Episode|18

2.8K 322 45
                                    

***

Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian, aku langsung membaringkan tubuh diatas ranjang, menatap langit-langit kamar yang sedikit rusak.

  "Ini mengejutkan." gumamku.

Aku yakin, Bella tidak tenggelam karena terpeleset atau semacamnya, namun ia sengaja menceburkan dirinya. Dan itu pasti ada alasannya, apakah karena meninggalnya Aryan? Hmmm cukup masuk akal. Tapi... Bella tidak selemah itu, bukan hanya karena ia ditinggalkan seseorang, lalu ia mencoba mengakhiri hidupnya, tidak mungkin. Dia tidak bodoh. Pasti ada alasan lain yang membuat dirinya mencoba untuk bunuh diri. Tapi apa?

Dan soal teman-teman gadis ini. Apakah mereka benar-benar tidak mengetahui bahwa Bella memiliki seorang kakak? Kematiannya masih baru bukan? Ini aneh.

  "Aku harus mencari tahu lebih dalam masalah ini. Aku harus menemukan kebenarannya!" gumamku lagi.

   Cklek

Pikiranku buyar saat mendengar suara pintu terbuka. Aku langsung beralih duduk, menatap keberadaan Ibu nur.

  "Makan dulu yuk!" ajak Ibu nur.

Tanpa sepatah katapun aku langsung turun dari ranjang, menuju meja makan. Karena otakku yang bekerja terlalu keras, sehingga aku melupakan perutku yang sudah mengamuk karena kelaparan.

Sesampainya di meja makan, aku langsung menyeret bangku dan mendudukinya. Menatap makanan dimeja lalu beralih menatap Ibu nur. Wajahnya yang sedikit keriput, rambutnya yang mulai beruban, tatapan matanya yang bersinar, senyumannya yang lembut. Aku tidak bisa membayangkan begitu menderitanya Ibu nur jika kehilangan gadis sematawayangnya ini pada malam itu.

  "Hey! Ayo dimakan."

Aku sedikit tertegun saat Ibu nur melambaikan tangannya di hadapan wajahku, "eh, i-iya," ucapku lalu menatap piring yang diberikan olehnya, dan kembali menatap Ibu nur.

"Dimana makanan Ibu?" tanyaku. Apakah dia tidak makan? Piringnya masih kosong.

  "Kamu makan duluan aja."

Aku mengernyitkan alis, "apakah kita sudah kehabisan beras?"

    Ibu nur tertawa kecil saat mendengar pertanyaanku itu.

  "Nggak kok, beras masih banyak. Kamu tenang saja." jawabnya.

   "Kalau begitu, ayo kita makan bersama! Tidak enak jika aku makan sendiri." ucapku.

Ibu nur kembali tersenyum lalu mengangguk, "kamu ini... Oke deh, ayo kita makan bersama." ucapnya, lalu mengambil makanan dan menyimpan keatas piringnya.

   "Selamat makan." lanjutnya, aku mengangguk sembari tersenyum kecil. Kami makan dengan tenang, hanya suara dentingan sendok dan piring yang terdengar.


________

Setelah makan malam tadi, aku segera berpamitan pada ibu nur untuk pergi ke kamarku. Kembali menidurkan tubuhku sembari melamun memikirkan tentang cerita ibu nur tadi.

   "Mengapa Aryan menggunakan nama palsu di Amerika?" tanyaku pada diri sendiri.

   "Apakah disana terlalu berbahaya?"

   "Atau jangan-jangan... dia buronan?"

Tidak mungkin, jika dia buronan, dia akan ditangkap lalu ditahan. Bukan mati.

  "Hah atau jangan-jangan dia bunuh diri? atau bisa jadi dia dibunuh!" tebakku asal. Aku penasaran, banyak pertanyaan dibenakku yang membutuhkan jawaban.

CASSABELLA { jiwa yang tertukar }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang