Episode|17

2.6K 344 11
                                    

***

"Sekali lagi terima kasih banyak nak Bella." ucap wanita yang bernama Lili itu, atau lebih tepatnya, ia ingin aku memanggil dirinya dengan sebutan 'Tante Lili'. 

"Sama-sama." jawabku sembari tersenyum.

Saat ini, aku sedang duduk dibangku panjang disisi jalan, menemani Tante Lili dan anaknya—yang bernama Anna, menunggu mobil yang datang menjemput mereka. Dikhawatirkan jika kedua penjahat pecundang itu datang lagi.

  "Dan.... Soal sebutan 'Ela' tadi, saya minta maaf." lanjutnya lagi, mengingatkan ku pada kejadian itu.

  "Tidak masalah. Tapi jika boleh tahu, siapa Ela? Apakah dia ada hubungannya denganku?" tanyaku penasaran. Pasti ada satu alasan, gadis kecil itu memanggilku dengan nama Ela.

Wanita anggun itu melirik kesamping, menatap anaknya. Lalu tersemyum ramah.

  Ia membenarkan rambutnya, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya, "Rachela, atau sering kita panggil Ela adalah gadis ceria, elegan, lembut, penyayang, polos, dia selalu memberikan senyuman pada orang-orang sekitarnya. Dan dia... adalah tunangan anak saya." jelasnya, ekspresi wajah Tante Lili menggambarkan seakan-akan ia sedang membanggakan mendali yang ia dapatkan dari sebuah perlombaan besar.

  Wanita itu menatapku lamat sembari tersenyum, "dan tentang apa hubungan kamu dengan dia," wanita itu menghela nafas sejenak, perkataannya menggantung membuat aku tambah penasaran.

   "Tidak ada hubungan diantara kalian, tapi kamu sangat mirip dengannya."

  Tiiitt tiiittt

Mobil hitam mengkilap telah berhenti dihadapan kami. Tante Lili langsung berdiri dengan menggandeng tangan kecil anaknya. Aku ikut berdiri, masih bingung dengan perkataan wanita itu.

  "Boleh saya meminta nomermu?" tanyanya sembari mengulurkan benda persegi panjang itu kepadaku.

Aku menatap benda itu, lalu beralih pada Tante Lili, "maaf, tapi aku tidak memiliki benda itu." 

Wanita itu langsung tertegun mendengar jawabanku.

"Oh maafkan aku. Ternyata masih ada remaja yang tidak memegang hp dizaman seperti ini." ucapnya lalu memasukan kembali benda persegi itu kedalam tas, namun ia tak kunjung mengeluarkan tangannya, ia terlihat sedang mencari sesuatu didalam tasnya itu. Setelah didapat, ia mengeluarkan kertas kecil dan memberikannya padaku.

  "Ini alamat rumah saya. Saya akan senang jika kamu berkunjung kerumah. Rumah sata akan selalu terbuka untuk orang seperti kamu." ucapnya sembari tersenyum ramah.

Aku menatap kertas yang berada ditangan wanita itu, lalu mengambilnya perlahan.

  "Terima kasih. Akan aku usahakan untuk mengunjungi rumahmu." kata ku membalas senyumannya.

  Wanita itu tersenyum lalu berbalik akan masuk kedalam mobil, ia menyuruh anak kecil itu untuk masuk terlebih dahulu. Namun sebelum masuk ia berbalik menatapku.

  "Dadah Kak Ela, eh- maksud Anna. Dadah Kak Bella." ucap nya dengan suara cempreng. Aku tertawa kecil saat melihat tingkah menggemaskan gadis itu, ia langsung menutup mulutnya karena salah menyebutkan namaku.

CASSABELLA { jiwa yang tertukar }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang