06

387 37 1
                                    

Tepat di sebuah bangunan sekolah, seorang gadis tengah berdiri di depan gerbang. Entah kenapa rasa gugup itu tiba-tiba melanda dirinya. Ini kali pertamanya ia berkunjung ke negara ini, karena sejak kecil ia tinggal di Amerika. Bahkan ia pun tak tahu alasannya sampai ia bisa berbuat sejauh ini. Oh iya benar, alasannya hanya satu.


Amirah Fatin


Gadis itu masih berada pada posisi yg sama yaitu depan gerbang sekolah, ragu, apakah harus masuk atau pergi saja dari sana. Entahlah ia tidak yakin.

Saat benar-benar yakin, dia tidak berani masuk ke dalam, gadis itu segera berbalik dan berjalan pergi. Tapi langkahnya terhenti karena kini seorang gadis tengah berdiri tegak di depannya, lengkap dengan cengiran Khas gadis itu.

"Oh? Murid baru ya?" Tanya gadis itu. Penampilan gadis itu tampak acak-acakan, tidak seperti anak sekolah pada umumnya.


Entah siapa gadis ini?

Tak menggubris gadis itu, Celine kemudian melanjutkan langkahnya. Baru saja ia akan melewatinya. Gadis itu tiba-tiba berteriak memanggilnya.


"Woi, Ci Celine!" teriakan itu tidak terlalu keras tapi cukup kedengaran hingga jarak 2 meter jauhnya. Tentu itu membuat Celine berhenti melangkah kemudian berbalik menghadap gadis yang baru saja memanggilnya. Bagaimana gadis itu bisa tahu namanya?



Gadis yang tengah berhadapan dengannya kini, tengah memegang sesuatu di tangannya lalu tiba-tiba melemparkan benda itu padanya.

"Red lipstick.....Cici benar-benar sudah tambah umur ya? Sampai nggak ngenalin gue sekarang....?"


Mendengar suara itu lagi, seakan ingatan Celine berputar kembali, berusaha menemukan jawaban siapa gadi itu. Masih dengan tangan yg memegang Lipstick tadi, entah kapan jatuhnya benda itu, Celine segera memasukkan nya kembali kedalam tas. Kemudian kembali menatap gadis itu.

"Ya kenal lah...Zahrah Nur kaulah kan? Pewaris Kaulah Grup" ucapnya, tidak percaya dengan apa yg keluar dari mulutnya.

Tentu saja, ia pasti tahu gadis itu. Karena gadis itu selalu saja muncul di pemberitaan, jadi topik hangat, terutama dalam dunia bisnis. Anak itu sangat berbakat dan sangat menjanjikan di dunia bisnis. Well, setidaknya itu yg sering ia baca dan dengar dari berita-berita.

Ara, yg tengah menatap ke arah Celine di buat terkejut dengan jawaban gadis itu. Sedikit membuatnya frustasi.

"Yah! Jangan bercanda deh ci....? BENERAN NGGAK INGET GUE?!"

"Aku ingat kok" ucap Celine, menghela napasnya. Ingatan tentang gadis itu seketika kembali.


"Kamu nggak pernah berubah sama sekali ternyata, dasar anak nakal...."


Ekspresi Ara seketika melunak dan dengan cepat pula berubah menjadi keras. Tidak seperti sebelumnya, gadis itu tiba-tiba saja berbalik dan pergi meninggalkan nya.

Tapi sebelumnya benar-benar menghilang dari hadapan Celine, Ara sekali lagi berteriak, cukup keras tuk di dengarkannya.

"Mira lagi di gedung sana. Kalau mau ketemu dia, sana pergi. Tapi please, jangan buat kacau semuanya....tunggu, Cici sudah melakukan itu sih dengan datang kesini"

*****

Seperti yang disarankan ara, Celine kemudian pergi ke arah bangunan yang di tunjuk ara tadi untuk mencari Mira. Agak kesusahan untuk menemukan gadis itu karena sekolah ini benar-benar luas dari bayangannya.

Sampai ia kembali ke loby bangunan utama sekolah itu, terlihat sosok gadis yg dari tadi ia cari tengah menatapnya dengan wajah terkejut.


"Mira...." Ucap Celine


"Ci Celine..."


Seperi magnet, Celine dengan cepat berjalan ke arah gadis yg sudah dua bulan ini sangat ingin di temuinya. Ini mungkin pertemuan pertama mereka setelah sekian lama. Tapi rasa sukanya pada gadis itu sama sekali tidak berkurang. Bahkan bukan cuma itu....ada hubungan lebih dalam lagi di antara mereka.

"Ke-kenapa bisa disini sekarang? Harusnya kan dua pekan lagi?"

Celine bisa merasakan keterkejutan Mira. Nada bicara gadis itu tidak terlihat welcom padanya, seperti tak menginginkan dirinya ada di sana.



Seperti dia telah mengacaukan sesuatu yg sudah gadis itu rencanakan.

Sepeti kedatangannya justru menyakiti gadis itu.




"Ke-kenapa....? Aku datang cepat karena pengen ketemu kamu...kamu nggak senang?" Tanya Celine gugup. "Ma-maaf kalau begitu. Aku nggak maksud. Ya sudah aku balik duluan ya...sorry..."

Dia sadar saat itu juga, kalau kedatangannya hari ini sama sekali tidak dihargai. Apalagi sikap Ara tadi padanya dan sekarang Mira. Celine pikir ia telah membebani gadis di hadapannya, karena itu ia  putuskan untuk segera pergi dari sana.

Akan tetapi, sebuah tangan menarik pergelangan tangannya lalu menariknya. Tangan itu kemudian menautkan kedua tangan mereka.

"Ja-jangan....maaf...ci celine....aku tadi cuma....."

Saat itulah perasaan Celine tak terbendung lagi. Dengan cepat ia mendaratkan sebuah kecupan manis di pipi gadis yg sangat ia cintai dan rindukan, meski sudah lama sekali mereka tidak bertemu...
















DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang