02

585 58 0
                                    

Terbaring di atas kasurnya pada jam 7 malam adalah hal yang sangat jaran Ara lakukan di kesehariannya. Di jam itu biasanya iya masih aktif aktifnya entah itu bermain king atau hal lainnya. Pandangannya tertuju keluar jendela sedikit tersenyum ketika kembali teringat memori tentang jika dengan tepung terigu di seluruh wajah gadis itu.

Sejak mereka masih berstatus mahasiswa baru, ara sangat membenci gadis itu. Bukan bukan seperti yang kalian juga alasan kenapa sampai dia membenci gadis itu. Ara membenci gadis itu hanya karena satu alasan. Yessica Tamara adalah cinta pertama Amirah Fatin. Tentu saja gadis itu tidak tahu. Kok bisa? Ya karena sahabatnya itu terlalu penakut dan pengecut. Untuk menyapa saja harus sampai meminta bantuannya.

Dan ya, arah sudah mengetahui hal ini sudah 2 tahun lebih, membuat dia berada di posisi friendzone. Entah apa yang ada dipikirannya. Mencintai orang yang jelas-jelas mencintai orang lain. Miris, sahabatnya itu hanya menganggapnya sahabat tidak lebih.

selalu seperti itu, tapi entah Akhir-akhir ini, dia mulai merasa terhibur dengan sikap jahilnya kepada Chika, the love of her best friend. Ada sesuatu yg aneh dan menarik di dalam mata gadis itu, dan bisa jadi itu alasan kenapa Mira sampai jatuh hati padanya. Ternyata gadis itu manis juga....

So, belakangan ini Ara berusaha untuk lebih mengenal Chika... Siapa yg tahu kan? Maybe someday dia akan menemukan alasan untuk melepas Mira pergi ke pelukan Chika dan berbahagia dengannya. Dan dia pastinya akan tetap berperan sebagai sahabat yg supportif.

Ah kasian banget sih Lo Ra. Pikirnya sebelum kembali teringat dengan momennya dengan Chika, tanpa sadar senyuman itu kembali menghiasi wajahnya. Baru setelah ia sadar tersenyum sendiri, Ara segera menampar wajahnya.

"Ah...kenapa jadi senyum gue? Aneh emang..." Ucapnya pada diri sendiri, sebelum akhirnya berdiri, menggelengkan kepalanya, berharap hal itu bisa menghilangkan pikiran tentang gadis itu, yg tentu tidak berhasil.

Kemudian beranjak duduk di depan konsol gamenya dan mulai memainkannya. Kamarnya sengaja ia  jadikan seperti mini arcade.... Di sana kamu akan bisa melihat peralatan games, screen, dan beberapa peralatan yang biasa kita temukan.

Saat itu tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, nampak sosok Mira yg menatapnya dengan mata yg nampak memendam masalah. Ara menaikkan alisnya, bertanya pada sahabatnya.

"Kenapa Lo?" Hanya dua kata itu tapi mengandung banyak makna

Mira mengendikkan bahunya dan menghela nafasnya, akhirnya menyampaikan uneg-unegnya. Ara yg mendengarkan terkejut, bagaimana tidak sahabatnya itu baru saja menggambarkan soal pernikahannya.

Ara terdiam sejenak, tidak bertanya lagi, helaan napas keluar dari mulutnya, kemudian meminta sahabatnya itu untuk meninggalkan nya, karena sepertinya ia butuh udara segar.

Tapi sebelum Mira benar2 pergi dari sana, Ara memberanikan diri untuk menyampaikan isi hatinya, yg bisa jadi akan membuat hubungan keduanya agak runyam.

"Bisa nggak sih, gue aja yg Lo pilih? Mungkin kedengarannya aneh, tapi sumpah gue beneran suka sama Lo sudah sejak lama..." Kalimat itu keluar dari gadis yg sudah putus asa, yg sebenarnya tak pernah berniat tuk disampaikan. Sesedih itulah dirinya saat ini.

Mira tentu tidak bisa menjawab apa-apa. Dia hanya bisa menunduk dengan perasaan bersalah, tahu bahwa sekali lagi ia menyakiti hati sahabatnya sendiri.

Ara menepuk lembut kepala Mira, kembali memperlihatkan senyuman meski nampak menyedihkan. "Hei, gue baik kok...sana pulang dan tidur nyenyak. Setidaknya itu bisa membantu Lo...kalau memang berat, datang saja ke gue, oke? Gue siap jadi pendengar yg baik...hanya nggak sekarang ya?"

Saat Mira tak lagi di sana, pertahanan Ara runtuh, wajahnya tak lagi tersenyum, sangat jauh berbeda dari beberapa waktu yg lalu, ironi kehidupan ya gini, sejenak bahagia, seditik berikutnya bersedih. Anehnya, dia tidak hanya memikirkan nasibnya sendiri, pikiran tentang Chika juga datang kepadanya.

Ara segera mengambil jaketnya, kemudian berlari keluar rumahnya, di tengah pekatnya malam di kota itu, ia berharap bisa menemukan sosok gadis yg sangat ingin di temuinya saat itu juga....




DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang