DI ruangannya, Bond dan PA serius memperhatikan sebuah video. Rekaman yang berhasil BeeCam ambil ketika RJ melabrak Rad. Selain memperhatikan percakapan dan ekspresi kedua tokoh di video itu, mereka juga memperhatikan hal-hal teknis. Memang tujuan mereka sebenarnya melihat video itu adalah untuk melihat hasil perekaman BeeCam. Bukan isi videonya. Yang penting adalah akibat video itu, bukan video itu sendiri. Dan akibat video itu sudah ada di TV dan media lain.
Radovan Brojodento dan Roro Jongrang batal menikah.
"RJ apa kabar?" tanya Philla ketika Bond tetap tekun memperhatikan data-data di layar PC.
"Baik. Kali." Mungkin. Bond tidak tahu pasti. "Gue belum pernah hubungi dia lagi sejak terakhir itu."
"Dan kapan waktunya yang terakhir itu?"
"Pas RJ ketemu Rad."
Philla mendengus lalu membanting pulpen di tangannya ke meja. Dan konsentrasi Bond pun terganggu. "Apa maksudnya itu?"
"Maksudnya?" Alis Bond bertemu di tengah. "Ada juga gue yang nanya. Apa itu maksudnya perbantingan pulpen?"
"Kenapa jadi slow motion gini? Itu sudah seminggu lalu, Boss."
"Eh, Uphill, gila amat gue langsung maju pas mereka putus. Yang ada gue disangka petunor."
Berita pembatalan pernikahan Rad dan RJ memang menjadi trending topic, headline news, breaking news, viral, dan lain sebagainya. Tapi dari semua berita yang berhasil Philla kumpulkan, tidak ada satu pun berita yang menjelaskan alasan pembatalan itu. Rad serius menutup rapat identitasnya dan (sepertinya) RJ tidak ambil pusing. Mereka sepakat bahwa ketidakcocokan menjadi satu-satunya alasan.
"Ya nggak harus maju ke medan perang gitu juga kali, Boss. Mainkan taktik lah. Masa lu nggak ada kontak sama sekali setelah kejadian acara."
"Ya buat apa? Gue kasih waktu buat RJ menenangkan diri. Biar gimana dia cewek, pasti ada rasa malu karena batal nikah."
"Nah, di situ lu sok iye-nya." Mata Philla mendelik dengan tangan tertahan dari menoyor dahi bosnya. Dia tidak sesemena-mena itu pada Bond.
"Gimana?"
"Lu temenin dia dong." Suara putus asanya seakan mengatakan alangkah bodohnya kau, Bond. "Dia terpuruk gitu malah lu cuekin," lanjutnya lagi.
"Gue nggak cuekin. Gue ngasih waktu." Bond masih bersikukuh dia di jalan yang benar.
"Yakin dia butuh waktu? Bukan butuh teman?"
"Yakin dia butuh teman? bukan butuh waktu?" Bond bertanya membalik pertanyaan Philla.
Philla membuang napas. "Ribet nih urusannya."
"Lu yang bikin ribet." Bond kembali menekuri layar PC.
"Boss, gue cewek, gue tau apa yang gue mau dalam situasi kayak gini."
"Apa?"
"RJ mungkin nggak butuh teman. Terlepas dia marah, malu, dan kecewa, gue yakin dia baik-baik saja. Tapi gue juga yakin, dia butuh ketegasan lu sebagai cowok yang kemarin berharap banyak ke dia."
"Maksud lu?"
"Ya dia batal nikah, berharap jadian sama lu, tapi lu meneng bae kayak kura-kura sakit gigi. Sudahlah lama, lemot pulak nggak ngomong apa-apa."
"Sejak kapan otak kura-kura ada di giginya?"
"Bond..." Mendesis dengan tangan menapak di meja, Philla siap menggebrak. "Gue tigarius. Serius."
"Lu serius apa tigarius sih?"
"Bandung Bondowoso!" Giginya rapat.
"Ya buat apa gue tegasin lagi? Gue nyaris bangkrut demi dapatkan dia. Kurang jelas apa soal itu?"
YOU ARE READING
Manusia Bodoh [16+ End]
RomanceTell me then, does love make me a fool or do only fools fall in love? -Orhan Pamuk- *** APA jadinya jika kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso ditarik ke era milenial? Bond--Bandung Bondowoso--baru saja mengakuisisi holding milik Prabu Boko sa...