SEPERTI beruang kutub berhibernasi di musim dingin, Bond tidur sampai melewatkan makan pagi, makan siang, dan makan malam. Perutnya yang kosong berteriak membangunkannya. Menggeliat, dia melirik jam di dinding, nyaris tengah malam. Duduk di tengah ranjang, dia melihat sekeliling kamarnya yang kacau termasuk dirinya sendiri yang masih bertelanjang bulat.
Perutnya berbunyi lagi.
Malas, dia beranjak dari ranjang, menyambar jubah tidur lalu berjalan keluar kamar. Di meja counter terhidang makan malam yang pasti sudah dingin. Dia membuka penutup piring saji satu per satu. Tidak ada yang menarik minatnya. Malas, dia malah membuat mi instan. Seorang pelayan datang tapi langsung dia usir. Dia membuat dua bungkus mi instan dengan tiga telur, sepuluh bakso, sekaleng kornet dan lima sosis. Semua itu dia habiskan sambil melamun di meja counter.
Setelah perutnya tenang, dia berjalan ke teras samping yang menjadi ruang makannya. Duduk di ayunan di sudut teras melanjutkan lamunannya. Lamunan tentang RJ bercampur rutukan kebodohannya.
Memang manusia selalu tersandung kerikil kecil dan tertabrak batu besar. Tidak ada cerita tersandung batu kali dan menabrak kerikil.
Dia tidak tahu angka berapa yang akan Rad sebut berikutnya. Hukum karma atas apa yang dia lakukan pada Rad sebelumnya. Terlalu terburu-buru karena merasa mengumpulkan seribu berkas adalah hal yang bisa dia kerjakan.
Aaarrrggghhh....
Haruskah dia melepas RJ?
Sebelah tangannya terkepal di depan bibirnya sementara giginya menggigiti buku jari ibu jari yang menempel di bibirnya. Teringat, sudah dua hari dia tidak mendengar berita dari luar. Pekerjaannya dua hari ini pun sama sekali tidak dia ketahui kabarnya. Malas, dia beranjak ke kamar hendak mencari ponselnya.
Kamar sudah kembali rapi dan ponsel ada di nakas. Menyambar ponsel, membanting bokong ke ranjang, lalu bersandar di kepala ranjang, malas, dia menyalakan ponsel. Berlomba-lomba pesan masuk. Setelah perlombaan usai, dia mencari chat PA. Chat dari siang.
Boss, sorry you have to hear this.
Sebuah tautan terlampir. Bond mengetuk layar, tautan terbuka. Tubuhnya menegang dan dia langsung menegakkan duduknya.
Radovan Brojodento mengumumkan secra resmi pertunangannya dengan RJ. Tanggal pernikahan akan diumumkan saat acara.
Demikian bunyi berita dari ghibahMedia.
Napas Bond memburu dan dia tidak sanggup menghentikan dengus kasar dari hidungnya yang memburu mencari oksigen. Bergetar, tangannya mencari nama RJ di list pesan. Tidak ada pesan dari RJ. Jarinya mengetuk nama RJ yang ketika terbuka hanya menampilkan pesan mereka yang terakhir. Undangan makan siang ke rumah ini.
Dia ingin mengamuk pada RJ. Tapi, ya Tuhan.... dia bukan siapa-siapa bagi RJ. Kekalahan akibat kesalahannya tentu sudah sampai ke telinga RJ. Apa yang ada di kepala RJ saat mengetahui kebodohannya? Terlihat bodoh adalah hal pertama yang dia hindari hadir di benak RJ.
Apa RJ akan menertawakannya seperti Rad yang terbahak begitu keras?
Kesal, dia tutup jendela pesan dengan RJ. Lalu melempar sembarang ponselnya. Setelahnya, dia membanting tubuhnya.
Dug.
Aduhhh...
Kepalanya terantuk kepala ranjang. Dia lupa posisi terakhirnya tadi tak bisa serta merta menjatuhkan dirinya ke belakang.
Sambil mengelus kepala bekas terantuk kepala ranjang, dia memaki dan mengasihani dirinya sendiri.
Lelah.
YOU ARE READING
Manusia Bodoh [16+ End]
RomanceTell me then, does love make me a fool or do only fools fall in love? -Orhan Pamuk- *** APA jadinya jika kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso ditarik ke era milenial? Bond--Bandung Bondowoso--baru saja mengakuisisi holding milik Prabu Boko sa...