Bab 15, Others Plan, Please...

65 20 2
                                    

RadBDento : Sebenarnya aku mau ketemu hari ini

RadBDento : Tapi kamu malam sekali baru pulang

RadBDento : Dari rumah Bond

RadBDento : Baiklah, besok aja kita ketemunya.

RadBDento : Yours or mine?

Pesan itu masuk begitu sinyal ponselnya normal. Kali ini dia meninggalkan rumah Bond setelah makan malam. RJ hanya bisa menarik napas malas. Rad tentu tahu ke mana dia menghilang seharian ini. Mungkin juga dia sudah tahu yang kemarin itu.

RJ : Yours.

***

Siang itu walau sangat enggan RJ pergi ke rumah Rad. Jika yang disebut rumah Rad adalah rumah-rumah yang ada di sinetron-sinetron ikan berlari, maka begitulah rumah Rad. Sejenis dengan rumahnya. Membosankan.

Pelayan mengantar RJ ke halaman belakang. Dari jauh dia melihat punggung Rad yang sedang berjongkok. Langkahnya semakin enggan menuju ke sana. Dan pemandangan yang dia lihat membuatnya terlonjak mundur beberapa langkah sambil menutup mulut.

"AH!"

RJ sungguh ketakutan. Badannya bergetar hebat, dia sampai harus menggapai mencari pegangan agar tak tumbang saat itu juga. Sebuah tiang lampu menjadi sandarannya.

Mendengar jerit ketakutan RJ, Rad menoleh, tapi tatapan Rad di mata RJ lebih mengerikan lagi. Senyumnya dingin. Beku tanpa ekspresi. Dan matanya... sorotnya terlihat menakutkan. Terlihat begitu dingin mendekati sinis dan sadis.

"Hallo, Cantik," sapa Rad sambil berdiri. Ketika langkahnya menuju RJ, tubuh RJ semakin gelisah. Berusaha menjauh, tapi begitu lemah tak bisa berdiri tanpa sandaran dan pegangan.

"What. The. Hell. Are. You. Doing. Rad?" RJ tidak berani menatap Rad, juga pada apa yang tadi dia kerjakan sambil berjongkok.

"What?"

Sebuah suara mencicit sangat mengganggu dan menakuti RJ. Dia sampai harus menutup telinga dan memalingkan wajahnya. RJ tahu sumber cicitan itu.

"Stop, Rad! Stop!"

"It's okay, Cantik. Sebentar lagi pencuri kecil itu mati."

"Kalau kamu mau bunuh, bunuh aja. Jangan disiksa seperti itu!"

Yang ada di tanah adalah sebilah bambu seperti tusuk sate berukuran besar tertancap di tanah dengan seekor tikus tertusuk dari kemaluan ke arah kepala. Tikus itu menggelepar kesakitan, semakin dia menggelepar dan dengan bantuan gaya gravitasi membuat tubuhnya semakin turun yang berarti semakin jauh bambu itu menusuk ke bagian atas tubuhnya. Tikus itu disula. Oleh Rad.

RJ tak mau membayangkan dari mana Rad mendapat ide penyiksaan seperti itu. Tapi tetap saja, bayangan tubuh tersula membuatnya mengingat satu tokoh. Dracul de Dracula, Vlad Tepes III. Mengingat itu, dia membayangkan Rad sebengis tokoh nyata yang difiksikan itu.

Tak sanggup, RJ melambai memanggil pelayan. Seorang pelayan mendekat, tapi begitu RJ berusaha menggapai ke arahnya, Rad mengusir pelayan itu. RJ semakin panik. Rad bermaksud menggantikan tugas pelayan, tapi RJ menolak dengan gelengan cepat dan keras. Terlalu takut.

"Tikus itu ngapain sampai kamu gituin, Rad?"

"Dia mencuri milikku, Cantik. Pencuri harus dihukum."

Seakan jantungnya lupa berdetak lalu lepas dari lobus kiri paru-parunya jatuh merobek diagfragma, tersangkut di lilitan usus halus, RJ semakin sesak dengan kalimat itu.

Apa maksud lain kalimat itu? Sisi batinnya yang lain berkata bahwa ucapan itu mengacu ke hal lain.

RJ masih berdiri bersandar di tiang lampu taman. Ingin pergi, bahkan ingin lari, tapi melangkah pun dia tak sanggup.

"Leave me alone, Rad. Please." Berbisik, memohon.

"Baiklah. Aku tunggu di ruang kerja aku ya." Dia melambai pada pelayan sebelum berjalan meninggalkan RJ. Bersamaan tikus itu mencicit lagi, yang membuat RJ menjerit tertahan.

