Episode|12

3.6K 424 20
                                    

***

  "WHATTT???"

Aku meringis memegangi kedua telingaku yang hampir meledak karena suara Hilman, pria itu berteriak tepat disampingku.

  "Hilman bikin kaget aja ih!" ujar Pinka kesal sembari memukul pelan lengan atas pria itu. Ia duduk disamping Hilman disisi satunya lagi, jadi ia pun dapat merasakan apa yang aku rasakan.

  "Hehehe maaf atuh! Sok lanjutkeun, Bel!"

Aku, Pinka dan Ariana memutar bola mata kesal. Sangat menyebalkan sekali pria satu ini.

  "Tapi lo gak kenapa-kenapakan? Tiara gak sakitin lo kan?" ucap Ariana mengembalikan topik pembicaraan yang tadi sempat terpotong.

  "Tidak." jawabku singkat.

Sekarang kami berada disebuah tempat makan yang cukup mewah, setelah pulang sekolah kami mampir terlebih dahulu ketempat ini untuk makan.

  Aku sudah menceritakan kejadian ditoilet tadi kepada mereka bertiga. Namun ntah mengapa reaksi mereka begitu mengejutkan seakan-akan wanita yang bernama 'Tiara' itu adalah musuh terbesarku. Dan setelah ketiga manusia ini menberitahu tentang hubunganku dengan 'Tiara' , aku jadi mengerti mengapa mereka begitu menghawatirkanku saat bertemu dia.
   Tiara Cantika Isyana gadis dengan kepercayaan diri yang tinggi, sombong tingkat akut, dan suka mengusik ketenangan hidup orang-orang kecil—termasuk Bella. Gadis itu sangat membenci Bella. Dengan kedua dayangnya ia selalu membully Bella, membuat malu gadis ini. Dimanapun dan kapanpun.

  "Bella lo harus lebih hati-hati lagi sama si Tiara." ujar Hilman dan diangguki oleh Pinka.

  "Iya, Bel. Tiara itu cewe ganas! Garang! Sadis! Kejam! Ihhh takuttt." ucap Pinka dengan ekspresi seperti menakuti.

Aku tertawa renyah melihat tingkah gadis itu, "kau terlalu berlebihan Pinka. Bagiku Tiara itu hanya hama pengganggu yang harus ku singkirkan,"

  Pinka dan Hilman saling tatap.

"Lihat saja nanti jika dia berani melukai diriku. Akan ku patahkan tangannya." ucapku tersenyum miring, sembari mengepalkan tangan kananku kuat diudara, membuat Pinka meringis takut.

"Gileee... ini baru Bella yang gue suka. Pemberani!" ucap Ariana bangga. Aku hanya memasang muka sombong.

   "Lihat gadis lugu selama jiwaku berada ditubuhmu, jangan harap semuanya akan sama seperti dulu. Jangan salahkan diriku jika kepribadianmu akan berubah 180°."

---------

  Menyebalkan. Sangat menyebalkan. Jika begini jadinya aku tidak akan pernah setuju untuk ikut ketempat makan ini. Ketiga manusia itu telah meninggalkanku sendiri disini. Disisi jalan, seorang diri.

Pinka. Gadis itu pulang terlebih dahulu karena papahnya yang terus menelpon dirinya untuk segera pulang. Sedangkan Ariana, dia sudah meminta kakaknya untuk menjemputnya dengan motor. Dan Hilman, pria itu harus pergi ketoko kue milik mamahnya yang berlawan arus dengan arah rumahku. Dan sekarang tinggalah aku seorang diri. Aku jadi curiga jika mereka sudah merencanakan semua ini sebelumnya.

  "Ck dimana mobil angkot berwarna merah itu?" gumamku kesal.
  Karena sedari tadi aku sedang menunggu mobil yang diberitahu Ariana untuk kutumpangi. Namun jangankan mobil , manusia saja tidak ada. Mungkin karena hari yang mulai larut, bahkan tempat makan yang kita datangi pun sudah tutup.

CASSABELLA { jiwa yang tertukar }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang