***
"Oek..aku tidak mau menaiki benda sial itu lagi sampai kapanpun!" ucapku lemah.
Benda yang bernama mobil itu benar-benar membuat kepalaku pusing. Awalnya aku sangat senang karena akan menaiki benda aneh itu namun setelah benda itu melaju kepalaku terasa sangat pusing dan perutku terasa mual.
Untung saja mobil itu sudah berhenti, buru-buru aku keluar dan memuntahkan isi perutku. Rasanya lega sekali. Namun kepalaku masih pusing, untuk berjalan pun aku tidak kuat. Sehingga Pinka dan Ariana memapahku untuk berjalan ntah kemana. Aku tidak peduli, yang aku pikirkan sekarang hanya ingin membaringkan tubuhku.
"Ayok nak bawa masuk Bella, hati-hati!" perintah ibu itu sembari membuka pintu dari kayu yang sudah sedikit rapuh. Sepertinya kita sudah sampai ketempat tujuan.
Pinka dan Ariana membawaku masuk kedalam rumah itu, lalu aku mengedarkan pandanganku mencari sofa atau sebagainya yang bisaku duduki. Didepan sana ada sofa kecil yang sudah usang dan hanya muat untuk 3 orang saja. Buru-buru aku menduduki sofa itu.
"Ahhh ya ampun aku sangat pusing sekaliii." ucapku sembari memegangi kepalaku dan menyenderkan tubuku. Sofa ini sangat keras, apa yang membuatnya menjadi keras. Masabodolah yang penting sekarang aku dapat beristirahat.
Lalu aku menselonjorkan tubuhku disofa, aku akan beranjak tidur. Aku benar-benar lelah hari ini, banyak hal-hal yang tidak aku mengerti. Pertama aku dikejar oleh kelompok Nirma dan didorong dari atas tebing. Kedua saat aku terbangun, aku berada ditempat yang sangat aneh. Ketiga jiwaku berada dalam tubuh seseorang yang tidak aku kenali sama sekali. Sudahlah aku ingin melupakan semua itu sejenak.
"Tante kita pulang dulu yaa, nanti sore kita kesini lagi kok." Itu suara Pinka, sepertinya mereka akan pergi. Syukurlah, mungkin tidurku tidak akan terganggu karena keberadaan mereka.
"Kalian ga mau minum dulu gitu?kalian pasti capek." ujar ibu tua itu.
Aku tidak tahu lagi apa yang mereka bicarakan, karna mataku sudah tertutup rapat dan aku sudah berada dialam bawah sadar. Berharap saat aku terbangun, aku sudah berada dikamarku sendiri.
_______
Aku mengerjapkan mataku perlahan, apakah aku ada dikamarku sekarang?apakah aku berada diisitana?apakah aku sudah kembali kekehidupanku yang sebenarnya?
"Wahh bener sih setuju AHAHAHA!" ucap seseorang.
Aku mengenali suara itu. Itu suara Hilman, teman pria gadis ini. Tunggu, berarti?
Aku menghela nafas gusar lalu bangun dari tidurku menjadi duduk. Yah aku masih berada di tempat yang sama, dengan orang-orang yang sama pula. Tidak ada yang berubah selain waktu, sepertinya ini sudah sore. Seperti janji mereka tadi siang mereka akan kembali disore hari.
"Eh Bella udah bangun." ujar Pinka saat melihatku terbangun.
Aku yang sedang melamun pun langsung tersadar dan menatap orang-orang yang sedang duduk melingkar dilantai bersemen yang hanya berlapiskan karpet tipis. Aku tidak menjawab perkataan Pinka.
Aku mengedarkan pandanganku melihat keseliling ruangan ini. Sangat kecil, kotor dan tidak rapih. Ini tidak layak untuk ditinggali. Bahkan ruangan ini tidak sama besarnya dengan gudang istana kerajaan. Apakah ini rumah gadis yang bernama Bella itu?
"Ini rumahku?" tanyaku kepada mereka.
Mereka saling tatap dengan ekspresi kebingungan. Ariana berbisik pada Pinka dan Hilman, ntah apa yang ia bisikan. Lalu mereka bertiga beranjak menghampiriku dan duduk dibawah, aku yang tidak enak hati pun turun dari sofa dan ikut duduk dilantai .
"Oke, Bella kayaknya lu bener-bener lupa ingatan." ujar Ariana, "tapi tenang kita bakal bantu buat dapetin ingatan lu lagi." lanjut Ariana sembari tersenyum menaik turunkan alisnya. Dan diangguki oleh Pinka dan Hilman.
Aku mengernyitkan alis tidak mengerti. Sebenarnya aku ini bukan lupa ingatan tetapi jiwa dalam diriku telah tertukar dengan jiwa gadis ini. Ingin sekali aku berbicara seperti itu namun mereka pasti tidak akan mempercayaiku sama sekali.
"Jadii....." Ariana mulai bercerita namun aku tidak tertarik untuk mendengarkannya. Lebih baik aku memikirkan bagaimana caranya aku bisa kembali ke kehidupanku yang dulu. Aku tidak suka tempat ini sangat berisik dan panas.
Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah aku benar-benar bertukar jiwa? Namun mengapa?mengapa harus diriku? Dan dimana jiwa gadis ini, dan juga... DIMANA TUBUHKU SEKARANG? Aku baru menyadari itu, bagaimana jika tubuhku tidak ditemukan, lalu dia membusuk atau dimakan hewan buas yang ada dihutan. Atauu jiwa gadis ini telah merasuki tubuhku? Tidak, aku tidak boleh membiarkan semua itu terjadi, bagaimana jika dia menyalahgunakan tubuhku?
"BELLA!" teriak serempak mereka bertiga.
Aku yang sedang melamun terkelonjak kaget, lalu menatap mereka kesal, mengapa wajah mereka seperti marah padaku.
"Bella bener-bener ih, arurang keur carita oge, si eta mah kalakah begong te pararuguh."(Bella bener-bener ih, kita lagi cerita juga, dia mah malah ngelamun ga jelas.) ucap Hilman . Namun aku tidak memperdulikannya lantaran aku tidak mengerti apa yang pria itu ucapkan.
"Iyaa ih Bella kita lagi cerita juga biar ingatan kamu balik lagi" ucap Pinka sembari cemberut, terlihat sangat lucu.
Sekarang aku mengerti mengapa mereka menatapku marah. Mereka sedang bercerita tentang kehidupan gadis ini namun aku tidak mendengarkan mereka.
"Ma-maafkan aku, aku tidak fokus tadi. Apa yang kalian ingin ceritakan tentang gadis ini?" ucapku, mereka menatapku bingung. Aku menatap balik mereka satu persatu, apakah ada yang aneh?
Ah aku mengerti apa yang membuat mereka menatapku bingung, "maksudku, ceritakan kembali tentang kehidupanku." ralatku.
Mereka bertiga langsung ber-oh kecil dan mengangguk mengerti, lalu bersiap untuk bercerita kembali. Kini aku akan mendengarkan cerita mereka, mungkin saja aku akan mendapatkan sedikit petunjuk.
...
Bersambung!
Hayoo mau kemana?vote dulu dong. Biar tambah semangat aku nulisnya.
- maacih 😄😽
KAMU SEDANG MEMBACA
CASSABELLA { jiwa yang tertukar }
Fantasia"Hey! Apa itu GOBLOG?" Cassandra Morrigane seorang putri raja dari kerajaan Calaska yang pemberani dan tak kenal rasa takut, sangat mencintai dunia perang, handal dalam menggunakan panahnya, benci pada peraturan kerajaan, dan selalu bolos saat se...