamu mau dengar pembahasan drakor, fashion, dan ghibah-shibah seputar squad lain?"

Rad menggeleng cepat. Lalu ekspresi RJ seperti mengatakan, 'kan...'.

"Aku ketemu perwakilan negara lain. Mereka ngajakin kerja sama. Gantian bikin event...." RJ memajukan bibirnya, mencari kalimat. "... ya begitu-begitu deh. Seperti biasa kalau pameran internasional."

"Siapa aja tuh perwakilan negara lain yang ngajak kerja sama?"

"Kristof, Hans, Elsa, Ana dari Arandelle, Sangkuriang, Prince Adam dari Chateu Du Chambord, Malin Kundang, Aladdin—"

"Ceweknya mana?"

"Nyi Roro Kidul," lanjutnya setelah terinterupsi. "Itu, Elsa dan Ana." Mengingatkan.

RJ tidak menyebut Bond karena memang Bond tidak pernah menawarkan kerja sama seperti itu. Mereka memang membahas tari dan seni lain, tapi Bond hanya mengutarakan keinginannya melihat RJ menari, live.

Menanggapi pertanyaan Rad, RJ berkerut kening dengan sebelah alis terangkat. Pertanyaannya lebih menyerupai interogasi daripada bincang santai sepasang kekasih.

Kekasih?

Mereka memang bertunangan, tapi apa benar mereka kekasih? RJ berusaha mengingat, bila Rad mengatakan tiga kata keramat pasangan kekasih? Kembali, dia berkerut kening dengan sebelah alis terangkat.

Menyadari RJ curiga dengan pertanyaannya, Rad mengalihkan pembicaraan. Mereka berakhir di makan siang santai di bawah pohon rindang. Melanjutkan cerita dan tertawa akrab. Seperti sewajarnya sepasang tunangan.

***

Bond sulit berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Apalagi ketika melihat foto terbaru RJ dan Rad. Seakan dia ingin masuk ke foto itu dan mengacak-acak meja makan mereka, melempar botol wine ke muka Rad, lalu menjatuhkan vas bunga ke atas kepalanya.

"Phi-ay." Akhirnya dia memanggil PA masuk melalui intercom. Tak sampai berbilang menit yang dipanggil sudah duduk di depannya.

"How's Brojodento?" tanya Bond tak sabar.

"Gue masih nyari celah, Bos."

"Apa segitu rapatnya?"

"Ada yang gue pikir bisa kita masuki."

"Apa?"

"BroRD. Brojodento Reksa dana."

"Kenapa?"

"BroRD tanam saham di perusahaan yang bikin gue berkerut kening."

"Nggak usah ribet, setrika aja jidat lu."

Manusia Bodoh [16+ End]Where stories live. Discover now