"Bunuh dulu tikus itu. Cepat!" perintah RJ panik. Seorang pelayan lelaki datang dan mengerjakan perintah RJ ketika RJ dipapah pergi oleh dua orang pelayan perempuan. Tubuhnya sempoyongan. Dia benar-benar tidak bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

RJ tidak sanggup bertemu Rad. Dia harus menenangkan dirinya sebelum sanggup melihat wajah Rad. Apalagi menatap matanya. Tak pergi ke ruangan Rad, kepada pelayan yang memapahnya dia meminta diantar ke mobilnya. Dengan tubuh masih bergetar hebat, RJ pulang.

Sebenarnya ada tujuan yang ingin dia datangi. Tapi dia tidak mau memakai mobil ini. Begitu sampai di rumah, dia segera memesan taksi online. Kepada pelayannya, dia berkata, jika ada yang mencarinya, katakan saja dia sedang tidur dan tak mau diganggu. Pelayan tentu mengiyakan saja. Begitu taksi datang, dia pergi melintas batas negeri.

Sebuah rumah di pinggir ibukota New Penging menjadi tujuannya.

Sampai di rumah itu, RJ disambut oleh pelayan yang kebingungan ketika RJ dengan muka berantakan minta diantar ke gazebo. Lalu dia meminta kenari pada pelayan. Dengan kenari, dia memancing Koko dan Kiki datang. Tak lupa dia berpesan pada pelayan agar tak memberitahukan keberadaannya pada pemilik rumah. Dia sungguh ingin sendiri dulu. Saat ini dia ingin melarikan diri, menenangkan diri.

Dia membiarkan Koko dan Kiki bermain di badannya sementara dia masih harus menenangkan dirinya. Butuh beberapa saat sampai dia bisa tenang. Telentang di tengah gazebo dan kedua tupai masih menemaninya.

Kenari hampir habis. Sepasang tupai makin jinak. Ketika RJ perlahan bangun, tupai itu tetap saja bermain di tubuh RJ. Pun ketika RJ berjalan, Koko dan Kiki terus bersamanya. Seakan kedua tupai itu tahu bahwa RJ membutuhkan teman dan penghiburan, Koko dan Kiki tidak mau meninggalkan RJ. RJ meminta kacang kenari lagi, lalu dia masuk ke kamar Bond melalui kolam. Di sana dia merebahkan dirinya dan menebar kacang kenari di sekitarnya. Koko dan Kiki semakin setia menemani. Sampai akhirnya RJ jatuh tertidur, Koko dan Kiki tetap di sana.

***

Di tempat lain, di sebuah gedung di tengah kota New Penging, Bond yang gelisah tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Setengah mati dia bertahan, tapi selalu gagal. Sampai akhirnya dia menyerah, menyerahkan pekerjaannya pada PA lalu dia memilih pulang saat matahari masih bulat utuh di barat Bumi.

Sampai di rumah, dia disambut pelayan dengan wajah aneh yang semacam menggiring dia ke kamarnya sendiri. Di depan pintu kamar, pelayan itu meninggalkan Bond sendirian yang bertanya-tanya dengan jantung berdegub, ada apa di kamarnya?

Perlahan dia membuka pintu, dan pemandangan di depannya membuat hatinya menghangat. RJ yang bergelung di ranjangnya di antara taburan kacang kenari ditemani Koko dan Kiki di sampingnya yang berdiri dengan dua kaki. Melihat Bond datang, Koko dan Kiki bercicit lalu pergi. Seakan menyerahkan tugas penjagaan sang putri pada pangeran yang baru datang. Tugas jaga selesai, mereka kembali ke rumahnya.

Tersenyum, Bond berjalan mendekat ke ranjang. Melupakan Koko dan Kiki yang sudah sangat berbaik hati menjaga cintanya. Tak ingin mengganggu RJ yang tetap lelap, Bond berlutut di tepi ranjang. Hatinya semakin menghangat melihat wajah itu. Tapi kerut di sana membuatnya juga berkerut wajah.

Ada apa, R?

Dia yakin, pasti ada yang terjadi sehingga RJ berakhir seperti ini di ranjangnya tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Lama dia berlutut di sana, sampai akhirnya dia menemukan tempat terbaik menonton RJ tidur. Membiarkan RJ tanpa tersentuh sama sekali, dia berjalan ke sisi terbuka.

***

Bersambung

Manusia Bodoh [16+ End]Where stories live. Discover now